Buram, pandangan Jin sedikit kabur saat keluar dari kamar mewah tempat dimana dia baru sadar dan membuka mata.
Kaki jenjangnya melangkah gontai menuruni anak tangga didepannya. Tak peduli dengan rasa sakit disekujur tubuhnya. Jin tetap bertahan dengan wajah pucatnya.
"Jin?"
"Kau sudah sadar nak?"Suara ibunya yang baru datang menyambutnya ketika pria jakung itu menginjak anak tangga paling bawah.
Bahkan ketika sang ibu menghampirinya, Jin tetap diam tak memandangnya.
"Kau mau kemana?"
"Ya Tuhan..."Jin tau ibunya khawatir sampai menyentuh keningnya berkali-kalu dengan wajah yang penuh kecemasan.
"Jika butuh sesuatu kau tinggal panggil pelayan atau Jea"
"Jangan banyak bergerak dulu"Mengabaikan kecemasan ibunya, Jin tetap melanjutkan langkahnya meskipun tubuhnya sangat lemah.
"Kau mau kemana?"
Kini suara ayahnya yang mengintrupsi Jin untuk berhenti melangkah.
Tubuh lemasnya berbalik menghadap ayahnya hingga sang ayah benar-benar melihat wajahnya yang begitu pucat.
"Menemui Taehyung"
Dengan jawaban yang singkat Jin kembali mengumpulkan tenaganya untuk melangkah."Jin, kau ini belum sembuh total nak"
"Presdir Kim lakukanlah sesuatu"
Nyonya Kim panik tak dapat menghentikan Jin."Seokjin!!"
"Jika kau berani keluar selangkah saja dari pintu itu aku tidak akan peduli lagi jika terjadi sesuatu padamu!"Mendengar seruan ayahnya, Jin berhenti tepat didepan pintu.
Sejenak dia terdiam.
Namun tangannya tetap bergerak memutar knop pintu didepannya.
"Seokjin!!"
Bersamaan dengan teriakan ayahnya yang menggema, Jin membuka pintu didepannya.
Krieettt
Jin terpaku,
bersamaan dengan masuknya cahaya matahari luar, disaat itu pula Jin melihat Taehyung dan ibunya didepan matanya.
"Aku pulang, Hyung"
"T-tae-"
Keterkejutan diwajah pucat-nya kini berubah menjadi kebahagiaan. Tanpa pikir panjang Jin memeluk Taehyung yang tengah tersenyum padanya.
"Kim Taehyung"
"Iya, ini aku Hyung"
Dibalik punggung sang kakak, Taehyung tak kuasa menahan tetesan air matanya yang ingin keluar.
Maafkan aku hyung. Selama bertahun-tahun aku tidak mengenalimu sebagai kakak ku. Kakak yang selalu melindungiku. Kakak yang selalu mengutamakan kebahagiaan ku daripada kebahagiaannya sendiri.
Taehyung membalas pelukan Jin dengan erat.
Hingga ibu Taehyumg sendiri ikut menangis dibelakangnya.
Sedang presdir dan nyonya Kim termangu melihat keduanya.
"Apa kabar, Tuan Presdir?"
Sapaan lembut dari ibu Taehyung pada presdir Kim menyadarkan Jin dan Tae untuk saling melepas pelukannya.
"A-adik ipar"
Hanya kata-kata itu yang keluar dari bibir nyonya Kim karna tak berani mendekat meski sebenarnya sangat ingin segera memeluk ibunya Taehyung selaku adik iparnya dahulu.
"Kenapa Kalian Kembali!!"
"Ayah....."
Jin mencoba memprotes ayahnya yang tiba-tiba berteriak memaki Taehyung dan ibunya."P-paman"
Sedih, cemas dan takut. Perasaan itu bercampur aduk dibenak Taehyung ketika kakinya perlahan mendekat kearah pria paruh baya yamg berkharisma itu."M-maafkan aku"
Tepat didepan sang paman, Taehyung menunduk sembari menangis.
"Hanya karna impian anak kecil bernama V ini, ayahku meninggal dan ibuku diusir dari sini"
"Aku minta maaf paman""Aku tidak menerima maafmu!"
Tanpa menatap Taehyung, presdir Kim mengalihkan pandangannya berusaha menyembunyikan matanya yang kini berkaca-kaca."Ha-haruskah aku mencium kaki paman agar paman memaafkanku?"
Taehyung mendongak menatap Pria yang memalingkan wajah darinya dengan derai air mata.
"Aku akan melakukannya paman"
Dengan merendahkan tubuhnya, Taehyung berjongok didepan pamannya.
"Nak-"
Suara bergetar serta tangan kokoh pamannya berhasil menahan Taehyung sebelum Taehyung benar-benar mencium kakinya.
"P-paman"
Taehyung sedikit terkejut saat pamannya meneteskan air mata ketika menahan lengannya.
"Kau tak perlu melakukan itu"
"Paman sudah memaafkanmu"
"Paman hanya kesal. Kenapa kalian kembali...... Baru sekarang""Paman"
Taehyung bergegas memeluk pamanya yang menangis.
"kenapa tidak dari dulu kau kembali kerumah ini. Kenapa baru sekarang??"
"Maafkan aku paman, maafkan aku"
"Dulu ibumu membawamu pergi begitu saja"
"Apa dia benar-benar sakit hati dengan kata-kataku"
"Padahal aku tidak benar-benar mengusirnya atau bahkan menghapus namamu dari daftar pewaris keluarga Kim. Aku tidak benar-benar melakukannya"
"Mana mungkin aku tega menelantarkan anak dan istri dari adiku sendiri"Ditempatnya, ibunda Taehyung menangis mendengar pengakuan presdir Kim.
"Aku mengancamnya itu demi kebaikanmu, Kim Taehyung"
"Bertahun-tahun paman menunggumu dan ibumu kembali sampai aku dibenci oleh putra semata wayangku sendiri"Presdir Kim memandang kearah Jin.
"Kau membuatku kesal Kim Taehyung""Maafkan aku paman"
"Sudah jangan minta maaf terus"
Setelah melepas pelukan pamannya, Taehyung mendapat pukulan kecil tanda kekesalan dari pria paruh baya itu.
"Sekarang, kau boleh tinggal disini kalau kau mau"
Rasa bahagia tak terelakan saat taehyung mendengar kalimat itu dari pamannya.
Begitu juga dengan Jin yang merasa sembuh setelah mendapat moment bahagia dalam hidupnya.
Tanpa sungkan nyonya Kim menyambut dan memeluk ibu Taehyung selaku adik iparnya dulu.
"Kenapa ramai sekali, ada apa? Paman?"
Taehyung kaget saat melihat Namjoon baru turun dari lantai atas.
Kenapa si ILJIN ini ada disini?
"Ah, iya. Tae, kau belum pernah bertemu saudaramu yang berada di Swiss dan menghadiahi Jin ruangan 3D dibawah tanah waktu itu 'kan? Ini dia orangnya, Namjoon. Hyung ke-dua mu"
"Mwo??????"
Tbc__________
Annyeong readers,
Ini FF kurang beberapa chapter mau end tapi kok banyak Siders-nya 😭Pleaseee, setidaknya vote biar gue semangat nulisnya.
Buat yang Voment dan masih ngikutin story-nya, aku sayang kalyan 😘
KAMU SEDANG MEMBACA
ILJIN [BTS Fanfiction] [Complete √]
FanficMember BTS hidup dalam tingkatan kelas sosial yang berbeda. V yang amnesia tidak mengenali sosok Jin yang misterius dan selalu diam-diam melindunginya dari pembully-an para gengster-nya Jungkook. . "Orang yang paling kubenci didunia ini adalah Jeo...