11. DEFENSE

756 66 4
                                    

Vote terlebih dahulu

----

Mark POV.

Aku hendak memasuki ruangku, namun sebuah tangan menarik tanganku, aku pun menoleh dan mendapati Aninda sedang menatap Soya tak suka, tapi ketika aku melihat Soya wajahnya sama sekali tak tampak seperti takut, malah seperti tak perduli akan tatapan Aninda.

"Mark Gue mau bicara sama lo," ucapannya dengan tatapan mata mengarah padaku, aku pun balik menatapnya.

Aku melirik Soya sesat, setelah itu aku kembali merengkuhnya, agar Aninda merasa sudah tak ada tempat untuk kembali berbicara padaku "Maaf, gue udah nggak punya urusan sama lo,"

"Lo pasti ninggalin gue karena cewek ini kan? Kurang apa gue di mata lo? Gue bahkan sudah memberikan segalanya buat lo, dan sekarang lo tinggalin gue seakan-akan gue cewek Murahan di luar sana,"

Aku melihat sekeliling, ternyata kamu telah di tatap semua karyawan ku, aku pun menarik lengannya untuk keluar dari kantor, setidaknya aku ingin menghindari tatapan para karyawan yang ingin tahu, aku berhenti saat sudah berada di parkiran, disinilah tempat yang sangat jarang terlihat orang berlalu lalang.

Aku melepaskan tangannya, "Mark Gue suka sama lo, apa lo nggak bisa suka sedikit aja sama gue? Gue cuma mau lo balas perasaan lo ke gue ,itu aja."

Kedua tangan terangkat untuk menyentuh bahu Aninda, "Gue udah bilang sama lo kalau gue nggak suka sama lo, lo itu cuma buat senang-senang,"

"Tapi gue suka sama lo, tulus,"

"Come on Aninda, jangan buat lo semakin terlihat murahan di depan gue, lo udah terlihat murahan saat lo tiba-tiba datang dan bilang kalau Soya alasan gue ninggalin lo, karena sejujurnya dari awal gue nggak pernah suka sama lo," aku menghentikan ucapanku sesaat, "lo itu selalu beranggapan kalau gue suka sama lo, lo juga selalu beranggapan kalau semua orang tertarik sama lo, tapi nyatanya enggak, gue bahkan sama sekali nggak nyimpen perasaan apapun sama lo," lanjut ku lagi.

Aninda jatuh terduduk, "Mark kalau gitu gue mohon biarkan gue tetap ada disisi lo, se tidaknya gue bisa sedikit merasa senang."

Sejujurnya aku kasihan padanya, Kini Aninda benar-benar terlihat murahan saat di depanku, dia jauh berbeda dari yang aku kenal dulu, "Nggak perlu mohon sama gue, gue tetap nggak suka sama lo, lebih baik lo pulang, jangan pernah muncul lagi di hidup gue, karena gue tetap akan menjawab sama, gue nggak akan Pernah suka sama lo,"

Aku memilih meninggalkan nya, yang kini masih terduduk dengan memeluk tubuhnya sendiri. Jika tau seperti ini aku tidak akan pernah bermain dengan Aninda, gadis ini benar-benar keras kepala.

Aku kembali memasuki kantor, beberapa karyawan sepeti biasa menyapaku, akupun membalas sapaannya, sesampainya di depan pintu aku membukanya perlahan, aku melihat Soya tengah duduk di sofa dengan ponsel yang ada di genggamannya.

"Siapa tadi?" Ucap Soya dengan pandangan mata masih terarah pada ponselnya, aku pun memilih duduk di sampingnya, "Orang nggak jelas," kataku seadanya.

"Mantan lo kayaknya, balikan aja, dia kayaknya masih suka banget sama lo," katanya lagi, pandangannya kini teralih pada wajahku.

"Bukan mantan, dia aja yang beranggapan gue suka sama dia, karena nyatanya gue nggak pernah suka sama dia,"

Soya mengangguk.

"Kok bisa? Cewek mah nggak mungkin bilang kayak gitu, kalo dia benar-benar nggak punya ikatan,"

Aku mengacak-acak rambutnya, "Lo tau apa soal hubungan? Gue bisa pastiin kalau lo nggak pernah pacaran, benar?"

the REASON! (COMPLETE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang