Ponsel Rio
© MsLoonyanna╰•♥♡♥•╮
Rio terbangun dengan kepala berdengung di sebuah ruangan kecil berwarna serba putih. Perlahan, ia duduk bersandar sambil menatap berkeliling—sebagaimana orang yang baru bangun dari pingsannya di sinetron-sinetron televisi pada umumnya."Aku di mana?" Dan Rio salah satu penganut skenario di sinetron-sinetron tersebut.
Amelia menutup mulutnya dengan dramatis, kedua matanya melotot terkejut.
"RIO! KAMU REALLY AMNESIA?!"
"_"
"_"
"_"
"Nooo. Cuma tanya, kok."
"What?"
Rio menghela napas. Dasar bule rempong! Ah, sabar, Rio. Ingat, dia gebetan lu, tau.
"Maksudku, aku hanya bertanya, El." Cowok itu tersenyum manis—nyaris cengengesan sebenarnya, sementara Amelia hanya mengangguk dengan wajah tak yakin.
"So, mengapa kamu pi-pi-ping—"
"Pingsan?"
Amelia mengangguk semangat. "Yes, that's it!"
Bilang apa, ya, bagusnya? Masa gue mesti terus terang kalau gue pingsan cuma karena dipeluk dia? Di mana harga diri ini nantinya? Eww ... gue, kan, cowok kece sesekolahan.
Masa ganteng-ganteng gini serigala? Eh, salah, ulang-ulang! Hmm, gara-gara darah suci Mimi Peri, nih, gue jadi bloon. Maksudnya, masa ganteng-ganteng gini, tapi alasannya kedengeran jones banget? Iya, nggak? Iya, 'kan? Iya, gak, sih? Iy—ah, udah, ah. Iyain aja, pliiis.
"Kamu tidak ke-ker-ker—"
"Keracunan?"
Amelia mengangguk lagi.
Hm, lama-lama, nih cewek jadi mirip Azis Gagap, deh.
"Tidak, tenang saja, don't worry be happy. Aku tidak keracunan, kok. I'm setrong, I'm fine."
Cewek blasteran itu tersenyum lebar. "Thank God, aku pikir kamu tewas."
Rio meledak dalam tawa, entah mengapa ucapan Amelia terdengar sangat lucu di telinganya. Suaranya halus dan terdengar imut, sementara aksennya agak ... err, aneh.
"Jikalau begitu, aku ingin permisi dulu, Rio. I'm a new student here and I think it's too early to break the rules, right?"
"Yes, yes, yes." Sejujurnya, Rio tak begitu mengerti dengan apa yang dikatakan oleh Amelia barusan, tetapi demi membentengi ke-cool-annya agar tetap semakin di depan, maka ia hanya mengangguk-angguk mengiyakan.
"Alright, get well soon, cutie," pamit Amelia sembari mengecup pipi Rio sekilas, membuat cowok manis itu hampir pingsan untuk yang kedua kalinya.
Apa yang baru saja terjadi? Tolong katakan jika hamba sedang tidak bermimpi, Tuhan! Rio membatin alay.
Satu detik ....
Dua detik ....
Tiga de—
"El!" Rio mencegat sebelah lengan Amelia di saat cewek itu sudah hendak beranjak keluar dari ruang UKS. Raut wajahnya menampakkan tanda tanya penasaran hingga keningnya pun menjadi ikut berkerut—well, hanya sedikit.
"Err, may I having your number?"
Amelia kontan tersenyum simpul, sementara Rio membalasnya dengan cengiran kuda.
"Sure, Rio. I'd love to talk you more, though," jawab cewek itu ceria seraya mengecek jam tangan merah yang melingkar di pergelangan tangan kirinya.
Yes, yes, yes! Berhasil, horeee!
"Umm, where is your phone then? I will type it myself. I'm in a hurry, sorry."
"_"
"_"
"_"
Astaganagadracodragonball! Kenapa gue jadi beneran amnesia? Hape gue apa kabar di kolong meja?! O to the M to the G, OMG!
.
.
.
Bersambung ....-----
Don't forget to leave your vomments. Thanks:)
.
.
Salam,
MsLoonyanna♡
KAMU SEDANG MEMBACA
Ponsel Rio
Historia Corta[SHORT STORY • Humor, Teenfiction, Mystery, a little bit of Supernatural and Horror] Rio Indonesia, cowok kekinian Indonesia yang tak bisa hidup tanpa ponselnya. Sayangnya, ponselnya justru "bisa hidup" tanpa Rio. ──❧───❧─────❦─────❧───❧── Ponsel...