Part 23

3.6K 532 59
                                    

Kyungsoo kembali menjalani aktivitasnya, menjadi asisten pribadi Kai yang konyol dan membuat mood ambyar. Kai masih menyuruh Kyungsoo yang aneh-aneh, tapi intensitas permintaanya berkurang karena Sehun sering ke ruangan Kai. Sehari bisa sampai 3 kali.

Kyungsoo tidak tau, jika tujuan utama Sehun ke ruangan Kai hanya untuk melihat Kyungsoo. Bagaimana keadannya, apa yang sedang dilakukannya, dan jika beruntung Sehun ingin melihat senyum Kyungsoo.

Meja Kyungsoo berada bersebrangan dengan pintu ruangan Kai. Walaupun Sehun tidak pernah meminta ijin untuk memasuki ruangan Kai, tapi Sehun dan Kyungsoo selalu bertemu pandang. Dan berakhir dengan Sehun yang tidak memperdulikannya.

Kyungsoo sebenarnya sudah ingin meminta maaf dan mengajak Sehun mengobrol. Tapi melihat Sehun yang mengabaikannya, dan rasa gengsi yang tinggi, Kyungsoo mengurungkan niatnya. Suatu saat akan ada waktu yang tepat.

Pernah Kyungsoo mencoba tersenyum saat Sehun berbincang dengan Kai diruangannya. Saat itu Kyungsoo menyerahkan berkas yang akan ditandatangani Kai. Tapi Sehun seolah tidak menganggap Kyungsoo ada diruangan itu.

Sedikit aneh, Kai dan Kyungsoo tidak lagi banyak menghabiskan waktu diluar kantor. Biasanya 2 hari sekali Kai akan menarik Kyungsoo untuk mencari suasana baru diluar kantor. Tapi kali ini, setiap Kai akan mengajak Kyungsoo keluar, Sehun akan datang untuk mengajak bermain. Ya, sekarang diruangan Kai sudah ada papan permainan dan xbox yang khusus mereka minta ke orangtua mereka. Mereka akan bermain ketika merasa bosan.

Cih! Dasar masih bocah...

......

Kyungsoo pulang agak telat hari ini. Dia harus menyelesaikan beberapa pekerjaan dan sampai lupa waktu. Kyungsoo masih menunggu bis, walaupun dia tau jika bis terakhir sudah lewat sebelum dia tiba di halte. Yah, Kyungsoo masih percaya keajaiban dan hanya bisa berharap.

Kyungsoo menunggu bis sambil melamun, teringat masa-masa dia menunggu bis bersama Sehun dan menjadi penghuni terakhir didalam bis itu.

"Ah, ternyata aku memang banyak mengabaikan Sehun" gumam Kyungsoo.

Tanpa Kyungsoo sadari, sebuah mobil berhenti didepan halte. Jendela bagian belakang mobil terbuka, dan muncullah kepala Sehun, orang yang barusan ada dalam pikirannya.

"Naiklah, noona. Aku akan mengantarkan noona"

"Terimakasih, Sehun-ssi. Aku akan naik taksi saja."

"Akan lama menunggu taksi jam segini, dan aku tidak ingin penolakan."

Kyungsoo terdiam, dan berfikir "Baiklah, aku berhutang padamu Sehun-ssi" akhirnya Kyungsoo memutuskan menumpang pada Sehun, karena memang akan sedikit sulit mendapatkan taksi jam segini.

Sehun membukakan pintu belakang, dan menggeser duduknya. Mereka duduk di jok belakang, sementara di jok depan, supir Sehun siap mengantarkan.

Kyungsoo duduk dengan rikuh bersebelahan dengan Sehun. Sejak malam tahun baru itu, ini adalah saat pertama dia begitu dekat dengan Sehun. Kyungsoo tidak bisa mengingkari jika dia merindukan Sehun, walaupun hampir setiap hari Kyungsoo melihat wajah Sehun yang mengunjungi ruangan Kai.

Dalam diam, Sehun meraih tangan Kyungsoo dan menggenggamnya dengan erat. Kyungsoo mencoba melepaskannya, tapi Sehun menahannya. Dia tidak mau jika tautan tangan mereka terlepas.

"Ahjussi, biasanya ahjussi pulang menggunakan apa?" tanya Sehun kepada supir pribadinya. Supir pribadinya memang hanya mengantarkan Sehun, lalu akan pulang ke rumahnya bertemu keluarganya.

"Biasanya saya menggunakan kereta, tuan."

"Baiklah, sekarang kita menuju stasiun. Ahjussi sudah bisa pulang"

 ɴᴏᴏɴᴀ (gs) - [𝘛𝘢𝘮𝘢𝘵]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang