Ponsel Rio
© MsLoonyanna╰•♥♡♥•╮
"El, kamu yakin ini akan berhasil?" Rio bertanya khawatir, mengusap peluh yang bercucuran di keningnya."Aku tidak tahu, Rio, tapi semoga saja, ya," Amelia membalas lembut, disertai senyuman tipis. Kalau boleh jujur, ia sebenarnya juga takut. Namun, bagaimanapun, ia harus bersikap optimistis dan terlihat meyakinkan agar Rio tak begitu cemas.
Ya, cowok bernama belakang Indonesia itu kini sedang berada di kamar Amelia, saling duduk berhadapan dengan dikelilingi tiga belas lilin yang menyala redup. Sebuah cermin besar berada persis di samping kanan mereka dan Raisa berada tepat di tengah-tengah.
Setelah Rio menceritakan tentang semua keanehan mantan ponsel kesayangannya, Amelia berpendapat bahwa itu kemungkinan karena ponsel Rio dihuni oleh makhluk gaib yang tak sengaja muncul lantaran aura negatif dari imajinasi kuat Rio sebelum-sebelumnya.
Sebenarnya, Rio tak ingin menggunakan cara ini, tetapi ia juga tak mungkin mengatakannya kepada orang-orang, apalagi kepada orang tuanya. Dipercaya oleh Amelia saja sudah membuatnya sangat bersyukur. Rio senang dengan fakta bahwa cewek blasteran itu adalah sosok yang sangat open minded.
"Are you ready?"
Rio menelan ludah—gugup—sebelum mengangguk yakin. Melihat hal tersebut, Amelia kontan meraih tangan cowok itu dan menyatukan jemari mereka di udara, sementara ia sendiri tampak mulai menggumamkan sesuatu dari bawah napasnya.
Sebenarnya, ritual aneh ini adalah ritual kuno untuk memanggil makhluk tak kasatmata di Australia sana—dan faktanya, ini bahkan baru kali pertamanya bagi Amelia. Jadi, tak heran jika ia pun sama gugup dan cemasnya dengan Rio.
"Per omnes potestas terrae et maris,
Per omnes vis lunae et solis,
Ipso volunta me, sic ipse;
Carmen cantare et absolvere!
Beatus esse!"Rio tak mahir berbahasa Latin, plus ia juga tak tahu cara melafalkan setiap katanya dengan benar, maka dari itu, ia pun lebih memilih untuk merapalkan mantra tersebut dalam bahasa Inggris. Setidaknya, ia cukup tahu bagaimana cara melafalkannya dibandingkan dengan versi originalnya yang berbahasa Latin—yang menurut Rio sangat ruwet dan bisa-bisa membuat lidahnya keseleo. Sekadar info, ia bahkan perlu waktu sekitar dua jam non stop untuk menghafal dan melatih pelafalan mantranya agar tidak sampai salah.
"By all the powers of Earth and Sea,
By all the might of Moon and Sun,
As I do will, so mote it be!
Chant the spell and be it done!
Blessed be!"Sambil memejamkan mata, keduanya tampak sibuk merapalkan mantra tersebut sebanyak tiga kali. Namun, sesuatu terjadi. Beberapa buku milik Amelia tiba-tiba jatuh berserakan di sudut ruangan—yang sialnya membuat latah Rio kambuh dan berujung dengan ia yang tak menyelesaikan mantranya secara sempurna.
Amelia yang kaget secara refleks membuka mata, sementara Rio kini lebih tampak seperti mayat hidup secara tiba-tiba. Penasaran, cewek keturunan Australia itu pun berbalik ke arah cermin besar di samping kanan mereka dan yang terjadi selanjutnya adalah ....
"AAAAAAARRRGGH!" Teriakan histeris keduanya memenuhi kamar Amelia.
.
.
.
Bersambung ....-----
Ritualnya fake, ya, cuma karangan saya belaka, but ... mantranya beneran nyata, cuma fungsinya beda xD.
Pls, vote and comment.
See ya!
.
.
Salam,
MsLoonyanna♡
KAMU SEDANG MEMBACA
Ponsel Rio
Short Story[SHORT STORY • Humor, Teenfiction, Mystery, a little bit of Supernatural and Horror] Rio Indonesia, cowok kekinian Indonesia yang tak bisa hidup tanpa ponselnya. Sayangnya, ponselnya justru "bisa hidup" tanpa Rio. ──❧───❧─────❦─────❧───❧── Ponsel...