"Karma kemana?" Tanya Terasaka yang tidak melihat Karma dimanapun tetapi tasnya masih ada di atas bangkunya.
Semua murid kelas 3-E memang tidak pulang mereka berencana untuk membuat penawar untuk Koro-sensei setiap pulang sekolah, karena waktu mereka sudah tidak banyak, hanya tinggal beberapa minggu sebelum hari kelulusan.
"Dia bilang tadi ada urusan sebentar dan akan segera kembali." Jawab Rio.
"Hm baiklah."
Mereka semua sibuk dengan tugas mereka masing-masing dengan tabung reaksi dan berbagai perlengkapan lab ditangan mereka.
"Okuda ini sudah sele-"
#duk
Tanpa sengaja Maehara menyengol bangku Karma dan membuat tas yang ada diatasnya jatuh dengan isinya berhamburan kemana-mana.
"Maehara-kun kau harusnya hati-hati." Ujar Nagisa sambil membungkuk dan membantu mengumpulkan barang-barang Karma.
"Maaf aku tidak sengaja." Maehara tersenyum gugup sambil merapikan barang-barang Karma dan memasukannya kedalam tas.
"Apa ini?" Tanya Maehara sambil mengambil salah satu botol obat yang ada dalam tas Karma.
"Hm?" Seluruh teman sekelasnya mendekat dan menatap botol obat ditangan Maehara.
"Aku tidak tahu, mungkin vitamin yang diberikan dokter waktu itu." Ujar Kayano.
"Tapi, ini ada banyak." Maehara mengeluarkan total lima botol obat dari tas Karma.
"Tunggu, jika hanya vitamin tidak mungkin sebanyak itu." Seru Okuda.
"Iya, pasti ada sesuatu, yang tidak beres." Kata Rio.
"Tapi, Karma-kun memang aneh akhir-akhir ini, sejak awal semeter Karma-kun jarang ikut PE, dan sejak pertengahan semester dia bahkan tidak ikut PE lagi, sedangkan yang aku tahu Karma-kun sangat penyukai PE." Nagisa mengingat-ingat kembali hal jangal yang dia rasakan.
"Dia juga sering datang dengan wajah pucat dan puncaknya saat kita tahu dia pingsan beberapa minggu lalu." Lanjut Rio.
"Berat badannya juga berkurang, waktu aku memangkunya dia sangat ringan." Tambah Terasaka.
Kayano mengambil botol-botol yang ada ditangan Maehara dan berjalan kearah Ritsu. "Ritsu bisa tolong cari tahu ini obat apa?"
"Tentu."
Mereka menunggu Ritsu melakukan pencarian obat apa itu. Mereka satu sisi ingin tahu apa itu tapi, disisi lain mereka juga takut dengan apa yang akan terjadi pada Karma.
"Kami-sama!!" Ritsu terkesipa begitu ia mengetahui obat apa itu, air mata mengalir diwajah hologramnya.
"Ritsu, ada apa? Obat untuk apa itu?" Tanya Kayano.
"I-itu, hiks itu obat untuk hiks penderita kerusakan jantung hiks hiks." Jawab Ristu dengan isak tangis.
"Ga.ga mungkin..." Kayano menutup mulutnya tak percaya.
Semua anggota kelas 3-E mematung, mereka memperoses informasi yang baru saja mereka terima.
"U.uso.." Rio meneteskan air mata, ia mengigit bibir bawahnya menahan isakan yang dapat lolos kapan saja.
"Sial!!" Terasaka memukul dinding kelas dengan keras, dia kesal, sangat kesal. Dan tanpa ia sadari air mata mengalir di wajahnya.
Mereka semua menangis, mereka takut dan Khawatir pada teman mereka, tapi juga marah di saat bersamaan. Tidak, bukan marah pada Karma, tapi marah kepada diri mereka sendiri, di saat mereka memiliki masalah, Karma selalu menjaga punggung mereka dan membantu dalam bayang tapi saat ini Karma yang sedang dalam masalah dan mereka tidak tahu apa yang harus dilakukan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Real Self (boyxboy)
Fanfictionbagaimana jika Karma Akabane memiliki sebuah masa lalu yang tidak ada seorangpun yang tahu, bahkan sang teman masa kecil, Nagisa Shiota. Lalu bagaimana jika sosok Karma Akabane yang selama ini mereka kenal bukanlah sosok yang sebenarnya??