Karma terbangun dari ti-pingsannya.
"Ughh kepalaku." Ia memegangi kepalanya sambil memijitnya pelan, berharap sedikit mernggankan rasa sakit dikepalanya.
Karma melirik jam. "Kuso!!" Ia langsung terbangun begitu ia menyadari sudah hampir pukul 7 pagi.
Ia melihat kekacauan yang semalam ia timbulkan, bercak-bercak darah membentuk garis dari pentu depan dan berakhir didapur serta botol-botol yang berisi obatnya tergeletak begitu saja dilantai.
"Aku harus segera membersihkannya sebelum Shu datang." Guman Karma sambil membersihkan kekacauan itu, tanpa menghiraukan kepalanya yang masih sakit. Yang dia pikirkan hanya satu, 'jangan sampai Gakushuu melihat ini'.
Setelah semua bersih, ia bergegas kekamarnya dan melakukan riktual paginya yang biasa.
Karma selesai tepat sebelum Gakushuu sampai dirumahnya.
"Sudah siap?" Tanya Gakushuu yang meliah Karma sudah mengenakan seragam dan membawa tasnya.
"Hm." Karma menganggukkan kepala sebagai jawaban.
"Ayo." Gakushuu menarik Karma menuju mobil miliknya yang sudah terpakir apik didepan rumah Karma. Dalam hati Karma besyukur Gakushuu membawa mobilnya, jika tidak Karma tidak tahu apakah ia sanggup berjalan tanpa pingsan atau tidak, karna sakit kepala yang dia rasakan bukannya verkurang justru semakin menyuksanya.
Gakushuu segera menyalahkan mesin mobilnya dan segera melaju menuju sekolah.
"Hm, Shuu." Panggil Karma.
"Yes, Love."
"Um, lebih baik aku turun dipersimpangan yang dulu." Ujar Karma sambil menunduk dan mencengkram ujung cardigannya.
"Hm, kenapa?" Tanya Gakushuu dan melirik Karma sekilas sebelum kembali fokus pada jalan. Ia tidak ingin mengambil resiko dirinya dan Karma kecelakaan.
"Um, sekarang sudah hampir pukul 8 aku pikir sekolah sudah sangat ramai jadi..." Karma terdiam dan tidak melanjutkan kata-katannya.
Tiba-tiba Gakushuu teringat perkataan ayahnya yang mengatakan ingin menbatalkan tunangannya dengan Karma.
"Tidak, kau tetap ikut denganku sampai kesekolah." Kata Gakushuu. Ia tidak mau jika ada orang lain yang ingin merebut Karma darinya. Hell, tidak ada yang boleh merebut Karmanya. Karma adalah miliknya dan selamanya akan tetap menjadi miliknya, tidak ada yang boleh menyentuhnya selain dia.
"Tapi, bagaimana jika murid Gedung utama tahu?" Tanya Karma.
"Apa kau tidak ingin ada yang tahu karna ada seseorang yang kau sukai?" Tanya Gakushuu. Dia memang sudah tahu jika Karma sangat menyukainya tapi, memastikan sendiri apa salahnya kan?
"Tidak!! Tidak, bukan begitu." Karma mengelengkan kepalanya cepat.
"Hanya saja kau tahu kan, kau seorang ketua OSIS, jenius, dan banyak pengemar sedangkan aku hanya seorang berandalan kelas 3-E." Karma menundukan kepalanya dalam. "Bagaimana jika yang lain menghindarimu dan tidak mau berteman lagi denganmu." Lanjut Karma, air mata sudah mengenang dipelupuk matanya siap untuk jatuh kapanpun begitu Karma mengedipkan kelopak matanya.
Gakushuu menepikan mobilnya dan berpaling benghadap Karma dan dengan lembut mengangkat wajah Karma. Hatinya sakit melihat genangan air mata diwajah Karma.
"Karma dengar, kau tidak perlu memikirkan apa yang akan orang lain katakan, aku tidak peduli apa mereka akan menjahuiku atau bahakan memusuhiku. Aku tidak peduli karna mereka tidak ada artinya buatku." Gakushuu tersenyum lembut dan mengusap pipi Karma perlahan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Real Self (boyxboy)
Fanfictionbagaimana jika Karma Akabane memiliki sebuah masa lalu yang tidak ada seorangpun yang tahu, bahkan sang teman masa kecil, Nagisa Shiota. Lalu bagaimana jika sosok Karma Akabane yang selama ini mereka kenal bukanlah sosok yang sebenarnya??