•9• Pertemuan Mengharukan

1.3K 237 34
                                    

Ponsel Rio
© MsLoonyanna

╰•♥♡♥•╮

Sudah dua hari lamanya Rio hidup tanpa ponsel dan itu sungguh menyiksa batin hingga nyaris membuatnya gila. Berlebihan memang, tetapi bagaimana tidak? Setiap hendak melakukan sesuatu, ia pasti akan teringat ponselnya.

"Mau makan, aku teringat padamu ....
Mau tidur, aku teringat padamu ....
Mau apa pun teringat padamu, wahai ponsel Riooo ...."

"Diem lo, kampret!"

Itu Muhaimin, salah satu teman sekelas Rio yang sangat usil. Sejak ia tahu bahwa Rio kehilangan ponselnya, ia tak henti-hentinya melemparkan ledekan yang benar-benar selalu mampu membuat Rio jengkel hingga ke ubun-ubun. Kali ini ia bernyanyi dengan suara yang sungguh tak enak didengar.

"Untung temen." Si cowok bernama belakang Indonesia itu menghela napas, mencoba tak tersulut emosi.

"Eh, Yo! Ka—"

"Ya, yo, ya, yo! Apaan? Lu kata gue yoyo?! Gu—eh, Jeli?" Cowok itu berbalik, memamerkan lesung pipinya yang manis sebelum kembali berujar dengan nada malu, "Aduh, maaf, ya, enggak sengaja." Rio cengengesan.

"Dih, sensi amat elah."

"Iya, iya, sorry. Gue kira sebangsanya si Muhaimin yang super nyebelin."

"Tau, ah. Intinya, gue cuma mau bilang kalau kayaknya ini ujian, deh, buat lo. Hm, maksudnya biar lo bisa bersosialisasi gitu sama sekitar lo. So, jangan galau mulu, ya. Gue yakin, kok, kalo lo bakal nemu hape lo secepetnya. Keep smile!" Bersamaan dengan itu, sebuah tepukan penyemangat mendarat di pundak Rio, membuat sosok tersebut kembali tersipu.

"Makasih, ya, Jel."

Sekadar info, Jelvi adalah mantan gebetan Rio yang hampir tak pernah digebet. Nah, lho? Ya, itu karena Rio memilih mundur bahkan sebelum berjuang setelah tahu bahwa ternyata waktu itu Jelvi sudah digebet duluan oleh Jefri, cowok paling sangar di sekolah.

Lebih baik ia mundur daripada harus bonyok. Iya, 'kan? Lagi pula, ia tak merasa 100% yakin menyukai Jelvi kala itu. Berbeda halnya dengan Amelia, gadis blasteran cantik yang ia temui dua hari lalu. Jujur, sepertinya Rio benar-benar suka dan tertarik.

Ah, berbicara soal Amelia, sejak dua hari lalu, Rio belum pernah bertemu lagi dengannya. Bahkan ID Line yang sempat cewek itu berikan sudah hilang tak berjejak sama sekali di telapak tangannya, padahal Rio sudah mencoba untuk tidak mandi cukup bersih dalam dua hari ini, tetapi sayang, tetap saja pudar dan akhirnya hilang. Hm, nasib, nasib.

"Woy, Rio!"

"_"

"Woyyy!"

"_"

"Ck, nih anak sebiji beneran bikin naek darah, ye! HEH, ONTA ASIA!"

"EH, MONYET! MONYET ITEM BARIS DI DINDING! ALLAHU AKBAR! ADA APAAN, SIH?!" Seperti biasa, Rio kembali latah dengan hebohnya.

Evan, si ketua kelas XI IPA 4 memutar matanya kesal sebelum akhirnya buka suara, "Nih, ada titipan paket dari Pak Nardi, satpam depan. Katanya nggak tahu dari siapa, jelasnya buat lo."

Rio menatap bingung sebuah paket bingkisan berukuran kecil di tangan Evan.

"Ambil kagak? Buruan, deh. Gue mesti ke ruang guru, nih, disuruh Bu Endang ngambilin tasnya," seru Evan sedikit jengkel ketika melihat temannya yang malah melongo. Buru-buru Rio pun menghampiri si ketua kelas dan mengambil paket yang katanya untuknya.

"Hm, ini apaan, ya? Perasaan ... ini baru tanggal sepuluh, deh. Ultah gue masih ada seminggu, hm ... mencurigakan. Kalau enggak buka, gue penasaran, tapi kalau gue buka dan ternyata isinya bom, gimana?" Cowok itu jadi bingung sendiri. Namun, setelah kurang lebih semenit berpikir, akhirnya ia pun memutuskan untuk membukanya.

Mana mungkin bom, sih. Gue, kan, cuma ikatan terong-terongan, bukan komplotan terori—

"OH, MY GOD! OH, MY GOD! OH, MY GOD! SI EVAN BELI TIPI, BENERAN INI BUKAN MIMPI?! ALLAHU AKBAR, MASYA ALLAH! GILAAA, AKHIRNYAAA!"

Ajaib! Ponsel Rio yang sempat menghilang selama dua hari akhirnya tiba-tiba muncul di depan matanya dalam bentuk sebuah paket. Saking terharunya, cowok manis itu bahkan menangis bahagia di depan kelas, mengabaikan ekspresi cengo teman-temannya. Namun, di tengah suasana haru biru yang sedang terjadi, tiba-tiba saja sebuah suara cowok cempreng menginterupsi kekhidmatan pertemuan mengharukan Rio dengan ponselnya.

"RIO! TIPI-NYA MANA?!"

"_"

"_"

"_"

"Bego lu, Min!"
.
.
.
Bersambung...

-----

Hola, buat yang kangen berat sama Rio, nih chapter yang ini sedikit lebih panjang dari biasanya, 600+ words, hehe. Hope you guys liked it, don't forget to leave some vomments:)
.
.
Salam,
MsLoonyanna💕

Ponsel RioTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang