30. Terlihat sempurna

468 35 2
                                    

Keduanya masih asik saling bersahutan, bahkan Mark telah mendorong Rose kesudut tembok, untuk menguncinya disana, Rose tidak keberatan, tangan milik Rose pun sudah dinkalungkannya keleher milik Mark, keduanya begitu menikmati.

Hingga akhirnya pintu kamar terbuka, Rose dan Mark melepaskan pagutan mereka, ketika keduanya menoleh, Soya sedang tersenyum manis ke arah mereka, dengan langkah kecilnya Soya mendekat ke arah Mark.

Mark sedang sibuk mengelap bibirnya yang diyakini tertinggal bekas lipstik milik Rose, karena Rose mengenakan lipstik Dengan warna merah yang mencolok.

"Pagi," ucap Mark dengan senyumnya, kemudian hendak mencium Soya, tapi Soya terlebih dahulu memundurkan langkahnya.

Mark menggaruk tengkuknya, "Kenapa? Morning kiss,"

Soya terkekeh, "Aku belum sikat gigi, pasti mulutku sekarang sangat bau,"

"Aku juga baru bangun," ujar Mark, Soya memperhatikan wajah Mark ini memang terlihat baru bangun, rambutnya juga begitu berantakan.

Sesudah itu Soya membalikan badannya, hendak menuju kamar mandi, tapi cekalan di tangannya membuatnya terpaksa membalikkan badannya.

"Kenapa?"

Rose menatap Soya dengan dalam, "Makasih buat pengertian nya, aku mau balik kerumah,"

Soya mengedarkan pandangannya setelah itu kembali menatap Rose, "Ah silahkan, aku akan selalu berusaha mengerti apapun yang kalian lakukan bahkan di belakang aku,"

Mark yang berdiri di belakang Rose mentautkan alisnya, berusaha untuk mengerti ucapan Soya, "Maksudnya?"

Soya mengabaikannya dengan kembali berjalan menuju kamar nya, sebelum kembali masuk kedalam kamar Soya membalikan badannya sesaat, "Ah iya, Mark lebih baik antar gadis mu kerumah, pastikan dia aman,"

Mark dan Rose saling menatap satu sama lain saat pintu kamar telah tertutup, tapi setelah itu Mark langsung meraih kunci mobil dan juga jaketnya, "Gue anter kerumah,"

Ketika hendak membuka pintu Rose menahan nya, "Kamu disini, pasti Soya akan mikir macam-macam soal kita,"

"Gue harus pastiin lo aman,"

Rose mengangguk, "Aku tau maksud kamu baik, tapi kali ini biar aku yang selesai in semuanya sendiri,"

"Kalau ada apa-apa lo bisa hubungi gue,"

∆∆∆

Soya memejamkan matanya tubuh nya mulai merosot di bawah shower, tangannya terangkat untuk meremas rambutnya sendiri, air matanya di biarkan keluar berlomba-lomba, rasanya seperti ada beban yang jatuh di kepalanya, begitu sakit saat ini hatinya melihat orang yang disayang sedang bercumbu dengan gadis lain.

Soya melihat semuanya, Soya mendengar semuanya, karena bertepatan dengan itu Soya ingin keluar untuk membuat sarapan, tapi pintu yang dibukanya secara perlahan membuatnya harus melihat dan mendengar hal yang sama sekali tak ingin Soya tau, begitu menyakitkan.

Teringat jelas bagaimana semalam Mark meyakinkan bahwa Mark akan memilih Soya dibandingkan dengan Rose, tapi sekarang apa? Mark bahkan membalas ciuman gadis itu, Soya merasa semua yang di lakukan saat ini adalah kebodohan, Soya merasa ucapan Mark semuanya hanya sebuah harapan kosong.

Semua yang di ucapkan Mark hanya sampai dibibir.

Samapi kapan Soya harus mengerti seperti ini? Menahannya dalam diam, seolah-olah semua baik-baik saja.

Soya kembali memukuli kepalanya dengan kepalan tangannya, mengapa dirinya begitu bodoh. Bagaimana pun juga Rose adalah masa lalu penting yang akan tetap penting bagi Mark, bahkan saat Soya sudah ada disisinya.

the REASON! (COMPLETE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang