Sembilan: Kejutan

5.9K 480 25
                                    

Hello genggssss, apa kabar? Sehat-sehat kannn? Alhamdulillah kalau sehat ekekekekeeee~
Gak kerasa udah part 9 yah :3, gak nyangka bingitsss wkekeke, author-nya banyak omong juga ya:( hehew, maklum lagi pengen sih ekekek

Oh yaaa, enjoy! Maaf kalau kurang panjang, kalo kurang panjang bisa bayangin sendiri lah ya kelanjutannya gimana heuheu, authornya juga sibuk nyari ilham:') enjooooooy!

***

Pelayaran cukup panjang membuatku pun telah sampai di Salalah, Oman. Berhubung ini hari Minggu, kami memutuskan untuk pesiar di kota Salalah. Walaupun wajahku benar-benar lelah sekali, sekaligus badanku.

Aku dan teman-temanku memutuskan untuk berjalan-jalan sekitaran kota Salalah. Aku, Nasrul, Afif, Affandi, Bara, dan Adimas berjalan-jalan mengelilingi kota Salalah.

"Setahuku di Salalah ada makamnya Nabi Ayyub. Mampir?" celetuk Nasrul.

"Boleh tuh, mampir aja."

"Tapi kalo dari Salalah Port jauh nih."

"Berangkat aja dah!"

***

Aku merasa agak lebih tenang setelah mengunjungi makam nabi Ayyub di Salalah. Hari pesiarku telah selesai dan kini sudah tiba di kapal. Aku berdiri di buritan menghadap lautan lepas. Suasana malam sangat membuatku semakin lebih tenang.

"Bro." panggil Afif kepadaku, "Kau ada masalah?"

Aku menggeleng-gelengkan kepalaku, "Enggak, Fif."

"Kau sepertinya ada masalah, coba cerita ke aku."

Aku masih terdiam.

"Kita keluarga, Dik. Kau pikir aku tak tahu apa yang sedang kau pikirkan? Aku tahu kau punya masalah, aku bisa lihat kau." kata Afif sambil menyodorkanku segelas air putih.

"Tahu dari mana kalau aku punya masalah?"

"Kau lupa? Macam mana lah kau ini, sebelum aku masuk AAL, selama 4 semester aku kuliah di jurusan psikologi. Setidaknya aku tahu kau kalau sedang punya masalah."

"Mama gue masuk rumah sakit, Fif."

"Yang betul kau? Sakit apa?"

"Serangan jantung, Fif. Dan gue nggak bisa pulang."

Afif memelukku erat, "Sabar lah kau, Dika. Aku tahu perasaan kau. Kita sebagai tentara, punya konsekuensi kalau kita harus jauh dari keluarga."

"Gue tahu itu, Fif."

"Dan aku nak ucapkan selamat ulang tahun yang ke-24, bro!"

Aku terperanjat kaget. Aku mulai mengingat kalau hari ini adalah hari ulang tahunku, 13 September. Aku benar-benar sangat lupa kalau hari ini adalah ulang tahunku.

"Sori, Dik, di tengah laut nggak ada orang jualan kue tart, di dapur bahan-bahannya kurang. Semoga kamu doyan nasi goreng buatan Bara ya! Anggep aja ini kue tart!" teriak Nasrul.

"Gimana gue nggak doyan? Nasi goreng buatannya Bara kan enak banget!" Bara menyodorkan sepiring nasi goreng buatannya. Entah kenapa aku suka nasi goreng buatannya.

"Ini hadiah dari kita semua dan ini hadiah dari seseorang yang lo sayang. Tiba-tiba lari-lari nitip ke gue." kata Adimas.

"Seseorang yang gue sayang? Maksud lo nyokap gue? Adek gue? Bokap gue? Atau pacar gue?"

"Tebak aja sendiri. Banyak bicara kau rupanya." sahut Afif.

"Buka aja deh, kadonya." tambah Affandi.

SANDARANDIKA 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang