Part 1

8.4K 762 21
                                    

Malam ini seperti biasa Kyungsoo menunggu bis di halte untuk mengantarkannya pulang. Pikirannya kalut, mendengar desas desus yang beredar saat ini. Dia memencet-mencet ponselnya dengan tidak sabaran.

“Apakah kau ingin ikut? Ini bis terakhir.” Ahjussi supir bis berteriak menghentikan kegiatannya.

Dengan terburu-buru Kyungsoo masuk ke dalam bis, dan mencari tempat duduk untuknya.

“Ahjussi tunggu!”

Seorang pemuda berlari menghentikan bis saat mau berangkat. Dia sepertinya terlihat kehabisan nafas mengejar bis ini yang merupakan bis terakhir.

Pemuda itu mengambil tempat duduk dibelakang sambil menaikkan tudung hoddienya. Dia membetulkan letak handsfreenya yang terlepas dari telinganya saat dia mengejar bus.

Bis dalam kondisi kosong, hanya ada Kyungsoo dan pemuda yang hampir ketinggalan bis. Sebenarnya Kyungsoo dan pemuda ini sering berada didalam bis yang sama atau menunggu bis di halte yang sama saat Kyungsoo pulang kerja, hanya saja mereka belum pernah berkenalan. Pemuda ini akan lebih dulu turun 1 halte sebelum Kyungsoo.

Kyungsoo kembali berkutat dengan ponselnya. Baik menggesernya, memencet-mencet dengan tidak sabaran, atau melakukan panggilan, yang berakhir dengan ekspresi Kyungsoo tidak puas.

“Ya! Sebenarnya dia dimana.” Desis Kyungsoo sedikit kesal.

.
.
.
o0o
.
.
.

Keesokan malamnya, Kyungsoo kembali menunggu bis di halte yang sama sambil terus mengutak-atik ponselnya. Mukanya terlihat kusut dibanding hari sebelumnya. Kyungsoo memang kurang tidur memikirkan masalahnya.

Tiba-tiba ponsel Kyungsoo berdering. Kyungsoo terburu-buru menjawab teleponnya.

“Yeoboseyo…” jawab Kyungsoo lirih menjawab panggilan telepon.

“…”

“Kau dimana Chan? Aku menghubungimu dari kemarin.”

“…”

“Aku merindukanmu.”

“…”

“Kau bersama siapa sekarang?”

“…”

“Aku mendengar berita tentang kita. Tentang kau sebenarnya. Aku ingin bertanya Chan.”

“…”

“Ne…” ucap Kyungsoo lirih. Raut wajahnya berubah menjadi sedih. Saat itu dia melihat pemuda yang sering dia temui saat pulang kerja sudah menunggu di halte yang sama dengannya.

“…”

“Aku baik-baik saja Chan. Ku harap kau segera kembali dari tugasmu.”

“…”

“Ne. Saranghae.” Kyungsoo memutuskan panggilan teleponnya, dan menaiki bis yang tepat berhenti saat itu.

.
.
.
o0o
.
.
.

Malam ini Kyungsoo berjalan menuju halte seperti biasanya. Wajahnya tidak seberantakan sebelumnya, tapi pikirannya masih kalut. Dia masih belum bisa menghubungi dan berbicara banyak dengan kekasihnya. Katanya sibuk.

Di halte, pemuda biasanya sudah menunggu seperti biasanya. Dia tetap menggunakan hoddie, handsfree, dan ransel. Saat mereka berpapasan, Kyungsoo melemparkan senyuman mencoba beramah tamah. Pemuda itu hanya membalas seadanya.

 ɴᴏᴏɴᴀ (gs) - [𝘛𝘢𝘮𝘢𝘵]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang