Ponsel Rio
© MsLoonyanna╰•♥♡♥•╮
Rio menarik napas dalam-dalam dan mengembuskannya secara kasar. Jujur, ia merasa sangat nervous. Namun, bagaimanapun, hari ini adalah hari spesialnya, maka setidaknya ia berharap untuk mendapatkan sesuatu yang juga spesial.
Semalam, kedua orang tuanya membuat sebuah kejutan kecil untuk pertambahan usianya yang ke-17 dan tentu saja itu membuat perasaannya kontan menghangat. Meski benar-benar hanya mendapat sebuah pomade dan jam tangan baru dari ayah dan ibunya, baginya itu sudah cukup. Rio memang remaja kekinian, tetapi ia tak akan bersikap bitchy seperti terong-terongan zaman sekarang yang tak akan segan-segan memaksa orang tua mereka melakukan apa pun hanya demi mendapatkan apa yang mereka inginkan.
That's not Rio's style.
Untuk itu, di sinilah ia sekarang, berdiri gugup bersama para peserta Tujuh Belasan yang lain. Ya, tekad cowok itu sudah sebulat tahu bulat—yang digoreng dadakan anget-anget, gurih-gurih, nyoy—bahwa ia akan mengikuti lomba Tujuh Belasan yang berhadiah utama ponsel tersebut.
Sayangnya, tujuh puluh persen dari hatinya merasa tidak tega. Ingin tahu kenapa? Well, lomba yang akan ia ikuti ini adalah lomba lempar ponsel terjauh—iya, lomba yang sebelumnya hanya ada di luar negeri itu, lho, tapi tenang saja, ponsel yang menjadi syarat utama perlombaan adalah ponsel yang sudah rusak. Meskipun begitu, tetap saja Rio merasa tidak tega.
Raisa, nama julukan yang Rio berikan untuk ponsel kesayangan yang telah menemaninya sejak bertahun-tahun lalu. Rasa-rasanya sangat kejam dan kurang ajar jika harus melempar Raisa setelah apa yang ia lakukan selama ini untuk Rio, 'kan? Namun, memangnya cowok itu bisa apa? Ia butuh ponsel baru secepatnya atau followers dan likers-nya akan menurun karena terlalu lama tak meng-update sesuatu di media sosial. Meski kemungkinan menang terbilang kecil, setidaknya Rio sudah berusaha.
Satu per satu peserta mulai maju sesuai giliran yang telah ditentukan oleh panitia, dan sejauh ini, lemparan terjauh pertama ditempati oleh seorang perempuan perkasa (menurut Rio) yang ia ketahui bernama Suketi, yaitu sejauh 21 meter.
Mengetahui hal itu, Rio menjadi kurang percaya diri. Faktanya, ia bukanlah tipe cowok yang jago olahraga di sekolah, seperti lempar lembing, misalnya. Kalian tahu? Ia justru menyukai pelajaran senam yang tak menguras banyak tenaga dan tak memerlukan usaha ekstra. Sayang, ia lebih memilih untuk menyembunyikan hal tersebut rapat-rapat. Maksudku, siapa yang tak akan malu dengan fakta menggelikan seperti itu? Well, Rio malu, tentu saja.
"RIO INDONESIA?"
"EH, KODOK SAPI MUNTABER DUGONG KAMBINGNYA BERANAK!"
Kontan serbuan tawa renyah terdengar memenuhi lapangan yang menjadi tempat lomba tersebut diselenggarakan. Wajah Rio berubah merah, merasa malu akan sikap latahnya yang tak tahu tempat itu. Dengan sedikit ringisan di bibir, perlahan ia berjalan maju ke area start melempar, diikuti oleh pandangan mengintimidasi dari anak perempuan bertubuh besar dan montok yang untuk sementara masih memegang rekor lemparan terjauh.
Semuanya terasa begitu cepat ketika tiba-tiba saja suara lantang sebuah sempritan sudah memenuhi lapangan yang luas tersebut, pertanda jika Rio harus memulai gilirannya detik itu juga.
"_"
"_"
"_"
Sebuah helaan napas pasrah keluar dari mulut Rio dan—
"Raisa, kulempar kau dengan bismillah. Rio minta maaf, ya. Rio sayang Raisa."
Cup!
Satu, dua, ti—
.
.
.
Bersambung ....-----
Haloha! Thank you so much guys for 347 votes so far, it means a lot!
Anw, harusnya chapter ini untuk 17 Agustus kemaren, tapi ternyata kecepatan update yang sudah saya tentukan gak sesuai rencana, hehe. Sorry.
Keep vote and comment, ya:)
See ya!
.
.
Salam,
MsLoonyanna💕
KAMU SEDANG MEMBACA
Ponsel Rio
Short Story[SHORT STORY • Humor, Teenfiction, Mystery, a little bit of Supernatural and Horror] Rio Indonesia, cowok kekinian Indonesia yang tak bisa hidup tanpa ponselnya. Sayangnya, ponselnya justru "bisa hidup" tanpa Rio. ──❧───❧─────❦─────❧───❧── Ponsel...