27. REALLY LOVE ME

567 42 2
                                    

Soya POV

Dengan mata berat aku perlahan membuka mata, aku berusaha duduk saat ini, tapi aku merasakan sakit di leherku, ah sepertinya luka sayat itu masih belum sembuh, setelah bisa duduk aku mengedarkan pandanganku, mencari keberadaan Mark, Dia ada disana, di dekat sofa yang di letakkan di depan jendela, aku melepaskan infus ku, dengan santai aku berjalan mendekatinya, aku membuka gorden berwarna putih itu, agar sinar mentari bisa masuk kedalam kamar ku.

Aku dudukan diriku di sisinya, bagaimana bisa laki-laki ini berpenampilan berantakan seperti ini? Rambut yang begitu terlihat kacau, dasi yang di longgarkan, bajunya pun sebagian keluar, aku terus menerus meneliti wajah tampannya, begitu tenang, aku jadi ingat bahwa aku pernah mengatakan Mark tampan, bohong jika dulu aku bilang dia tampan, saat di teliti lebih detail dia tampak seperti ciptaan Tuhan yang paling sempurna.

Apakah dia semalaman berada di sini menemaniku? Apakah Mark begitu panik saat Genta tiba-tiba menggoreskan pisaunya kepadaku? Dari yang aku lihat Mark begitu takut saat itu.

Tanganku menyisir rambutnya dengan jari-jari ku, aku begitu menyayangi laki-laki ini, aku sangat ingin dialah laki-laki yang akan menemaniku sampai akhir hidupku.

Mark Tuan, aku ingin menjadi bagian terpenting dalam hidupnya, walaupun aku tau, aku sangat jauh dari kata sempurna dalam beberapa gadis yang pernah datang ke arah Mark.

Tiba-tiba saja Mark membuka matanya perlahan, aku tersenyum dengan manis untuk menunggu Mark membuka matanya, sesudah Mark membuka matanya dengan sempurna Mark langsung duduk dengan tegap yang mengakibatkan aku harus menyingkir dari atas wajahnya.

Tangannya langsung merengkuhku kedalam pelukannya, "Kamu nggak papa kan? Ada yang sakit nggak?" Tanyanya.

Aku membalas pelukannya, "Aku baik-baik aja, bisa di liat."

Mark kini melepaskan pelukannya, pandangannya meneliti aku dari atas sampai bawah, "Infus nya kenapa di lepas?"

"Aku udah nggak papa kok, males geret-geret infus jadi aku lepas,"

Tangannya langsung meraih bahuku agar aku kembali tidur di atas ranjang, oh ayolah aku bosan jika terus tidur disana, rasanya aku benar-benar tak berdaya jika seperti ini.

"Kamu tunggu sini, biar aku panggil dokter buat periksa kamu,"

"Mark aku udah baik-baik aja."

"Kamu tunggu disini, walaupun kamu baik-baik aja tetap aja dokter harus meriksa biar aku bisa tenang,"

Aku memilih diam, jika sudah seperti ini aku tidak bisa membantahnya, ini juga demi keselamatan ku.

∆∆∆

Sesudah aku di periksa Mark kini duduk di sisi ranjang, tangannya terus menggenggam tanganku, dokter telah memberi tau bahwa aku sudah baik-baik saja, besok pagi juga sudah bisa pulang, aku sangat bersyukur karena tidak harus mendekam lama dirumah sakit.

"Kamu udah makan?" Tanya Mark.

Aku menggeleng, "Tuh sarapannya udah ada, tapi nggak enak makanan rumah sakit, terlalu hambar,"

Kini Mark pindah duduk menjadi di bangku yang disediakan, Mark mengambil piring makanan itu lalu di letakannya di atas pangkuan ku.

"Makan," Katanya.

Aku menggeleng, aku benar-benar tak suka makanan rumah sakit.

"Mau di suapin?"

Boleh.

Boleh banget.

Biar romantis.

Eh jangan, harus sedikit jual mahal.

the REASON! (COMPLETE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang