3 : jangan mengabaikanku

596 119 117
                                    

Apa kita ditakdirkan untuk saling menyakiti. Kau bahkan membiarkan aku dilindungi orang lain daripada mengulurkan tanganmu sendiri, Oppa.

____________________________________

Lee sa melangkahkan kakinya dengan pandangan kosong. Pikirannya melayang membayangkan seorang Taehyung yang membantunya memunguti kertas kemarin.

'Siapa dia?'
'Siapa dia hingga Jungkook selalu beradu pandang dengannya?'
'Siapa dia sampai Jungkook kesal setiap melihatnya?'

Bagi lee-sa didunia ini yang bisa membuat seorang Jeon-jungkook kesal sampai ubun-ubunnya mau meledak hanyalah dirinya. Dalam hati lee-sa bertanya-tanya, apakah taehyung punya bakat membuat jungkook menelan aspirin 50 butir karna pening seperti bakatnya.

"Ada hubungan apa si taehyung dengan jungkook??"
"Ho, jangan-jangan?? Mereka terlibat cinta terlarang???"
"Akh, tidak-tidak. Pikiran fujoshi mulai nge-trend diotak remaja saat ini"

Gadis itu menggeleng-gelengkan kepalanya kasar berusaha menepis pikiran tak senonohnya.

Lamunannya buyar saat melihat sosok pemuda yang berjalan didepannya.

'Pucuk dicinta, singa-pun tiba, akh'
Lee-sa merutuki dirinya yang tanpa sadar berjalan dibelakang seorang jeon jungkook.
'Pagi-pagi sudah melihatnya'

Tap

Mungkin karna chemistry, atau karna ada feeling. Jungkook membalikkan badan begitu saja. Menatap lee-sa.

"Oh, astaga. Kenapa kau tiba-tiba menengok. aku kan kaget"
Lee sa mencoba menormalkan detak jantungnya yang berdegup kencang.

"Kau segitu inginnya mencium aroma parfumku ya, sampai berani berjalan dibelakangku!"

Ingin rasanya lee-sa menginjak wajah jungkook tampan sekarang juga.
"Kalau-pun ada jalan lain menuju kelas, tentu saja aku akan memilih jalan lain meskipun harus melewati 7 samudra dan mendaki gunung himalaya daripada harus menginjak jalan yang sama denganmu oppa"

"O-oppa???"
Jungkook memasang wajah terkejut. Selang beberapa detik ia memasang pose berkacak pinggang didepan gadis yang lebih mungil darinya itu.
"Sudah kubilang aku bukan oppamu, tuli ya??"

Lee-saa memandang jungkook dengan pandangan memelas.
"Kalau aku memanggil Jeon!jung!kook! Yang lain akan menyakitiku. Tapi kalau aku memanggilmu oppa kau yang menyakitiku"

Jungkook memasukkan kedua tangannya disaku celananya dan melenggang pergi.
"Kau benar-benar berharap kukasihani?? Hahaa lucu"

'Ishhh jungkook, kalau saja aku bisa menarik tindik ditelingamu sampai lepas'

"Lee-sa, ada apa??"

"O-"
Kaget gadis itu menengok pemuda yang tiba-tiba berada disampingnya. Kim taehyung.

"Apa jungkook menganggumu lagi?"

"Ah, tak usah khawatir aku baik-baik saja."

Taehyung mengulas senyum mendengarnya.

                     *       *        *

Jungkook bosan menjadi pusat perhatian. Dimana saja, setiap pasang mata yang ada disekolah selalu menatapnya. Bahkan pemuda itu hafal betul setiap pandangan yang dilemparkan padanya. Ada yang memandangnya kagum, ada yang memandangnya dengan iri. Bahkan ada yang takut padanya. Jungkook bosan menjalani hidup seperti ini.

'Ck, dikira aku sedang syuting film?'
Dengan malas jungkook membuka laci miliknya.

"Jungkook oppa"

Sejenak jungkook terdiam. Dia kenal betul suara yang kini memanggilnya. Teman masa kecilnya, sasha yoo.

"Apa??"
Jungkook berbalik menatap gadis imut dengan rambut panjangnya yang diikat disisi kanan dan kiri.

"A-anu, kita jarang berbicara akhir-akhir ini. Aku senang kita bisa berada dikelas yang sama"

"Oh"

Mendengar jawaban singkat dari jungkook membuat sasha meremas rok-nya gugup.

"K-kumohon. Jangan abaikan aku lagi"

"Kau ini kenapa sih sha??"
Jungkook memandang geli gadis imut didepannya.

"S-sebenarnya, a-aku menyukaimu, oppa."

"Oh begitu ya???"

"H-ha??"
Bagaimana mental gadis itu tak down, ketika orang yang dia sukai meremehkan pernyataan cintanya.
"Kumohon, jungkook-ah. Jangan abaikan aku"
Sasha menunduk malu.

"Lalu kau mau aku menerima cintamu begitu??"

Ucapan jungkook membuat semua siswa yang berlalu lalang di sekitar laci menatap kearah mereka. Begitu pula lee-sa dan taehyung.

Jungkook sudah jemu mendengar pernyataan cinta dari banyak gadis. Yang benar-benar membuatnya kesal justru kali ini teman masa kecilnya yang mengungkapkan kata itu.

"Aku tanya padamu, kau sudah mengenalku dengan baik??"

Sasha memdongak menatap pemuda yang lebih tinggi darinya itu.
"Tentu saja aku mengenalmu"

"Kau mengenalku, tapi kau tidak mengenali dengan baik. Jika kau mencintai seseorang yang belum kau kenal dengan baik itu namanya bukan cinta. Bisa jadi kau hanya mencintai khayalanmu tentangku. Aku yang kau bayangkan dulu bisa berbeda dengan aku yang sekarang. Bagaimana kalo aku sebenarnya tukang boker? Atau mungkin tukang ngupil? Atau suka menjilat kotoran telingaku sendiri? Kau tetap menyukai ku??"

Sasha menunduk mendengar kuliah tujuh menit dari jungkook.

"Sudah kuduga, kau sama saja dengan gadis lain. Hanya melihat penampilan luar itu namanya bukan cinta. Saat kau tau baik buruknya seseorang tapi kau tetap menyukainya itu baru namanya cinta. Jangan ganggu aku lagi"

Jungkook pergi begitu saja meninggalkan sasha yang mematung.

"Astaga, darimana si jungkook mendapatkan kata-kata bijak seperti itu? Padahal wajahnya tak pernah menggambarkan kebijakan"

Taehyung terkejut mendengar ucapan lee-sa yang berada disampingnya.

"Hei, kau tau semboyan yang populer didunia ini???"
Taehyung memandang lee-sa dengan pandangan innoncent.

"Apa??"

"Orang ganteng mah, bebas"
Taehyung mengulas senyum lima jari yang memperlihatkan barisan gigi putihnya.

"Maksudmu karna si jungkook ganteng, dia bebas menyakiti gadis itu??"

"Kenyataannya begitu kan?"
"Aku mau kekelas"
Taehyung beranjak pergi meninggalkan lee-sa yang mengomel sendiri.

"Apa sih yang disukai gadis itu dari si JK?? O-"
Wajah lee-sa panik saat melihat yoona seo yang menghampiri sasha. Lee-sa berlari mengejar taehyung dan menarik lengannya.

"T-tunggu"

"Ada apa??"

"Yoona- yoona seo, dia melakukan sesuatu pada sasha yoo"

Taehyung menengok dengan cepat memandang yoona dan sasha yang berada tak jauh darinya.

Tbc__




         


ILJIN [BTS Fanfiction] [Complete √]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang