•23• Mungkin ... Bukan Waktunya

852 145 23
                                    

Ponsel Rio
© MsLoonyanna

╰•♥♡♥•╮

"Rio!"

"El!"

"I wanna tell you something!" Keduanya berseru bersamaan dengan napas ngos-ngosan.

Jam di pergelangan tangan kiri Rio baru menunjukkan pukul lima pagi kurang dua puluh menit dan ia baru saja berlari melompati jendela kamarnya, berniat untuk pergi ke rumah Amelia. Hal yang gila, memang. Namun, mana yang lebih gila ketika ia justru melihat cewek itu melakukan hal yang sama dengannya? Maksudku, pergi dari rumah di pagi buta sehingga pada akhirnya mereka secara tak sengaja bertemu di sebuah taman yang berlokasi tak begitu jauh dari rumah masing-masing. Sebuah titik temu strategis di mana Rio dan Amelia tak perlu lagi menyusuri sepanjang jalanan dingin seorang diri.

"There," tukas Rio memberi isyarat ke arah sebuah bangku taman dengan dua buah lampu temaram di sisi kanan dan kirinya. Amelia mengangguk cepat sebelum membawa kakinya ke tempat yang Rio maksud.

"So?" buka keduanya bersamaan.

"You first." Lagi, mereka berkata serempak hingga mau tak mau hal itu membuat Rio dan Amelia saling melempar senyuman malu.

"Ladies first."

"Ugh, I don't use that actually, but ... okay," kata Amelia, menarik napas sebelum mulai bercerita, "So, I had this very weird dream about you and ...err, Raisa." Kening Rio berkerut dalam. "I don't know the arti-is it even right?-tapi, I think it has something to do with someone's past or something."

"El, you know what? Kamu maybe right. I mean, I dream so same with you say."

"Like ... exactly the same? Like for real?" Rio mengangguk mantap. "Oh my God! Now it sounds scary as fuck. Ugh, sorry for swearing, just-"

"No, no, it's okay, El. I understand."

Hening. Sekitar nyaris semenit penuh berlalu tanpa kata hingga akhirnya Amelia memutuskan untuk membuka suara setelah tampak terlarut dalam pikirannya sendiri, sama dengan Rio.

"Rio, kamu bawa the phone? I mean, Raisa?" Cewek keturunan Australia itu meletakkan sebelah tangannya di pundak Rio, menatap kedua matanya dengan serius-begitu intens. Jika saja situasinya tak setegang sekarang, pasti cowok itu akan sangat nervous. Ingat, bahkan hal sekecil apa pun dapat membuatnya salah tingkah jika itu berhubungan dengan Amelia Aussie, 'kan?

Rio mengangguk, merogoh saku celananya dan mengeluarkan Raisa dari sana. Keduanya berjengit secara bersamaan ketika layar ponsel lama milik Rio itu tiba-tiba saja berkedip beberapa kali sebelum akhirnya menampilkan layar utama-sebuah wallpaper foto selfie Rio yang tengah menjulingkan mata dan memeletkan lidah-, padahal dalam beberapa bulan belakangan ini, ponsel itu benar-benar mati total dan sama sekali tak dapat dinyalakan.

"What the hell ...," Amelia mengumpat pelan, yang mana masih terdengar jelas di telinga Rio.

Sejujurnya, cowok bernama belakang Indonesia itu sangat malu dengan fakta bahwa Amelia melihat foto selfie-nya yang alay bin menjijikan, tetapi mau bagaimana lagi? Ia bahkan tak dapat menebak apakah umpatan Amelia barusan dikarenakan ponselnya yang tiba-tiba menyala secara ajaib atau justru karena cewek blasteran tersebut merasa speechless dengan foto menggelikan miliknya. Ugh, sudahlah. Rio tak mau ambil pusing dengan hal itu sekarang. Masih ada banyak waktu untuknya menunjukkan foto-foto tampannya pada Amelia di lain kesempatan, pikirnya penuh percaya diri.

"Rio, look ...." Cicitan Amelia itu membawa Rio kembali ke dunia nyata, membuatnya menggeleng-gelengkan kepala pelan sebelum mengikuti arah pandang si cewek keturunan Australia tersebut menuju ke ... Raisa.

Rio tidak tahu apa yang sudah ia lewatkan sementara pikirannya sibuk berkelana beberapa waktu lalu. Jelasnya, kini ponselnya itu menampilkan sebuah tulisan misterius di bagian layar.

"Let me show you something." Rio membaca pelan tulisan tersebut sebelum sebuah cahaya menyilaukan melingkupi keduanya, dan sedetik kemudian, mereka merasa seolah terisap masuk ke dalam pusaran lubang hitam besar tak berujung.

Ya Allah, apa ini saatnya hamba-Mu yang unyu ini mati? Kalau iya, itu artinya gue harus jujur, gimanapun caranya.

"A-amelia Aussie, be-before we die, you need to know that I ... I love y-aaaaaaargh!"
.
.
.
Bersambung ....

------

Halo, saya udah balik. Hehe. Masih capek, sih, but I can't make you guys wait any longer. So, here it is!

Ah ya, Idk if you guys read it or not, but I think I will publish another short story once I finish this one. And if I get a good feedback there, maybe I will update that work once in two days or something.

Alright, see ya! Don't forget to leave your vote/comment:) Thank you!
.
.
Salam,
MsLoonyanna

Ponsel RioTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang