Tujuh: Firasat

6K 431 39
                                    

Holaaaaa! Ini masih hari Senin kok :') soalnya antisipasi hari Rabu bakal disibukin sama persiapan praktikum observasi :') jadi besok Rabu nggak update yaaa, diganti update hari ini ;) sooo enjoy!

----

Sudah beberapa hari aku melakukan pelayaran. Kini aku tiba di Kota Cochin, India. Kami singgah di sana untuk beberapa hari. Selain itu memperkenalkan kecanggihan kapal dan alutsista kapal. Aku mengenakan pakaian dinas harian berlengan panjang berwarna biru kelabu, tak luput juga topi baret berwarna biru mudaku.

"This warship kind of a corvette offshore patrol and be able to reached speed up to 30 knots.--Ini adalah kapal perang jenis korvet patroli lepas pantai dan mampu meraih kecepatan sekitar 30 knot." tuturku menjelaskan pada tentara angkatan laut India. Mereka mengangguk-anggukkan kepalanya pertanda mereka paham.

"So, how to use a weapon when we get assault under water?--jadi, bagaimana cara untuk menggunakan persenjataan ketika kita mendapatkan penyerangan bawah air?"

"We have triple torpedo BAE Systems 324 mm for assault on the sea or under the sea. --kami mempunyai tripel torpedo BAE Systems 324 mm untuk penyerangan di atas laut atau di bawah laut."

"And how about navigation instrument in this warship?--Dan bagaimana tentang instrumen navigasi dalam kapal ini?"

"This warship using radar from Kelvin Hughes Type 1007 instrument navigation radar. Turn over, we can see a best navigation in this warship.--Kapal perang ini menggunakan radar dari Kelvin Hughes tipe 1007 instrumen radar navigasi. Berbaliklah, kita dapat melihat navigasi terbaik di kapal perang ini."

"Good, this is interesting!--Bagus, ini menarik!" komentar salah satu tentara angkatan laut India.

Kami pun bergantian pemaparan tentang anjungan kapal ini. Bergantian dengan seniorku yang menurutku ia lebih tahu dan berpengalaman daripada aku. Aku berdiri di belakang Bang Wisnu sedang menjelaskan instrumen navigasi yang lain.

"Letda Randika, sudah saatnya untuk pemaparan di bagian kamar mesin."

"Randu." kataku mengiyakan.

Awak kapal kami yang bertugas, pun menggiring para tentara angkatan laut India ke bagian kamar mesin. Di sana ada temanku yang siap sedia memberikan pemaparan di kamar mesin. Aku pun bersandar di dinding kapal sambil menyeka keringat di keningku.

"Lo keliatannya capek banget hari ini?" tanya Affandi sambil menyodorkan segelas air mineral kepadaku.

"Iya, gue tidur kepagian tadi."

"Pantes. Lo ada masalah?"

"Enggak tuh, cuma kemarin gue emang dari anjungan balik ke kamar hampir jam dua belas malem. Dan baru bisa tidur jam duaan."

"Ya udah, kalo lo nggak ada masalah. Kalo lo pengen cerita, cerita ke gua."

"Siap!" kataku sambil tertawa.

"Oh, ya, jangan lupa nanti jam empatan geladi bersih tari saman." Affandi mengingatkanku.

"Randu."

***

Sore menuju malam. Matahari senja akan segera tenggelam. Semua telah memasang tenda untuk menjamu para tamu tentara angkatan laut India dengan memperkenalkan budaya Indonesia kepada mereka. Hmm, Cocktail party.

Aku sudah siap dengan pakaian tari saman. Aku tidak tahu kenapa aku tiba-tiba ditunjuk menjadi seorang penari saman, atau mungkin Bang Wisnu tahu kalau aku semasa di AAL tampil tari saman? Entah lah. Bahkan Dara tidak pernah tahu kalau aku di sini kadang menjadi penari saman, hahaha.

SANDARANDIKA 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang