Ren saat ini sedang berlari di koridor rumah sakit, dia tidak peduli jika para dokter dan perawat akan memarahinya yang ada dipikirannya saat ini hanya adiknya, Karma yang saat ini berada di salah satu kamar rumah sakit dan ternyata selama ini dia memiliki penyakit mematikan yang tidak dia ketahui. 'Karma tolong baik-baik saja.'
Ren memperlambat larinya begitu dia melihat teman-teman sekelas Karma di depan ruangan tempat Karma dirawat. "Ba, hah, bagaimana hah,hah,, Karma?" Tanyanya dengan nafas tersengal.
"Karma ada didalam dengan Asano tapi," Terasaka memalingkan wajahnya, menolak untuk mematap Ren. "Ryota-sensei bilang jika Karma hanya memiliki waktu 2 bulan untuk bertahan." Lanjutnya, yang lain hanya dapat menundukkan kepala mereka.
#Bruk
Ren tidak dapat menahan berat tubuhnya, "Tidak, tidak, itu tidak mungkin, adikku tidak mungkin sedang sekarat, Karmaku akan baik-baik saja." Guman Ren menyangkal, tapi air mata tidak berhenti mengalir dari wajahnya.
Rio yang melihat itu berlutut di depan Ren dan mendekapnya, air mata juga kembali mengalir dari matanya, iya juga tidak bisa percaya jika sahabatnya, partner in crimenya selama ini kesakitan dan menderita seorang diri.
Terasaka, Nagisa, dan Kayano juga tidak dapat menghentikan air mata mereka, saat pertama kali mereka mendengar berita itu mereka tidak dapat menangis, mereka menahan air mata mereka untuk menjaga satu sama lain, mereka tahu jika salah satu dari mereka menangis mereka semua juga tidak akan bisa menahan air mata mereka, maka dari itu mereka akan kuat untuk saling menopang. Tapi sekuat apapun mereka, mereka tidak sanggup lagi untuk menahannya, dan akhirnya air mata dan semua kesedihan yang mereka simpan meluap dan tidak dapat di bendung lagi.
Para dokter dan perawat yang ada juga menundukkan kepala, ikut merasakan kesedihan yang mereka rasakan, pasalnya mereka juga mengenal Karma karena dia sering berkunjung, bukan hanya untuk pemeriksaan rutinnya tapi juga karna dia adalah anak yang periang dan selalu membantu anak yang lebih mudah dan memotivasi mereka untuk sembuh dari penyakit yang saat ini mereka derita, meski dirinya sendiri tengah sekarat akibat penyakitnya.
*
*
*
Gakushuu memandangi wajah pucat Karma yang sedang tertidur karna terlalu lelah sete;ah menangis.
#srak
Suara pintu terbuka membuat Gakushuu mengalihkan pandangannya dan melihat Ren yang wajahnya sembab dan terdapat jejak-jejak air mata.
"Hei." Sapanya dengan suara agak serak. "Bagaimana Karu-chan?"
"Dia baru saja tertidur." Jawab Gakusuhuu.
Ren berjalan mendekat dan mengambil kursi yang ada di seberang Gakushuu. dan mengambil tangannya dengan hati-hati, takut akan merobek infus yang saat ini menancap di tanggan yang sedang dai gengam.
"Mereka masih ada di depan?" Tanya Gakushuu.
"Tidak, Wali kelas mereka, Koro-sensei datang dan meminta mereka untuk pulang, sedangkan saat ini ia dan Karasuma-sensei sedang berbicara dengan Ryota-sensei." Jawab Ren.
"Souka." Guman Gakusuhuu.
Setelah itu hanya ada keheningan dan suara mesin detak jantung di antara mereka.
*
*
*
Karma saat ini berada di taman rumah sakit seorang diri, butuh banyak usaha untuk membuat tunangan, kakak, dan teman-temannya untuk tetap pergi bersekolah bukannya menjaganya, hanya dengan janji dari Ryota-sensei jika terjadi sesuatu padanya akan langsung menghubungi mereka, mereka akhirnya setuju untuk pergi ke sekolah. Dalam waktu tersebut Koro-sensei, Karasuma-sensei, Bitch-sensei, dan Gakuhou-ji datang mengunjunginya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Real Self (boyxboy)
Fanfictionbagaimana jika Karma Akabane memiliki sebuah masa lalu yang tidak ada seorangpun yang tahu, bahkan sang teman masa kecil, Nagisa Shiota. Lalu bagaimana jika sosok Karma Akabane yang selama ini mereka kenal bukanlah sosok yang sebenarnya??