21 : Prahara hati penghuni Exclass (3)

285 61 6
                                    

Lee-sa terdiam saat sebuah mantel hangat menempel ditubuhnya. Dengan kasar Lee-sa menengok kearah seseorang yang memberinya mantel hangat.

"Kau bisa kedinginan jika begini terus Lee-sa, jangan membuatku khawatir"

Lee-sa terpaku,

Kenapa?? Tiba-tiba pemuda didepannya mengatakan hal langka seperti itu???

"Park Jimin???"

Sang pemilik nama menghela nafas, hingga uap udara muncul dari mulutnya.
"Kenapa kau selalu mementingkan orang lain daripada drimu sendiri? Sekali-kali pikirkan dirimu juga".

Lee-sa tersenyum seraya menunduk.
"Sheira lebih membutuhkan coat itu daripada aku. Dia berlarian ditengah-tengah salju, benar-benar"

Dalam tundukannya, Lee-sa melirik Jimin yang dirasa masih menatapnya.
"Aigoo, bang Jimin. Kenapa kau menatapku seperti itu. Aih, aku tau aku cantik setelah mendapat barang-barang dari seseorang yang tidak kukenal"

Lee-sa memukul-mukul manja lengan Jimin meskipun tidak mendapatkan respon apapun selain diam dari Jimin.

"O-"
Merasa sungkan Lee-sa menjauhkan tangannya dari tubuh Jimin, tapi Jimin meraih tangannya dengan cepat hingga rasa kaget tak dapat dielakan dari wajah Lee-sa.

"B-bang Jimin??? K-kau kenapa??"

Lee-sa dapat merasakan kulit tangan Jimin yang dingin. Dengan tatapan bingung Lee-sa memandang Jimin.

"Lee-sa-ya....."
"Jika aku populer serta merubah diriku. Apa aku bisa keluar dari Zona Samjin dan melindungimu??"

Lee-sa terdiam. Jimin tak mengalihkan pandangan dari dirinya sedikitpun.Butiran salju yang diinjaknya seakan membuatnya membeku.

'Apa yang dilakukannya?hanya memandang pemuda lembek dan gadis itu?'

Im Jea berhenti dibelakang Jin yang berdiri diteras laboratorium.

Meski tak melihat ekspresi Jin dari depan. Jea tau, Jin menyembunyikan wajah sendunya dibalik punggung dan bahu lebarnya.

Set

Jea menggerakkan bola matanya gugup saat Jin berbalik badan menghadapnya dengan ekspresi terkejut.

~du du du du du~

Jea menormalkan detak jantungnya dengan bersiul dan bersenandung ria saat Jin berjalan melaluinya dengan tatapan malas.

'Apa aku ketahuan meng-kepo-i nya?? '
'Aih, dia mengabaikan ku lagi'

Jea berbalik menatap punggung tegak Jin yang berjalan menjauh.
Melalui netranya Jea mengamati Jin yang tengah mengambil i-Phone mewahnya dari saku celananya.

"Yeoboseyo, apa ini professor hong dari rumah sakit x??"
"Iya, aku Seokjin"
"Tolong siapkan ruang rawat VVIP untuk pasien bernama Sheira Ai, mungkin dia akan datang kesana 5 menit lagi"

ILJIN [BTS Fanfiction] [Complete √]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang