Part 18

3.7K 508 55
                                    

“Whoooaaa… Daebak! Udaranya begitu hangat, Sehun-ah. Untung aku mengikuti saranmu untuk tidak membawa beberapa jacket tebalku.” Seru Kyungsoo saat pertama kali menginjakkan kaki di Bandara Soekarno-Hatta. Ini memang pertama kalinya Kyungsoo ke Indonesia.

“Dan jacket tebal itu akan memakan banyak tempat, dan akhirnya tidak digunakan sama sekali.”

“Huft! Kau cerewet sekali” Kyungsoo mempoutkan bibirnya.

“Aigoo… jangan ngambek noona. Ingat, kita disini mau liburan. Jadi, kita harus menikmatinya.” Sehun berusaha membujuk Kyungsoo sambil mengelus rambutnya lembut.

“Arasso! Habis ini kita kemana?” Kyungsoo kembali menunjukkan wajahnya yang girang.

“Kita menunggu pesawat kita lagi”

“Lagi? Tadi kita baru ganti pesawat di Singapura, Sehun-ah.”

“Iyah. Dan saat ini kita berada di Jakarta, sementara tujuan kita adalah Jogjakarta.”

“Apakah jauh? Bukankah namanya hampir mirip?” tanya Kyungsoo lagi.

“8 jam perjalanan menggunakan jalan darat. Jika menggunakan pesawat, tidak sampai 1 jam.”

“Arasso, aku akan mengikutimu. Nasib dan nyawaku ada padamu saat ini.

…….

“Setelah ini, kita akan kemana Sehun-ah?” tanya Kyungsoo saat mereka sudah tiba di bandara Adisucipto, Jogjakarta sore hari.

“Kita akan mencari penginapan dan besok pagi-pagi sekali kita akan memulai perjalanan kita.” Jelas Sehun.

“Apakah tidak ada tour guide yang akan mendampingi kita?”

“Kita bagpacker-an, jadi kita harus melakukannya sendiri. Untuk menghemat pengeluaran kita.”

“Aye Captain! Dan, untuk mencari penginapan, kita menggunakan apa Sehun-ah?” tanya Kyungsoo lagi.

“Kita berjalan sedikit kesana, dan akan mendapatkan Trans Jogjakarta. Transportasi publik disini.” Sehun menunjuk pintu keluar bandara.

“Aniya… aku melihat banyak taksi disana, Sehun-ah… kita bisa menggunakan taksi saja.”

“Ck! Katanya noona menyukai bagpackeran, tapi nyatanya noona lebih menyukai taksi daripada kendaraan publik”

“Yah, tapi itukan kalau di Korea. Ini di Indonesia, aku tidak paham daerah sini.” Kyungsoo mencoba protes.

“Noona ikut dan percayakan saja padaku.”

“Arasso…” Kyungsoo melangkahkan kakinya dengan berat mengikuti Sehun menuju halte kendaraan umum.

“Sehun-ah, aku melihat ada lampu dan bangunan unik diujung sana” ujar Kyungsoo menunjuk kepada suatu tempat saat mereka sudah berada di dalam bis Trans Jogja.

“Oh, kalau dilihat dari lokasinya, itu namanya Candi Prambanan.”

“Candi Prambanan? Sepertinya tempatnya menarik? Bisakah kita besok kesana, Sehun-ah? Pagi atau siang hari.” Kyungsoo memohon.

“Kita sudah memiliki agenda sendiri, noona.”

“Oh, ayolah Sehun-ah… kelihatannya tempat itu menarik.”

“Tidak. Tempat itu juga memiliki mitos, jika sepasang manusia kesana maka hubungan mereka akan berpisah.” Jelas Sehun.

“Baiklah” jawab Kyungsoo.

“Omo! Siapa maksudmu sepasang manusia, Sehun-ah?” Kyungsoo meninggikan suaranya.

“Pelankan suaramu, noona. Lihat, semua penghuni bis ini melihat noona.”

 ɴᴏᴏɴᴀ (gs) - [𝘛𝘢𝘮𝘢𝘵]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang