"A.aku mohon, be.berhenti..."
Karma bergerak-gerak gelisah dalam tidurnya, sesekali bibir tipisnya mengumamkan sesuatu.
"St.stop it,,, it's hurt."
Nafas Karma semakin memburu, detak jantungnya bertambah cepat. Entah apa yang dia impikan yang pasti itu bukan suatu hal yang bagus.
"No, please, no more..."
Setitik air mata berhasil lolos dari kedua kelopak mata yang terpejam sangat erat.
"NOOOO!!!"
Karma terbangun seketika dan menedarkan pandangnnya ke sekeliling kamar tidurnya. 'Mimpi?' Batin Karma bertanya.
"Kenapa aku harus melihat hal itu lagi." Karma memeluk kedua lututnya. Tubuh kecilnya bergetar, sosok sang iblis merah terlihat begitu rapuh dan mudah untuk dicurkan.
"Aku benci ini." Suara isakan liri bergema dalam kamar sepi tersebut, membuat sebuah melodi yang menyayat hati bagi siapa saja yang mendengarnya.
*
*
*Karma berjalan menuju sekolahnya, Kunugigaoka. Tas hitam tersampir dipundak kanannya, sebuah cengiran lebar terpahat dengan indah. Sosoknya telah kembali menjadi iblis merah yang suka berkelahi dan menjahili orang lain.
"Karma-kun." Sapa seorang pemuda berambut biru pada Karma didepan gerbang sekolah.
"Yo, Nagisa." Sapa Karma balik sengan cengiran seperti biasanya.
"Tak biasanya kau datang sepagi ini?" Tanya Nagisa sambil menyamakan langka kakinya dengan Karma, memasuki hutan belakang sekolah.
"Hanya terbangun terlalu pagi." Jawab Karma seadanya.
"Hm, tidak biasanya."
"Setidaknya aku dapat membuat beberapa jebakan untuk membunuh gurita kuning itu." Senyum iblis tercetak jelas diwajah Karma.
"Sudah kuduga." Nagisa menghembuskan nafas lelah, ia sudah sangat yakin pasti ada alasan tersembunyi dibalik sikap rajin Karma.
"Kau tahu seperti apa aku."
Tanpa mereka sadari mereka sudah sampai dibangunan kelas 3-E. Kelas ini memang terpisah dengan gedung utama.
"Nagisa-kun, Karma-kun, Ohayou." Sapa seorang gadis dengan kacamata bundar membingkai wajahnya, Okuda Minami.
"Ohayou." Balas Nagisa, sementara Karma hanya membalasanya dengan sebuah anggukan kecil.
Mereka bertiga beriringan menuju kelas mereka, tak ada seorangpun didalam gedung. Sepertinya mereka bertiga adalah yang pertama sampai dikelas ini.
"Akabane Karma."
Ah, ternyata ada orang lain yang terlebih dahulu sampai. Karasuma-sensei berdiri didepan pintu kelas, seolah tengah menunggu kedatangan seseorang.
"Ikut aku." Bukan permintaan namun sebuah perintah yang diterucap.
"Ha'i." Karma mengikuti Karasuma-sensei dengan patuh, meski wajahnya menunjukan keenganan yang sangat ketara.
Nagisa dan Okuda hanya memandang kepergian Karma dan Karasuma-sensei dalam diam, karna mereka bukanlah seseorang yang suka mencampuri masalah pribadi orang lain, terutama yang sedang kita bicarakan itu Akabane Karma, sang iblis merah.
Karasuma-sensei dan Karma saling berhadapan, mereka saat ini berada diujung tebing tempat Karma melompat dulu.
"So?" Tanya Karma tak sabaran.
KAMU SEDANG MEMBACA
Real Self (boyxboy)
Fanfictionbagaimana jika Karma Akabane memiliki sebuah masa lalu yang tidak ada seorangpun yang tahu, bahkan sang teman masa kecil, Nagisa Shiota. Lalu bagaimana jika sosok Karma Akabane yang selama ini mereka kenal bukanlah sosok yang sebenarnya??