Gakushuu berlari sekuat yang dia bisa di koridor rumah sakit seolah tidak ada hari esok, dia tidak peduli jika di rumah sakit dilarang untuk berlari dia yang hanya ada di pikirannya saat ini adalah keadaan gtunangannya yang semakin memburuk.
Di belakang Gakushuu Ren, Karasuma-sensei, dan Koro-sensei berlari mengikutinya, mereka juga tak kalah khwatirnya dengan Gakushuu, mereka takut jika mereka tidak dapat bertemu dengan Karma lagi.
Mereka berempat saat ini sudah sampai ruang ICU tempat Karma berjuang untuk hidupnya. Didepan ruangan tersebut terdapat seorang pria dengan seorang anak yang duduk dikursi roda.
"Tatsuya-kun, apa yang terjadi dengan Karu-chan?" Tanya Ren.
"A-aku ju-juga tidak tahu Ren-niisan, kami sedang berjain lego dan tiba – tiba Karma-niichan mengeluarkan darah dari hidungnya." Jelas Tatsuya.
#Srak
Pintu ruang ICU terbuka dan Ryota-sensei keluar dengan ekspersi wajah yang sulit diartikan.
"Se,sensei bagaimana keadaan Karma?" Tanya Gakushuu.
Ekspresi wajah Ryota-sensei berubah menjadi sedih. "Penyakitnya semakin parah." Ujar Ryota-sensei.
"Karma..." Gakushuu melihat tubuh Karma yang terbaring lemah seolah tak bernyawa di ruang ICU, berbagai macam alat terpasang di tubuhnya untuk membantu menopang hidupnya.
'Tuhan kenapa harus dia, tolong biarkan aku mengantikannya untuk menanggung rasa sakitnya.' Batin Gakushuu, air mata mengalir dari wajahnya tetapi dia bersih keras untuk tidak membiarkan isakan kecil lolos.
Ren jaruh terduduk, tidak bisa, dia tidak bisa kehilangan adiknya sekali lagi, apa lagi untuk selamanya, dia tidak bisa. Dia baru saja bersama dengan adaiknya dan Tuhan memutuskan untuk memisahkan mereka sekali lagi, ini benar – benar tidak adil, kenapa mereka tidak dapat bahagia seperti orang lain.
Karasuma tidak bisa berkata – kata, dia memang sudah bisa melihat tentara dan agen terbunuh di depan matanya, tetapi dia tidak bisa melihat muridnya sekarat di depannya dan tidak dapat melakukan apa – apa. Dia tidak bisa.
Koro-sensei sadar dia dulu begitu mudah untuk melenyapkan nyawa seseorang, dia tidak pernah memikirkan bagaimana rasanya ditinggalkan oleh seseorang yang berarti bagimu, dia tidak pernah merasakannya sampai dia bertemu dengan Aguri Yukimura dia mereasakan perasaan tak berdaya karna dia tidak menyelamatkan seseorang, dia merasakan sedih, marah, dan putus asa karena tidak bisa menyelamatkan Aguri dan sekarang dia kembali merasakan semua perasaan itu karena dia tidak dapat menyelamatkan salah satu muridnya yang berharga, murid yang di percayakan Aguri padanya.
"Maaf jika boleh tahu Karma-kun sakit apa?" Tanya Tatsuo, dia hanya tahu jika Karma memiliki daya tahan tubuh yang lemah, tapi dari pembicaraan tersebu penyakit Karma lebih serus dari yang dia kira. Dan jika benar itu menjelaskan banyak hal, jika memang hanya masalah dengan daya tahan tubuh kenapa Karma berada dirumah sakit untuk waktu yang begitu lama, harusnya hanya membutuhan satu-dua hari saja untuk pulih, bukan bulan.
"Sebenarnya, Karma-kun menderita kerusakan jantung yang parah, dia berada di rumah sakit untuk memunggu donor jantung untuknya, tapi untuk menemukan donor jantung itu sangat lama karena membutuhkan seseorang yang menderita mati otak dan bersedia mendonorkan jantungnya untuk Karma." Jelas Ryota-sensei.
"Tidak!! Sensei pasti berbohongkan? Karma-niichan bilang dia baik – baik saja, Karma-niichan hanya memiliki tubuh yang lemah." Sangkal Tatsuya, dia tidak mau mempercayainya, Karma-niichannya yang selau ceria dan bermain dengannya ternyata memiliki penyakit yang parah. Tidak, dia tidak mau mempercayainya.
"Sayangnya Tatsuya-kun itu semua benar, Karma-kun hanya memiliki waktu satu minggu untuk bertahan." Kata Ryota-sensei, sebenarnya dia tidak mau mengatakan hal seperti itu pada seorang anak, tapi apa boleh buat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Real Self (boyxboy)
Fanfictionbagaimana jika Karma Akabane memiliki sebuah masa lalu yang tidak ada seorangpun yang tahu, bahkan sang teman masa kecil, Nagisa Shiota. Lalu bagaimana jika sosok Karma Akabane yang selama ini mereka kenal bukanlah sosok yang sebenarnya??