29. DIFFICULT

555 32 1
                                    

Mark POV

Setelah aku mendapat kabar dari salah satu karyawan ku, aku langsung turun bersama Soya, aku ingin tau siapa yang datang menemui ku, padahal hari ini aku tidak ada jadwal pertemuan dengan siapapun.

Apakah Jihoon? Apakah Jihoon ingin merebut soya dari ku? Jika memang itu terjadi aku harus apa agar Soya tetap berada di sisiku?

Atau

Apakah pemilik Airlangga Grup? Kenapa dia begitu keras kepala? Aku sudah berkali-kali menolak semua permintaannya, jika ini menyangkut masalah keluarga aku juga sudah berkali-kali menolaknya, aku sudah tak ingin berhubungan dengan laki-laki itu.

Aku menghentikan langkahku, aku menoleh sesaat, Soya masih setia dengan senyuman di bibirnya, tangannya pun masih melingkar di pergelangan tangan ku.

"Kenapa?" Tanya Soya.

Aku mengelus puncak kepalanya, "Gapapa,"

Perlahan aku membuka pintu ruanganku, Soya masih setia berjalan di sampingku, tapi ketika aku melihat sofa, aku melihat seorang gadis tengah menatap ku dengan tatapan sedih, tak berselang lama gadis itu berlari kepelukanku.

"Rose? Ada apa?" Tanya ku padanya, dengan masih berusaha melepaskan pelukannya, tapi pelukannya enggan aku lepas.

Aku melihat ke samping, Soya masih melihat ku dengan tatapan tidak mengerti, apa yang harus aku jelaskan padanya? Aku masih mendengar Rose menangis dengan tersedu-sedu, aku tak bisa membiarkan Rose terpuruk seperti ini, tapi aku juga tidak bisa melihat Soya seperti ini.

Akupun membalas pelukan Rose, sebelah tanganku meraih tangan Soya, aku menggenggamnya dengan erat, setelah itu aku menatap matanya, memberitahu nya agar keluar sebentar. Awlamga Soya hanya diam memperhatikan aku dan juga Rose, aku terus berusaha meyakinkan bahwa ini akan baik-baik saja, Soya menghela nafasnya perlahan, setelah itu mengangguk lalu keluar dari ruangan ku.

Kini Rose melepaskan pelukannya, matanya masih terus mengeluarkan air mata, jika dulu dia menangis aku akan berusaha jadi orang pertama yang akan membersihkan air matanya, tapi sekarang? Aku sudah tak pantas melakukan nya, setelah apa yang Rose perbuat pada ku saat itu.

Pandanganku masih terarah padanya, aku menunggu Rose mengucapkan sesuatu padaku cukup lama kami saling pandang, aku memutuskan untuk membantu Rose agar duduk di sofa kembali.

Rose terus menggenggam tanganku dengan sangat erat, aku tak tau masalah apa yang menimpanya saat ini, tapi yang aku tau Rose bukan gadis yang mudah menangis saat ada masalah. Ini masalah yang rumit.

Dengan hati-hati aku melepas tangannya, "Ada apa?"

Rose kini menatap mataku, tangannya terangkat untuk menghapus air matanya, "Jackson mau cerai sama aku,"

Cerai? Haruskah seperti itu? Bahkan aku sudah merelakan keduanya untuk bahagia, aku sudah membiarkan masa lalu itu berada di belakang dan sekarang apa? Haruskah aku melihat akhir hubungan Rose dengan Jackson seperti ini? Jujur ini sangat sulit untukku sekarang.

"Karena apa?"

Rose menggeleng.

"Ini pasti ada yang salah, selama ini lo baik-baik aja kan sama dia? Mungkin emang komunikasi antara kalian kurang, tapi gue yakin kalian baik-baik aja,"

Kini Rose menggenggam tangan nya sendiri, "Aku harus apa?"

Aku tidak tau.

Aku tidak bisa memberi solusi saat ini.

Pikiranku saat ini hanya ingin gadis di hadapan ku harus baik-baik saja, tapi aku harus apa? Aku masih ada Soya, Soya masih bersama ku.

"Lo pulang kerumah gue dulu buat beberapa hari, gimana? Biar nanti solusinya gua pikirin." Aku memutuskan untuk melakukan ini, setidaknya Rose akan aman jika bersama aku.

the REASON! (COMPLETE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang