17. LIKE ME?

642 49 0
                                    

Mark POV

Hari telah berganti, karena kantor masih di liburkan aku memilih untuk diam diri dirumah sambil melihat Soya yang sibuk memasak dan membersihkan rumah seperti saat ini. Saat aku membuka mata Soya telah menyiapkan makanan di meja makan, entah jam berapa Soya sudah bangun dan sempat menyiapkan makanan.

"Soya, nanti ke atas gedung ini yuk?"

Soya meletakkan sapu yang ada di tangannya, aku rasa Soya telah selesai menyapu, kini langkah kakinya menuju tempat di mana aku duduk. Lalu dia duduk di sampingku.

"Panas kali di atas, liat apa di luar, panas banget, ogah item gue," katanya, sambil menyandarkan kepalanya pada bahuku, aku melihatnya sesaat, lalu tersenyum. Kamu sudah masuk Soya.

"Nggak, di atas ada genteng nya, gue minta di kasih bangunan kecil buat nenangin pikiran,"

Soya tampak menimbang ucapanku, setelah itu dia mengangguk, "Boleh, kapan? Mau sekarang?"

Aku bangkit dari duduk setelah itu menarik lengan Soya, "Ayo,"

Setelah sampai di sana aku dan Soya duduk di kursi yang terbuat dari kayu, aku merentangkan tangan kiri ku, setelah itu aku meraih badan Soya agar bersandar pada bahuku, Soya tak membantah, jadi aku tidak perlu dengan nya.

"Gue baru sadar Ya," kataku, Soya mengangkat kepalanya untuk menatap wajahku, aku menatapnya balik.

"Sadar apa?"

Aku memegang wajahnya dengan kedua tanganku, Soya hanya diam. "Gue baru sadar lo cantik banget, bibir lo, alis lo, mata lo, hidung lo, gue baru sadar semuanya tampak sempurna ditubuh lo, tapi sangat di sayangkan lo pendek,"

Awalnya Soya tersenyum saat aku memujinya, tapi saat aku mengatakannya pendek, Soya langsung memanyunkan bibirnya, "Ngeselin, selalu kayak gini, awalnya doang manis, akhirnya pahit."

Aku tertawa sambil mencubit kedua pipinya, "Tapi cewek pendek juga ada untungnya, bisa pas di dalam pelukan, bisa dengan mudah cium keningnya,"

Soya langsung mengalihkan pandangannya, aku tau Soya sedang malu akan ucapanku.

Setelah itu kami saling diam, menikmati hembusan angin yang menerpa wajah kami, memang dengan cara seperti ini lah aku bisa menenangkan pikiranku saat masa laluku kembali menampakkan dirinya. Aku kembali teringat masa itu, aku kembali teringat bagaimana sakitnya aku saat itu, bagaimana aku berusaha bangkit dari keterpurukan ku saat itu. Dan kini? Dengan tak tau dirinya dia kembali menampakkan dirinya dan meminta ku untuk kembali? Ah lupakan.

"Mark," panggil Soya, membuat lamunanku buyar.

"Iya?"

Aku melihat Soya memainkan ujung bajunya, "Itu, gue mau ngomong serius sama lo,"

Kini aku menegakkan tubuhku, seolah aku telah siap menghadapi ucapan seriusnya, "Oke, silahkan,"

"Gue,,, gue mau bilang sesuatu sama lo, tapi jangan Ketawa ya?"

Jangan ketawa?

Memang ada hal yang lucu?

"Oh oke gue usahain nggak akan ketawa,"

"Gue rasa, gue udah... udah suka sama lo,"

Aku mengedipkan mata ku beberapa kali, masih mencerna apakah yang di ucapkan Soya Memeng benar? Apakah ucapan Soya tidak ada unsur lain? Atau kah ini hanya sebagian kecil permainannya?

"Suka gue?"

Tanya ku memastikan.

Soya mengangguk ragu,

the REASON! (COMPLETE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang