Satu: Kabar

10.5K 573 67
                                    

Ahoooy! Selamat datang kembali di cerita yang lain :') nah, guys, cerita ini full sudut pandangnya Dika ya ;) kenapa?? Ada yang tahu?

Kalo katanya Dika sih gini, “Gantian dongg, masa Dara mulu. Aku kan mau juga dibikin cerita gitu.” *Si Dika lagi iri HEHEHE.

Kalo kata author-nya gini, “Biar tidak ada kecemburuan sosial.” :v *plak *digetok bang Dika :v

Naaah, nantinya dari awal sampai terakhir bakal pakai sudut pandangnya Dika ;) sooo enjoy!

Bakal update hari? Setiap hari R-R-R-Raya! Wkwkwkwk, masa iya bakal update tiap hari Raya :v kapan kelarnya coba? :v Yap, story ini bakal update tiap hari Rabu ya, soalnya author kuliah jadwal padat banget. Berangkat pagi, pulang malam😢 nanti malam sampe pagi nugas, pagi sampe malem kuliah, ya gitu ga abis-abis😢 huehehe *eak curhat

Readers: “Thor, banyak omong juga lu.”

Author: “Sorry, gue Fasta, bukan Thor si super hero itu. Hehehehe, so enjoy, guys!”

---

Hari ini suasana lautan memanglah tenang. Walaupun cuaca sedikit lebih terik dari biasanya. Aku menatap lautan dari anjungan kapal sambil menikmati sekaleng sodaku.

Aku melihat bahwa ponselku bergetar, tetapi ini bukanlah apa-apa. Hanya jam alarm yang menyala setiap shalat lima waktu. Aku pun mematikan alarm ponselku. Berjalan masuk ke arah kapal.

"Selamat siang, komandan." panggilku kepada sang atasan saat bertemu di lorong kapal. Komandan pun menanggapiku.

Aku berjalan ke kamar mandi untuk berwudu dan salat berjamaah dengan satu kru awak kapal.

Setelah salat berjamaah, aku berjalan kembali ke anjungan. Bersama teman-temanku yang menjadi seorang letnan.

Ngomong-ngomong, aku sudah hampir dua tahun menjadi asisten perwira divisi bidang navigasi. Lalu, aku mencoba untuk mendaftar menjadi pasukan garuda. Aku benar-benar ingin mengabdi kepada negara, sekaligus mendamaikan perdamaian dunia. Banyak kerusuhan yang terjadi di beberapa negara sehingga banyak negara-negara yang membutuhkan perlindungan lebih dan bala bantuan di saat dalam keadaan bahaya.

"Selamat, Dik!" teriak Ansori tiba-tiba teman satu angkatanku di AAL dulu, kebetulan ia satu kapal denganku.

"Hah?" tanyaku tak mengerti. Selamat untuk apa? Apa aku ulang tahun? Kuingat-ingat lagi, ternyata aku sedang tidak ulang tahun.

"Selamat! Selamat!" Ansori langsung memelukku, "Kamu lolos seleksi pasukan garuda ke Lebanon tahun ini!"

"Bercanda ya?" gurauku. Aku memang tidak percaya dengan ini.

"Cek di grup aja, lo sih kudet banget jadi orang." katanya sambil berkacak pinggang di depanku.

Aku langsung meraih ponselku, mencari informasi di grup WhatsApp. Aku melihat beberapa potretan foto pengumuman yang berhasil tersebar di grup. Aku melihat, namaku terpampang jelas di pengumuman itu. Aku benar-benar bersyukur sekali dapat berkontribusi dalam pasukan garuda ke Lebanon. Aku sungguh-sungguh tidak percaya.

Aku kemudian teringat, aku sama sekali tidak mengabari kedua orang tuaku sekaligus Dara saat mengikuti seleksi pasukan garuda ini. Waktu memang tidak bisa diputar kembali, maka dari itu aku segera cepat-cepat menghubungi Mama yang ada di Jakarta.

"Halo, Assalamualaikum, Ma." sapaku saat Mama mengangkat teleponku.

"Waalaikumsalam, Dika. Kamu apa kabar, nak? Akhir-akhir ini Mama telepon kok agak susah ya?"

SANDARANDIKA 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang