don't hurt him

4.1K 434 75
                                    

Ren menghela nafas lelah, entah perasaannya atau memang seharian Ka-channya sedang menghindarinya. Kemarin saat pulang Karma meninggalkannya sedangkan hari ini ia berangkat pagi-pagi sekali tapi Karma sudah tidak ada dirumah, dan ini sangat tidak biasa melihat Karma berangkat sekolah sangat pagi, padahal dia akan berangkat tepat beberapa menit sebelum bel berbunyi.

Kenapa Karma menghindarinya? Seinggatnya ia tidak melakuakan apapun yang membuat Karma kesal padanya. Jadi, apa yang menyebabkan Karma menghindarinya?

Karna terlalu larut dengan pikiran dan spekulasi-spekulasinya hingga tidak menyadari jika dia saat ini sudah sampai di gerbang sekolah.

Ren membawa kakinya memasuki lingkungan sekolah. Namun bukan gefung utama yang menjadi tujuannya tapi bangunan kelas 3-E yang berada di bukit belakang sekolah. Ia sudah memutuskan, akan bertanya langsung pada Karma pagi ini, jika ia tidak menemukannya maka ia akan menunggu didalam kelas sampai sosok sang adik muncul.

#srak

Pintu ruang kelas 3-E dibuka oleh Ren. Sepertinya dewi keberuntungan tidak meninggalkannya hari ini. Seorang dengan rambut merah terang tengah menatapnya.

"Nii, nii-nii?" Tanya Karma Ragu-ragu.

"Kenapa sejak kemarin kau menghindariku?" Tanya Ren sambil berjalan mendekati Karma.

Karma mengalihkan pandangannya. "Ti, tidak mungkin hanya perasaan Nii-nii saja." Elak Karma.

Ren menatap wajah Karma yang terdapat beberapa memar yang hampir menghilang. Ia memegang dagu Karma lembut dan memperhatikan memar-memar itu saksama.

"Siapa yang melakukan ini?" Tanya Ren, nada bicaranya memang terdwngar datar namun serat akan kebencian.

"E,eh ano i,itu.. Umm, ah, kemarin Karma jatuh dari tangga.. Iya, jatuh dari tangga.." Jawab Karma gugup.

"Jangan berbohong Karma, kau tagu kau tidak bisa berbohong pada Ni-nii." Ujar Ren.

"Um, itu.." Karma tidak dapat mengelak lagi. Memang hanya ada dua orang yang tidak dapat ditipu oleh Karma yakni Karasuma-sensei dan sang kakak, Ren.

"Ini pasti ulah Gakushu kan." Bukan pertanyaan tapi pernyataan yang dibuat oleh Ren. Karma tidak bisa menyangkalnya.

"Lihat saja nanti apa yang akan aku perbuat padanya." Kata Ren penuh kebencian. Beraninya putra tunggal Asano Gakuhou, akan dirinya pastikan dia mendapat akibatnya karna telah melukai Ka-channya.

"Ni-nii tidak akan melukai Shu kan?" Tanya Karma. "Ni-nii sudah berjanji tidak akan melukainya."

"Itu jika dia tidak menyakitimu." Ujar Ren.

"Tapi Ni-nii-" "Ka-chan sudahlah kau tidak perlu bersikap baik padanya." Sela Ren.

"Ni-nii harus kembali ke gedung utama, ada pekerjaan yang belum Ni-nii selesaikan." Lanjutnya.

"Baiklah, jaa ne Ni-nii." Kata Karma.

"Hm, nanti tunggu aku di gerbang seperti biasanya."

"Oke, Ni-nii."

Dengan begitu Ren kembali  mepangkahkan kakinya lembali ke gedung utama.

'Aku harap Ni-nii tidak benar-benar menghajar Shu.' Batin Karma berharap. Ia tahu Gakushuu tidak lemah, tapi kekuatan Ren juga tidak dapat diremehkan. Ia adalah master dalam beberapa seni beladiri tidak dapat disamakan dengan Gakushu yang meski terbilang kuat diba ding anak SMA lainnya, tapi di hadapan Ren, dia hanya seorang amatiran.

*
*
*

Ren memasuki ruang OSIS dengan ekspresi yang tak terbaca. Semuanya heran menatap Ren yang tak mengatakan sepatah-kata pun biasanya ia adalah anggota OSIS yang paling cerewet dengan sikap playboy. Tapi, entah ada angin apa hingga membuatnya diam seperti ini.

Real Self (boyxboy)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang