Matahari bersinar sangat terang hari ini, seperti hari-hari biasanya cuaca cerah dengan semilir angin yang segar.Tapi siapa sangka bahwa hati seorang gadis tidak secerah langit pagi ini. Hwang Eunbi.
Seorang lulusan kesenian yang menjadi pelatih dance di salah satu tempat kursus. Tidak hanya kemampuan menari, suaranya yang lembut pantas di beri acungan jempol.
Tepat pukul 8 pagi, ia bergegas menunggu di depan komplek apartemen sembari melirik-lirik jam.
Kembali memeriksa ponsel, ia yakin bahwa seseorang sudah berjanji akan menjemputnya pada pukul segini.
From: Chagi 💞
Akan ku jemput.Tentu saja dengan beberapa kata itu menaikkan moodnya sedikit, kuharap kali ini ia tidak akan membuatku menunggu.
Lima menit hingga setengah jam berlalu, Eunbi masih berdiri di depan apartemen menanti kedatangannya.
Ponsel bergetar, senyumnya makin melebar. Dan perlahan memudar saat itu juga, ia memutuskan untuk tidak membacanya dan hanya melihat sekilas dari notifikasi.
"baiklah, hari ini aku akan naik bus" ucapnya menyimpan ponsel kembali pada tas dan sedikit berlari untuk sampai ke halte.
Bus sudah melaju, melewati jalanan padat Seoul. Eunbi menatap langit yang begitu cerah dan berbanding terbalik dengan situasi hatinya.
Bertompang dagu dan entah memikirkan apa, yang jelas ada sosok lelaki yang selalu berhasil membuatnya seperti ini.
Bahagia namun tak jarang membuatnya sedih di saat yang bersamaan. Lelaki yang telah berkencan dengannya selama setahun lebih.
Lamunannya buyar saat bus terhenti, ia sudah sampai. Berjalan sedikit dan memasuki sebuah bangunan yang lebih terlihat seperti ruko.
Mengganti atasan dengan kaos dan celana besar berwarna hitam (dance pratice Rough).
Menatap kenop pintu, memasang senyum paling manis saat pintu terbuka. Menyapa para murid yang sudah menunggu.
Eunbi POV
Melakukan pemanasan sebelum mulai kurang lebih selama sepuluh menit.
Aku berdiri di paling depan, memberikkan beberapa gerakan dengan kecepatan slow agar mereka bisa mengikuti.
Mengulang gerakan yang sama lalu mengoreksi, menambah gerakan hingga akhirnya mereka berhasil menghafalnya.
Menyalakan musik, menepuk tangan dan berhitung mundur. Kami bergerak bersama mengikuti irama yang terdengar.
Aku memutar ulang lagu di bagian reff dan meminta mereka kembali bergerak, kali ini aku hanya akan melihat.
Mengangguk beberapa kali, lagu berakhir. Aku bertepuk tangan dan tersenyum pada mereka yang telah berusaha.
"bagus sekali" ucapku meminta mereka duduk, "akhirnya aku bisa meghafal gerakan"
"Eunha eonniie, kau sudah cukup baik saat ini" pujiku, "tapi aku masih kurang jika dibandingkan dengan Yerin eonni" jawab seorang gadis imut yang lebih tua dari ku.
Tempat kursus ini memang tidak membutuhkan patokan usia sebagai syarat, cukup kemauan juga niat.
Di kelas sebelah ada kelas menyanyi, Eunha juga mengikuti kelas itu. "aku harus pergi" pamitnya menjauh.
Setelah asik berbincang dengan mereka, akhirnya waktu mengajarku sudah habis. Saatnya pulang.
"Eonni" aku menoleh dan membalas dengan senyuman.
"aku ingin mampir ke rumahmu" tambahnya melingkarkan tangan di lenganku.
Tentu saja aku mengijinkan dan mengajaknya langsung ke apartemen. Sebelumnya aku mampir ke toko untuk membeli beberapa bahan makanan.
Dengan kantung belanjaan di tangan, kami sampai di apartemen dan langsung masuk ke dalam.
Aku memintanya bersantai dan menunggu di ruang tv, memakai celemek dan beradu dengan alat masak.
"masakan makanan yang enak" katanya dari kejauhan, "arraseo".
Usai makan, ia memperhatikan setiap bingkai foto yang terpajang di dekat tv, padahal sudah ia lakukan itu setiap datang kemari.
"eonni" ia duduk mendekat dan memelukku, "weo ire? Kau ada masalah?"
"na aniya, geundae eonni.. Mianhae"
"sebenarnya ada apa?"
"kumohon bersabarlah, aku yakin oppa tidak bermaksud begitu" aku tersenyum dan mendorong tubuhnya dengan lembut, "gwencahana".
...
Sepulangnya gadis itu dari apartemen, aku mencuci piring dengan pikiran yang dipenuhi dengan kakak beradik itu.
Jeon Somi dan Jeon Jungkook.
Merebahkan tubuh diatas tempat tidur dan menatap kalender lalu melingkari tanggal ini.
Tanggal yang kulewati tanpa Jeon Jungkook, lelaki yang selalu sibuk dengan urusannya. Kupahami itu.
Membolak-balik kalender dan melihat banyak lingkaran merah disana. "Jeon Jungkook, apa kau mencitaiku?" gumamku menghela nafas kemudian.
Jungkook memanglah anak pertama dan sedang bekerja di perusahaan keluarga, ia akan meneruskan perusahaan itu kelak.
Satu lagi hari dan malam tanpa melihat wajah bahkan kabarnya, sudah sangat sering terjadi dan aku hanya bisa diam. Marahpun tidak berguna dan akan membuat masalah.
Aku membuka pesan yang dikirimkan Jungkook tadi, pesan yang akhirnya membuatku kecewa kesekian kalinya.
From: Chagi 💞💞
Mian, aku ada rapat mendadak.Melempar ponsel asal dan menarik selimut, melihat kearah jendela yang terbuka sedikit.
Memperhatikan kilauan di luar sana, di tengah langit gelap. Sebuah bintang yang bersinas sendirian, tidak ada bulan yang menemani.
Kadang aku berpikir bahwa Jungkook tidak benar-benar mencintaiku, walaupun ia sering membuatku menunggu entah kenapa aku tidak bisa berpaling darinya.
Kuharap ia merasakan hal yang sama padaku, dan yang inginkan saat ini hanyalah.....
Membuat kenangan terindah bersamanya...
.
.
.
.
TBC
Masih baru jadi gak sampe 1000 word 😄😄😂
Ada yang nunggu nih story up kagak sih? 😆😆

KAMU SEDANG MEMBACA
Do You Love Me?
Fanfiction[Complete] 15 Sept 17 - 1 Januari 18 Sinkook or sinv? 😅(≧∇≦) Jd langsung cus baca aja ye 😂 Kagak suka? Yowes jgn baca 😊 281017 #838 021117 #809 031117 #668 111117 #631