Gakushuu masih setia berada di samping tempat tidur karma sejak dua hari yang lalu, dia tidak pernah beranjak dari tempat dia duduk, Gakuho, Ayahnya juga tidak memaksanya untuk pergi bahkan meminta Gakushuu untuk menemaninya di sini, bersama dengan siswa kelas E yang bergiliran menjaga Karma bersamanya merski mereka hanya duduk di depan kamar Karma karena dokter hanya mengijinkan satu orang saja yang berada di dalam kamar Karma dan mereka semua dengan ikhlas membiarkan dia berada di dalam kamar Karma sementara mereka menunggu dengan sabar dan cemas di luar kamar Karma. Gakuho juga berjuang dengan semua koneksi yang dimilikinya untuk mendapat donor jantung untuk Karma, dia tidak ingin kehilangan calon memantunya yang berharga.
"Love, kapan kau akan membuka matamu? Aku merindukanmu, teman – temanmu merindukanmu, kami semua sangat merindukanmu, tolong bangunlah." Guman Gakushuu sambil mengusap surai merah Karma.
#srak
"Asano-kun." Panggil Nagisa yang baru saja membuka pintu.
Gakushuu memalingkan pandangannya yang sedari tadi terpusat pada Karma ke arah Nagisa. "Hm?" Gumannya dengan nada bertanya.
"Terasaka tadi mampir dan membawakan kita makanan, sebaiknya kamu makan dulu." Kata Nagisa.
"Aku tidak lapar." Ujar Gakushuu, dia sama sekali tidak merasa lapar, dia bahkan tidak yakin apakah dia sanggup makan sesuatu sementara pikirannya sangat kalut dan penuh rasa takut jika Karma tidak membuka matanya lagi.
"Asano-kun kau harus makan dulu, apa yang akan di katakana Karma jika dia tahu kau jadi seperti ini karenanya, dia tidak akan menyukainya saat dia bangun nanti dan kau terlihat seperti mayat hidup." Balas Nagisa.
"Jika dia bangun, bagaimana jika dia, bagaimana jika Karma tidak.." Dia tidak dapat melanjutkan kalimatnya, karena dia sendiri tidak dapat membayangkan apa yang terjadi padanya jika Karma benar – benar meninggal. Dia tidak membayangkan dapat melanjutkan hidup ini jika tanpa Karma, dia akan segera menyusul Karma jika dia pergi.
"Dia akan berhasil, aku percaya jika Karma-kun akan selamat." Kata Nagisa yakin. "Karma-kun adalah orang paling keras kepala yang tidak pernah menyerah yang aku tahu sepanjang hidupku, jadi aku tahu Karma-kun akan terlalu keras kepala untuk menyerah pada kematian, aku percaya entah bagaimanapun caranya Karma-kun akan selalu menemukan keajaiban untuk kembali pada kita karna itulah yang dilakukan oleh Karma-kun selama ini. Aku percaya padanya."
Nagisa menatap Gakushuu dengan tekat dan penuh kepercayaan, dia tidak berharap, tapi dia tahu, dia tahu Karma akan kembali padanya, itu bukan firasat, itu bukan intuisi, itu adalah fakta, dia yakin Karma akan selamat.
Gakushuu mengambil makanan yang diulurkan Nagisa padanya. "Aku rasa kau benar, aku tidak boleh menyerah, Karma pasti bisa melakukannya, dia saja tidak pernah menyerah sampai akhir, kenapa aku harus menyerah."
Nagisa tersenyum dan berbalik untuk keluar dari ruangan itu sampai suara Gakushuu mengkentikannya.
"Nagisa, terima kasih." Ujar Gakushuu dengan tulus.
"Tentu Asano-kun." Balas Nagisa.
*
*
*
Karasuma dan Koro-sensei sedang berdebat di ruang kelas 3-E, ruangan sudah sepi karna jam pelajaran sudah berakhir, dan mereka juga menghentikan pembuatan obat penawar Koro-sensei, mereka saat ini sedang focus dengan keadaan Karma jadi mereka menghentikannya untuk sementara waktu, lagi pula mereka sudah berhasi merekayasa ulang obat yang telah di berikan kepada Koro-sensei jadi mereka sudah sangat dekat dengan obat penawarnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Real Self (boyxboy)
Fanfictionbagaimana jika Karma Akabane memiliki sebuah masa lalu yang tidak ada seorangpun yang tahu, bahkan sang teman masa kecil, Nagisa Shiota. Lalu bagaimana jika sosok Karma Akabane yang selama ini mereka kenal bukanlah sosok yang sebenarnya??