25. Orang lama

554 34 0
                                    


Aku minta maaf, selama ini cerita mungkin kurang menarik, banyak typo, aku tuh bukan orang yang teliti dengan typo's yang bertebaran di mana-mana, soalnya aku juga udah ngerasa kalau aku nulis semuanya bener, Eh pas di cek 😂 mana typonya parah banget. Fyi, keyboard aku otomatis, misalnya aku nulis salah biasanya di benerin, tapi kadang benerinnya bukan kata-kata yang aku mau😂😂😂

Kapan-kapan aku benerin cerita ini

Udah itu aja...

Happy reading❤

---

Matahari bersinar dengan teriknya, kini kedua pasangan kekesaih tengah menikmati sarapan di salah satu toko makanan yang letaknya tak jauh dari apartemen Mark, Mark kali ini meminta Soya untuk ikut sarapan dengannya di luar rumah, agar keduanya merasa tak jenuh.

"Makan disini nggak papa kan?"

Soya mengernyit, "Ya gapapa, emang kenapa?"

Mark melihat sekeliling, "Aku cuma takut kamu nggak nyaman aja sama suasana makan disini,"

Soya terkekeh, laku tangannya menggenggam tangan milik Mark, "Semuanya akan baik-baik aja selama ada kamu disini, aku juga sering makan di tempat kayak gini sama Jihoon."

Awalnya Mark memasang wajah senang, kini senyuman yang menghiasi bibirnya luntur saat Soya menyebut nama Jihoon.

"Nggak usah cemberut gitu, kan aku cuma teman, lagian aku pilih kamu buat jadi pelabuhan aku,"

Mark mengangguk lalu mulai menerima makanan yang baru saja disajikan oleh pemilik toko, satu mangkuk nya di geser kepada Soya, Soya menerimanya dengan senyuman yang terukir di bibir mungilnya.

"Aku penasaran sama kamu, diliat dari mananya ya kalau kamu dulu model,"

Kini pandangan Mark terangkat ke arah mata Soya, "Mereka bilang aku punya ekspresi wajah yang bagus, aku bisa mengatur wajahku jadi sangat senang, atau jadi sangat sedih, aku pandai memainkan beberapa karakter,"

Soya tampak mengetuk jarinya beberapa kali di atas meja, "Kalau sekarang kamu lagi memainkan karakter atau yang sekarang ini asli kamu, bukan karena ingin memainkan karakter,"

Mark tersenyum, "Tentu ini asli aku,"

Soya tersenyum lalu mulai memakan makanannya dengan tenang, sesekali Soya melirik Mark yang juga sedang makan lalu tersenyum malu, Soya selalu berfikir bahwa Soya sangat beruntung memiliki kekasih seperti Mark, sudah tampan, baik, kaya dan juga berkarisma, gadis mana yang mampu menolak pesona milik Mark? Rasanya hampir semua gadis akan tergila-gila karena Mark.

"Lirik-lirik terus, aku udah tau kalau aku itu tampan,"

Soya yang tertangkap basah melihat Mark langsung menutup wajahnya dengan kedua tangannya, menurutnya ini memalukan, Soya juga sudah merasa bahwa dirinya sudah melihat secara diam-diam, tapi mengapa Mark bisa tau? Apakah Mark punya Indera ke-enam? Ah Soya tak tau apa-apa.

Mark meraih tangan Soya yang ada di wajahnya, agar tidak menutupi wajah cantiknya, "Kamu kalau mau liat muka aku bilang, nggak usah diam-diam gitu, kesannya kayak kamu itu penguntit, padahal kan kamu pacar aku,"

Blushing.

"Mark jangan kayak gitu,"

"Kenapa emang?"

Soya memegangi kedua pipinya, "Aku malu,"

"Aku suka muka blushing kamu, rasanya kayak pengen di kecup gitu,"

Soya memukul bahu Mark, "Apaan sih, Yaudah ayo berangkat kerja, nanti kesiangan,"

Mark menghampiri penjual lalu membayar makanan yang mereka pesan, Soya pun keluar dari toko terlebih dahulu, menunggu Mark di luar adalah pilihan nya, ketika Soya sedang menunggu Mark, Soya melihat sekeliling, pandangannya terhenti ke seorang laki-laki yang menatapnya tak suka, Soya terus memperhatikan nya, memastikan apakah gadis itu melihatnya atau karena ketidak sengajaan, karena Soya tak mengenal laki-laki itu.

the REASON! (COMPLETE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang