Part 8

3.5K 560 34
                                    

Kyungsoo sekarang disini, berada di café tempat Sehun bekerja. Kyungsoo janjian untuk bertemu Chanyeol disini, dan dia tidak perlu merasa khawatir jika merasa lemah saat bertemu Chanyeol nanti. Ada Sehun yang akan terus mengawasinya.

"Ku pikir aku yang akan tiba lebih awal, ternyata kau tiba lebih dulu disini." Sapa Chanyeol ketika tiba pertama di café.

"Kebetulan aku ada urusan dekat sini, dan selesai dengan cepat. Aku menunggu saja lebih awal, sambil membaca buku." Kyungsoo melambaikan buku yang sedari tadi dia genggam.

"Masih gemar membaca buku, eoh?"

"Hanya itu yang bisa ku lakukan. Aku tidak begitu mahir melakukannya yang lain."

"Kau bagus jika bernyanyi, dan tulisanmu juga menarik. Kau memiliki banyak keahlian, Kyungie."

"Apakah tuan dan nona sudah siap memesan?" Sehun datang menghentikan basa-basi mereka sambil bersiap-siap mencatat pesanan Kyungsoo dan Chanyeol.

"Aku pesan chocolate hazelnut saja." Jawab Kyungsoo singkat.

"Apakah kau tidak ingin makan sekalian?" tanya Chanyeol sambil melihat-lihat menu.

"Tidak. Aku ingat kalau aku masak tadi."

"Jinjja? Aku harus menikmati masakanmu."

"Cih!" Sehun berdecih, yang beruntung tidak didengar Chanyeol, tapi Kyungsoo yang mendengarnya menatap dengan deathglare-nya.

"Aku pesan Americano Coffee, air mineral dan spagheti. Aku belum makan dari tadi siang, sekalian saja aku makan." Chanyeol menutup buku menunya dan menyerahkan kepada Sehun.

"Baik tuan dan nona. Silahkan tunggu pesanannya. Jika membutuhkan sesuatu, saya Sehun siap membantu." Sehun berlalu meninggalkan Chanyeol dan Kyungsoo.

"Kau tinggal dimana sekarang? Beberapa kali aku ke rumahmu, selalu kosong." Chanyeol memulai pembicaraan.

"Bukan urusanmu." yang dijawab ketus oleh Kyungsoo.

"Baiklah. Kau memang tidak suka berbasa-basi."

"Apakah kau sering kesini?" tanya Chanyeol sambil mengamati café.

"Baru sekali, ini yang kedua kali." Jawab Kyungsoo malas.

"Aigoo... kelihatannya kau memang tidak ingin berbasa-basi, eoh?" tanya Chanyeol, dan bersamaan dengan pesanan mereka datang.

"Apakah kau yakin tidak ingin makan?" Chanyeol menawari Kyungsoo saat akan menyantap makanannya.

"Tidak".

"Baiklah, aku akan menghabiskannya dulu. Kemudian kita berbicara serius. Tidak enak berbicara dalam kondisi perut kosong." Ujar Chanyeol seraya memasukkan suapan pertamanya.

Chanyeol mengunyah pelan makanannya, perlahan mukanya memerah dan kelihatan gelisah.

"Kau kenapa?" tanya Kyungsoo saat melihat perubahan wajah Chanyeol.

"Tidak, aku tidak apa-apa" jawab Chanyeol sambil menegak habis air mineralnya. Makanan ini sangat pedas, dan Chanyeol lemah sama makanan pedas. Tapi untuk menjaga imagenya, dia berusaha untuk menahannya.

Chanyeol memakan lagi spaghetinya hingga tersisa setengah. Karena sudah tak tahan lagi, Chanyeol mohon ijin ke kamar mandi.

Ada yang aneh, batin Kyungsoo sambil menatap Chanyeol yang berlari ke kamar mandi. Tak sengaja Kyungsoo menangkap senyum smirk Sehun saat melihat Chanyeol yang terburu-buru.

"Apakah kau baik-baik saja?" tanya Kyungsoo saat Chanyeol kembali ke mejanya. Wajah Chanyeol sudah kembali seperti semula. Dia tadi sempat meminta susu ke dapur untuk menghilangkan rasa pedasnya.

"Tidak apa-apa, aku hanya ingin buang air kecil saja."

"Apakah kau tidak menghabiskan sisa makananmu?" tanya Kyungsoo lagi sambil menatap sisa makanan Chanyeol yang masih setengahnya lagi.

"Tidak, tidak terlalu enak menurutku"

"Hmmm... baiklah" Kyungsoo hanya menjawab seadanya, arti dia tidak terlalu peduli lagi.

"Bagaimana kabarmu? Aku sedikit kesulitan bertemu denganmu" tanya Chanyeol lagi.

"Aku baik"

"Kenapa kau tidak membalas pesanku?"

"Lagi malas."

"Huffftt... ini yang buat aku sampai bermain dibelakangmu" Chanyeol mendesahkan nafasnya sambil menatap Kyungsoo kesal.

"Maksudmu?" tatapan Kyungsoo tidak jauh berbeda dengan Chanyeol kini, penuh amarah.

"Aku tidak mau jika hubungan yang sudah kita jalin hampir 10 tahun harus berakhir seperti ini" Chanyeol mengalihkan tatapan Kyungsoo.

"Kau yang memulainya"

"Tidak bisakah kita memperbaikinya? Sudah banyak yang kita lalui bersama"

"Sejak kapan kau bersama Baekhyun?"

"Oh, ayolah Kyungsoo... kita hanya membicarakan tentang kita saat ini."

"Apakah saat ini kau masih bersamanya?"

"Kyungie... aku mohon..."

"Apa alasannya sampai kau tega melakukannya? Tega merusak hubungan yang sudah lama kita jalin. Tega merusak kepercayaan yang sudah kita bangun bersama."

"Kyung, maafkan aku..."

"Jawab Park Chanyeol! Jangan hanya merengek seperti anak kecil!" bentak Kyungsoo karena dia tidak juga mendapat jawaban dari Chanyeol.

"Sudah 2 tahun lebih, dan saat ini aku masih bersamanya." Jawab Chanyeol sambil menundukkan kepalanya.

Terlihat Kyungsoo saat ini menahan amarahnya. 2 tahun mereka bermain di belakang Kyungsoo? Tanpa sepengetahuan Kyungsoo? Padahal mereka berada dalam 1 gedung kantor, seharusnya Kyungsoo mengetahuinya.

"Apakah kau sudah tidur dengannya?" tanya Kyungsoo dengan hati-hati. Kali ini Kyungsoo mengajukan pertanyaan yang menjadi penentu hubungan mereka kedepannya.

Berikutnya terjadi obrolan sengit antara Kyungsoo dan Chanyeol. Chanyeol yang hanya bisa menundukkan kepalanya dengan pasrah, sementara Kyungsoo yang menahan amarahnya dan menahan agar tidak menangis.

"Ku harap kau tidak muncul lagi di hadapanku, Park Chanyeol." Kyungsoo mengakhiri obrolan mereka dan meninggalkan Chanyeol dengan kondisi yang masih menunduk.

Kyungsoo meninggalkan café secepat yang dia bisa. Sehun yang melihatnya, meninggalkan pekerjaannya dan berusaha mengejar Kyungsoo.

"Noona...!" teriak Sehun sambil terus mengejar Kyungsoo. Sementara Kyungsoo berlari menjauh dari café.

.
.
.
TBC
.
.
.

 ɴᴏᴏɴᴀ (gs) - [𝘛𝘢𝘮𝘢𝘵]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang