42 : The Heirs (4)

282 52 15
                                    

Jea menghentikan langkahnya setelah menuruni anak tangga terakhir diruang tengah.

Gadis itu terdiam dan menatap lurus Namjoon yang diruang makan bersama presdir dan nyonya Kim.

|"Jika Taehyung adalah aku? Apakah Jin akan melakukan hal yang sama padaku?"
"Kasih sayang yang kuat pada saudaranya itu"
"Akankah Jin juga memberikan itu padaku?"|

Jea mengerutkan dahi berusaha mencerna ucapan langka dari sosok ILJIN seperti Namjoon kemarin malam.

Apa dia cemburu pada kasih sayang wangja-nim ke Taehyung?

"Im Jea, apa Jin tidak mau ikut sarapan bersama?"

Jea tergugah dari lamunannya ketika Nyonya Kim melemparinya pertanyaan.

"S-saya sudah membujuknya Nyonya, tapi wangja-nim tetap menolak"

Nyonya Kim menghela nafas pasrah seraya menatap kesal pada Presdir Kim.

"Kenapa kau memandangku seperti itu? Kau menyalahkanku?"

Presdir Kim mencari pembelaan.

"Harusnya Jin bisa bersikap dewasa. Jangan seperti anak kecil seperti ini."
"Aku tidak akan menyerahkan kunci motornya jika dia tidak ikut sarapan"

"A-anu, saya sudah menyuruh pelayan untuk membawa sarapan kekamar Wangja-nim"
"Dia pasti juga tidak akan tahan jika tidak makan"

Jea tersenyum kikuk, dia memang sudah hafal betul watak, sifat dan kebiasaan Jin setiap harinya.

"Ah, duduklah Jea, sarapan bersama kami"

"Baik Presdir Kim"

Jea mendudukan dirinya tepat didepan Namjoon yang terlihat kurang nyaman jika semeja dengannya.

"Bagaimana kabar gadis yang selalu kau awasi itu?"

Jea memandang bingung presdir Kim yang memberinya pertanyaan bahkan sebelum dirinya menyentuh sarapannya.

"Suamiku? Kau masih menyuruh Jea mengawasi kepinakan dari CEO JN group itu??"

"Uhuk uhuk"

Lagi-lagi Namjoon tersedak mendengar ucapan dari nyonya Kim yang membuatnya kaget.

"Oh Namjoonie kenapa nak?"
"Pelan-pelan saja makannya"

Nyonya Kim mengusap punggung Namjoon yang berada didekatnya.

Keponakan CEO JN group? Keluarganya Jungkook? Paman mengawasi keluarganya Jungkook? -Namjoon-

"M-maaf presdir Kim"

Jea mulai gugup dikursinya.

"Mengenai Lee-sa, keponakan dari CEO JN itu, saya tidak terlalu ketat mengawasinya"
"Bahkan saya baru tau alamat rumahnya setelah wangja-nim menyuruhku mengirim barang-barang mewah kerumahnya"

Namjoon mendelik, kesulitan menelan makanannya saat mendengar nama Lee-sa.

"Apa? Jin mengirim barang-barang mewah kerumah gadis itu? Untuk apa? Apa Jin menyukainya?"

"Saya rasa wangja-nim hanya sekedar bersimpati pada gadis itu. Saya tidak yakin wangja-nim bisa menyukai seorang gadis dengan mudah mengingat hatinya yang dingin."

Presdir Kim hanya mengangguk gelisah menanggapi pernyataan Jea.

"Tapi, yang lebih menghawatirkan adalah"

Jea menggantung kata-katanya.

"Gadis itu mempunyai perasaan suka yang mendalam terhadap Wangja-nim tanpa tau bahwa wangja-nim juga terlibat dalam kecelakaan V yang merenggut nyawa ibunya"

ILJIN [BTS Fanfiction] [Complete √]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang