Justice

2.3K 255 206
                                    

Hinamoto Akane berjalan di sepanjang lorong sekolah menuju ruang OSIS dengan kepala terangkat seolah dia adalah pemilik tempat itu. 'Huh, sebentar lagi Gakushuu akan menjadi milikku, saat si jalang Akabane itu mati Gakushuu akan segera jatuh ke pelukanku dan sekolah ini akan menjadi milikku karena Ayah Gakushuu adalah pemilik sekolah ini.' Batinnya penuh percaya diri.

Murid - murid yang lain melihatnya seolah dia sudah tidak waras.

"Lihat itu, dia bertingkah seolah dia memiliki tempat ini."

"Sombongnya sangat keterlaluan, padaha dia bukan siapa - siapa."

"Apa gadis itu sudah tidak waras?"

"Mungkin karna Asano-kun menolaknya dia menjadi gila sekarang."

"hahaha dia mungkin berimajinasi jika Asano-san akan menjadi miliknya."

"Padahal Asano-kun tidak meliriknya sama sekali."

"Aku jadi kasihan padanya."

Bisik - bisik terdengan setiap kali Hinamoto lewat, tapi dia seolah tidak mendengar jika mereka atau justru dia menganggap jika para siswa yang lain iri dengannya karena sebentar lagi dia akan menjadi tunangan dari Asano Gakushuu.

Hinamoto membuka ruang OSIS dengan seenaknya bahkan tanpa memiliki kesopanan untuk mengetuk pintu dulu.

"Gakushuu-kun!" Sapanya dengan keras, membuat Gakushuu yang saat ini sedang berkerja dengan serius tersentak kaget.

Mereka melihat orang yang dengan seenaknya dan tanpa sopan santun masuk ke dalam ruang OSIS.

"Hinamoto? Apa lagi yang kau inginkan? bukankah aku sudah memintamu untuk tidak perah menginjakkan kakimu ke ruang OSIS lagi?" Tanya Gakushuu, dia benar - benar sudah bosan dengan tingkah wanita ini.

"Kenapa kau berkata kasar pada calon tunanganmu sendiri Gakushuu-kun?" Kata Hinamoto.

"Apa?" Gakushuu memandang gadis itu dengan tidak percaya. 'Apa dia sudah gila?' Batinnya.

"Aku adalah tunangan masa depanmu Gakushuu-kun." Katanya lagi.

"Apa kau sudah gila?!"

"Tentu saja tidak, sebentar lagi si jalang Akabane itu akan mati dan kau akan segera menjadi milikku." Jawab Hinamoto dengan kepercayaan diri yang teramat tinggi.

Dan kata - kata itu benar - benar membuat Gakushuu kehabisan stok kesabaran miliknya, berani - beraninya dia mengatakan jika tunangannya yang berharga sebentar lagi akan mati, berani - beraninya sampah tidak tahu malu sepertinya mengatakan hal tersebut.

"Dengar Hinamoto." Gakushuu berjalan mendekati Hinamoto yang saat ini masih berdiri didekat pintu masuk.

"Apa kau kan memelukku Gakushuu-kun?" Tanyanya karna ia melihat Gakushuu yang berjalan mendekatinya.

Gakushuu berdiri diam di depan Hinamoto. "Aku tidak peduli seberapa tinggi hayalan yang kau miliki sehingga sampah sepertimu bahkan layak untuk menjadi tunanganku, aku tidak peduli."

"Sampah?! BERANINYA KAU?!!"

#PLAK

Sebuah tamparan bersarang di pipi Hinamoto, dan kali ini jauh lebih kuat dari pada yang terakhir kali, pipinya berwarna biru dan bengkak, sudut bibirnya juga robek yang cukup lebar sehingga darah mengalir dari luka tersebut.

"Jangan. Jangan pernah mengatakan Karma akan mati, Karma pasti akan mendapat donor jatung tepat waktu, camkan itu." Kata Gakushuu, wajahnya penuh dengan amarah, ini adalah pertama kalinya dia tidak dapat mengendalikan emosingya dan dia tidak menyesal untuk itu.

Real Self (boyxboy)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang