46. Ini menyenangkan

445 38 8
                                    

HAPPY Reading guys 😍
Vote terlebih dahulu yes 🤗

---

Soya POV

Aku, Mark dan Tante Jannyta tengah menunggu ibuku turun dari pesawat. Aku dan Mark telah merencanakan beberapa hal yang akan kami lakukan hari ini, semoga saja ibuku mau ikut berlibur.

Tak sengaja sepasang mataku melihat Tante Jannyta tengah memegang kepalanya, tampak sedang menahan sakit lebih tepatnya. Dengan cepat aku langsung menghampirinya yang berada di sebelah Mark.

"Tante, temenin Soya kekamar mandi ya?" Kataku untuk mencari alasan dan untungnya Tante Jannyta langsung mengangguk dengan cepat.

"Nggak sendiri aja? Masa Eomma mau di bawa-bawa, nanti malah nyusahin kamu," Kata Mark saat aku hendak mendorong kursi rodanya.

"Aku mau lebih dekat sama Eomma kamu. Oh iya nanti kalau ibu aku udah keluar, tunggu sini aja, aku nggak lama di kamar mandinya,"

Akhirnya Mark mengangguk pasrah, saat itu juga aku langsung memilih untuk segera enyah dari pasangan Mark. Ketika aku sudah cukup jauh Tante Jannyta langsung terburu-buru membuka tasnya untuk mengeluarkan obat yang biasa di minumnya.

Aku berhenti di samping pintu masuk kamar mandi. Tante Jannyta terus menggenggam erat tas yang ada ditangannya. Apakah segitu sakitnya? Aku memutuskan untuk menggenggam tangannya, aku juga ingin merasakan sakit yang dirasakan, aku tak ingin Tante Jannyta merasakan rasa sakitnya sendiri.

Aku selalu membayangkan bahwa selama ini Tante Jannyta sakit sendirian tanpa ada yang tau penyakitnya. Pasti ini sulit untuk nya, bersikap seakan semuanya baik-baik saja. Tak kuasa aku menahan air mataku, air mata yang selalu ingin keluar saat aku teringat semuanya, kini air mata ku luluasa keluar dihadapannya.

Tante Jannyta harus hidup lebih lama untuk kami, Tante Jannyta harus terus sehat agar dapat melihat Mark hidup bahagia bersama ku. Aku harap Tuhan berpihak padaku kali ini.

"Kamu jangan nangis," Tutur Tante Jannyta saat sakitnya telah hilang. Tangannya terus menggenggam tanganku dengan erat.

Aku terus memperhatikan wajahnya dengan menahan rasa sakit yang sejujurnya aku tak mampu menahannya sendiri. Tante Jannyta kini tersenyum padaku, senyuman yang menunjukkan seakan semuanya baik-baik saja saat ini.

"Tante harus terus sehat. Tante harus hidup lebih lama dari Soya," kataku dengan menahan air mataku.

"Tante akan berusaha hidup lebih lama dari kamu, Tante akan berusaha hidup agar Tante bisa liat kalian bahagia,"

Aamiin.

∆∆∆

Dari kejauhan aku melihat ibuku sedang berbincang dengan Mark. Tanpa sadar aku tersenyum, aku bersyukur kedua orang itu bisa begitu dekat.

"Tante senang, Mark bisa dekat dengan ibumu," kata Tante Jannyta.

"Iya tante, Soya juga senang,"

Sesampainya aku dan Tante Jannyta dihadapan ibu, dengan cepat ibu langsung melakukan cipika-cipiki dengan Tante Jannyta. Aku tersenyum memperhatikannya, sampai tiba-tiba ada sebuah lengan yang memeluk tubuhku dari samping, kakian tau pasti siapa dia. Mark.

Akhir-akhir ini aku sangat menyukai sentuhan yang di berikan nya. Mulai dari hanya menggenggam tangan, mengusap rambutku hingga memelukku seperti ini.

"Ibu, kita nggak langsung ke hotel ya? Kita jalan-jalan dulu. Gimana? Sekalian pengenalan bagaimana Mark dan Tante Jannyta," tanyaku. Membuat ibu langsung mengangguk dengan cepatnya.

the REASON! (COMPLETE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang