Enam Belas: Pacar Baru

5.9K 454 53
                                    

Minggu pagi!!! Happy weekend! Part 16 sudah di update, semoga enggak tambah absurd ceritanya😂😂 enjoy!

---

Hari ini kegiatanku sangat padat sekali. Kegiatan pemaparan untuk tamu-tamu penting dan sejumlah prajurit tentara dari berbagai negara datang untuk melihat kapal yang membawaku ke Lebanon. Persiapan materi sudah matang, untung saja Bang Wisnu memberitahuku. Andai saja Bang Wisnu tidak memberitahu aku, jelas bakal kelabakan tugas.

“Dik, nanti sibuk nggak?” Tanya Bang Wisnu kepadaku.

“Siap, tidak. Ada apa, Bang?”

“Aku mau nganter dokumen di Mabes UNIFIL. Mungkin nanti bisa temani aku ke sana.”

“Siap.”

Aku pun langsung berpisah dengan Bang Wisnu. Aku langsung memasuki ruang anjungan. Saat melintasi koridor, aku dicegat oleh Bara.

“Mau di ajak Bang Wisnu ke mana?” tanyanya langsung.

“Ke UNIFIL HQ, nganter dokumen gitu. Kenapa emangnya?” tanyaku. Aku sudah sedikit paham dengan gerak-geriknya.

“Aku aja lah yang berangkat.” rayunya sambil tersenyum-senyum.

Aku menaikkan satu alisku, “Lah, kan aku yang diajak. Mau ketemu Dinda kan?” cengirku sambil menunjuknya. Ia berubah sedikit salah tingkah. Wajahnya berubah merah.

“Hehe, tahu aja kamu, Dik! Ayo lah, aku aja.”

“Ya udah, bilang aja ke Bang Wisnu sana.”

“Beneran yak?”

“Iya dah, beneran. Cepet bilang apa kek, alasan apa kek. Aku tunggu di kamar.”

“Oke deh! Makasih, Dik!” Bara berteriak kegirangan sambil memelukku.

Aku memasuki kamarku sebentar untuk mengambil topi baretku sementara Bara mencari Bang Wisnu untuk bisa berangkat ke Markas Besar UNIFIL. Nanti bisa ketemu sama pujaan hatinya di sana.

Aku segera kembali ke anjungan, setelah itu aku ketemu Bara. Ia berteriak-teriak kegirangan melihatku. Aku merasakan betapa bahagianya ia hari ini, ia pasti akan menemui pujaan hatinya di sana.

“Aku dibolehin pergi sama Bang Wisnu, Dik!” serunya sambil tergelak tawa.

“Serius? Cieeeee!” kataku antusias, “Emangnya pake alasan apa, Bar?”

“Aku tadi bilang ke Bang Wisnu, Dika mendadak mencret. Nggak bisa ke Mabes.”

Aku menggeleng-gelengkan kepalaku, “Wah, parah lu, Bar. Doa lu jelek banget ke gue, parah lu.”

“Yah, habis gimana dong, Dik? Aku nggak punya alasan lain selain kamu mencret. Terus alasan apa dong, Dik?”

Aku melihat Bang Wisnu berjalan ke arahku, Bara membelakangi Bang Wisnu yang sedang berjalan, “Aduh, lu mau ngomong apaan sih? Cepetan minggir! Gua gak tahan! Ini mau keluar! Argh!”

Bara kebingungan. Aku langsung berlari menjauhi Bara, dan sepertinya Bang Wisnu punya urusan sama Bara yang akan berangkat ke Markas Besar UNIFIL.

Aku memasuki kamar mandi dan bersembunyi di sana. Tak berapa lama, pintu kamar mandiku terketuk, “Dika, kamu nggak papa kan?”

“Siap, tidak apa-apa, Bang!” seruku tersengal-sengal yang kubuat-buat.

“Kamu habis makan apa kok bisa mencret kayak gitu?”

“Siap, kemarin makan malam sambalnya kebanyakan, Bang.”

“Hadeeeh, ya sudah, nanti kamu istirahat aja, nanti aku ke Mabes UNIFIL sama Bara.”

SANDARANDIKA 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang