Karma berjalan menyusuri lorong rumah sakit tempat dia dirawat sambil mendorong kursi roda tempat Tatsuya duduk.
"Apa kamar Nii-chan masih jauh?" Tanya Tatsuya sambil melihat sekitarnya, mereka sudah berjalan cukup jauh dari kamar tempat Tatsuya dirawat, dan sekarang mereka akan pergi ke kamar milik Karma, karena Karma bilang akan menunjukkan ruangannya pada Tatsuya, jika dia bisan di kamarnya dia dapat berkunjung kapanpun.
"Tidak, itu tepat di ujung lorong." Jawak Karma sambil menunjuk pada pintu yang ada di paling ujung.
Mereka berdua memasuki kamar tempat Karma dirawat, kamar tersebut bercat putih khas kamar rumah sakit, tetapi didindingnya berhias foto - foto Karma dan teman - teman sekelasnya, diatas tempat tidur terdapat sebuah boneka strawbarry yanng sangat besar, bahkan besarnya melebihi tinggi Tatsuya, di samping tempat tidur terdapat meja nakas yang diatasnya ada berbagai jenis snack dan buah - buahan, sedangkan di seberang tempat tidur Karma terdapat sofa dan coffee table dengan buku - buku pelajaran Karma yang terbuka, menunjukkan jika tadi Karma sempat belajar sebentar.
"Nii-chan hanya tinggal sendiri?" Tanya Tatsuya.
"Iya, Nii-chan hanya sendiri." Jawab Karma.
"Tapi, apa Nii-chan tidak kesepian? Tatsuya saja tinggal dengan Rentaro-kun dan Kouta-kun." Ujar Tatsuya.
"Tetsu-kun tenang saja, Setiap sore teman - teman Nii-chan akan datang berkunjung dan menginap sepanjang malam, jadi Nii-chan tidak akan kesepian." Jelas Karma.
"Baiklah."
*
*
*
Hinamoto melangkahkan kakinya dengan kesal di sepanjang lorong Kantor Kepolisian Pusat Kota Tokyo vseolah dia adalam pemilik dari tempat tersebut, tidak ada yang berani menegurnya karena dia adalah putri satu - satunya dari kepala polisi saat ini dan sangat dimanja, jadi dari pada mereka kehilangan pekerjaan mereka lebih baik membiarkannya saja.
#Brak
Dengan kasar dia membuka pintu ruang kerja ayahnya.
"Tou-san!" Teriaknya sambil berlari memeluk ayahnya, tidak peduli jika saat ini ayanya sengan berada dalam pertemuan dengan orang lain.
"Akane? Daijoubu?" Tanya Ayahnya, begitu ia melihat Akane menangis.
"Seseorang membuli Akane." Adunya sambil menangis.
"Siapa orangnya? beraninya bajingan itu membuli putriku!" Teriaknya tidak terima.
"Itu salah satu dari murid buangan kelas 3-E, Akabane Karma, dia membuliku bahkan meminta seluruh teman sekelasnya juga ikut membuliku." Adunya lagi.
"Kau tenang saja Akane, Otou-san akan membereskannya." Ujar Ayahnya.
"Ehm." Sebuah suara menginterupsi percakapan mereka.
"Siapa kau?! Apa kau tidak lihat aku sedang berbicara dengan Tou-sanku!" Seru Akane kesal.
"Akane, kau harus bersikap sopan, Maafkan sikap putriku Hazuki-san." Kata Ayah Akane meminta maaf.
"Kenapa Tou-san meminta maaf padanya, dia bukan siapa - siapa!" Seru Akane kesal karena ayahnya merendahkan diri pada pria di depannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Real Self (boyxboy)
Fanfictionbagaimana jika Karma Akabane memiliki sebuah masa lalu yang tidak ada seorangpun yang tahu, bahkan sang teman masa kecil, Nagisa Shiota. Lalu bagaimana jika sosok Karma Akabane yang selama ini mereka kenal bukanlah sosok yang sebenarnya??