21. it's not Funny

530 44 0
                                    


Soya POV

"Tiga, Go!" Mark melepaskan tangannya dari bahuku untuk membalikkan badan, aku pun dengan cepat menerima kue ulang tahun dari Lalisa, yang sembunyi di balik tembok kecil pembatas.

Dor!

Satu balon di pecahkan oleh teman sekantor ku.

Mark langsung berbalik badan menghadapku yang memegang kue ulang tahun yang lilinnya bertuliskan 24.

Kami semua menyanyi lagu selamat ulang tahun, termasuk aku, aku tersenyum sambil berjalan mendekat kearah Mark yang menatap aku dengan pandangan bingung.

"Make a wish, Mark!" Kataku saat kami semua telah selesai menyanyikan ucapan selamat ulang tahun, pandangan Mark terarah pada kue yang aku pegang, setelah itu kembali menatap mataku.

"Maksudnya apa?" Tanya Mark, aku mengernyit heran, pasalnya Mark kini menatap ku dengan tatapan marah.

"Surprise Mark, sekarang kamu kan tambah umur, kita semua mau merayakan, ini ide aku, hebat kan?"

Mark tersenyum miring, "hebat kata kamu?"

"I..Iya hebat, aku berhasil buat kejutan buat kam--,"

Mark menepis kue yang ada di tangan ku dengan kasar, sehingga kue itu terbentur dinding dan hancur, aku memperhatikan kue itu sesaat. Sakit!

"Ini nggak lucu! Apalagi hebat! Gue nggak suka kalau lo kasih kejutan dengan cara ini, lo tau? Betapa paniknya gue saat tiba-tiba lo telpon gue ngos-ngosan? Suara lo gemetar? Gue takut lo kenapa-kenapa, dan sekarang semuanya bercanda? Cuma buat kasih surprise buat gue? Apa gue minta sama lo buat kasih gue kejutan? Nggak kan? Jangan pernah bermain bodoh seperti ini, kalian terlalu tua buat kejutan seperti ini, apalagi dengan cara main-main dengan nyawa orang." Ujar Mark dengan nafas yang memburu, aku tak berani menatap matanya lama, aku takut. Aku hanya berniat membuat kejutan untuknya, aku cuma mau ulang tahun nya kini berkesan.

"Aku nggak tau kalau kamu nggak suka kejutan, maafin aku."

Mark melonggarkan dasinya, "Dengerin gue baik-baik, gue nggak pernah bilang juga nggak suka kejutan, tapi bukan berarti gue suka dengan cara lo kasih kejutan kayak gini, apa lo nggak mikir betapa paniknya gue? Gue bahkan bawa mobil ibarat nya taruhan nyawa, dan lo? Ah sial!"

Mark kini berjalan meninggalkan aku dan yang lain, Lalisa menghampiri aku lalu menepuk bahuku berkali-kali, yang lain pun sama menepuk bahuku beberapa kali. "Nggak usah di masukin ke hati, mungkin dia cuma lagi emosi,"

Aku langsung berlari menyusul Mark yang telah berjalan jauh di depanku. "Mark tunggu," jeritku, tapi Mark tetap melangkah dengan langkah lebarnya, aku tetap berlari mengejarnya, tapi ketika dekat mobil BMW hitamnya Mark hendak masuk kedalam mobil tapi aku terlebih dahulu meraih tangannya, "Mark maafin aku,"

Mark melepaskan tanganku, tapi aku tetap meraih tangannya lagi. "Mark aku cuma mau kamu dengerin semuanya, setelah itu kamu bebas mau marah atau engga."

Mark terdiam.

"Masuk." Ucapnya lalu langsung masuk kedalam mobil, aku menghela nafas setelah itu memutari mobil untuk masuk pintu samping.

Ketika di dalam mobil pandanganku terus menatapnya, aku takut jika memulai percakapan terlebih dahulu, walaupun sebenarnya aku ingin menyampaikan alasan mengapa aku melakukan kejutan seperti itu.

"Kasih penjelasan nya sekarang, jangan cuma liatin gue," katanya tanpa menoleh padaku.

Aku menghela nafas, "Maafin aku buat sebelumnya, aku cuma mau kasih kamu kejutan, karena selama ini aku nanya semua karyawan kamu dan ternyata kamu belum pernah merayakan pesta ulang tahun, jadi aku mau ngelakuin itu buat kamu, sebagai pacar kamu juga aku mau akulah gadis yang tebaik di antara mereka," Mark menepikan mobilnya untuk berhenti, kini pandangannya terarah kepadaku.

the REASON! (COMPLETE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang