Bab 4

1.8K 119 0
                                    

                        Bullying

*****

Pagi yang cerah, itulah yang kurasakan saat membuka jendela kamarku pagi ini, hawa sejuk dari luar berhembus menyergap masuk menerpa wajahku, untuk sesaat kunikmati kesejukan itu
dengan memejamkan mata, menikmati segarnya embun pagi ini, perlahan sinar matahari dengan warnanya yang agak kekuningan beranjak naik menerangi seluruh alam dengan kehangatan dan memberikan kehidupan untuk awal yang baru, namun sepertinya itu tidak berlaku bagi keluargaku, ya aku harus memulai pagi yang cerah ini dengan kegetiran ketegangan yang tiba-tiba datang menyelimuti rumah ini, saat tiba-tiba saja ibu datang mengunjungiku

Ding dong... Ding dong...

Terdengar suara bel pintu rumah berbunyi, kulihat jam yang menggantung di dinding kamarku menunjukkan pukul 07.00 WIB, siapa yang datang sepagi ini

Ding dong... Ding dong....

Berkali kali suara bel itu berbunyi, namun sepertinya tak ada yang mendengarnya, akupun beranjak dari tempatku memutuskan untuk membukanya sendiri, namun langkahku terhenti saat berpapasan dengan bibi' Mary di depan anak tangga yang juga hendak membuka pintu depan

"Biar aku saja" Ucap bibi' Mary yang berjalan menuju pintu

Click!

Saat pintu terbuka, bukannya mengajak seseorang yang berdiri di depan pintu itu masuk, bibi' Mary malah terdiam seakan begitu terkejut dengan kedatangan tamu pagi ini

"Siapa yang datang" Tanya kakak yang tiba-tiba berdiri di belakangku

Namun bibi' Mary hanya diam sampai saat ketika pintu terbuka, dan seorang wanita paruh baya yang mengenakan setelan jas merah dengan suara hentakan high heelsnya yang begitu menggema di seluruh ruangan saat ia berjalan ke arahku

"Marlyn!" Ucapnya yang langsung memelukku, bahkan sampai membuatku terhuyung karena pelukannya yang terlalu bersemangat itu

Ibu

"Ibu sangat merindukanmu" Ia memelukku dengan hangat seraya mengusap rambutku

"Ibu," Sapaku getir

Ya bagaimana tidak jika selama tiga tahun terakhir ini, ini untuk yang pertama kalinya aku kembali bertemu dengannya, sejak perceraiannya dengan Ayah tiga tahun lalu, kami berempat memutuskan untuk tinggal terpisah, Ibu pergi ke Inggris, Ayah menetap di Korea, dan aku, aku akan pergi kemanapun kakak pergi, dan sejak saat itu mereka hanya menghubungiku lewat telepon, mereka tidak pernah mengunjungiku, bahkan saat aku sedang sakit sekalipun

"Bagaimana kabarmu, kau baik-baik saja kan?" Tanyanya dengan memegang tanganku

"Bagaimana Ibu bisa tiba-tiba ada disini?" Tanyaku balik

"Tentu saja karena Ibu sangat merindukanmu"

"Hmph!" Kakak tersenyum sinis saat mendengar jawaban Ibu

"Hai Mike, bagaimana kabarmu?" Sapa Ibu dengan canggung, ya sejauh yang kutahu, hubungan mereka memang tidak baik, atau mungkin lebih tepatnya hubungan keluarga ini, aku tidak tahu kenapa, tapi sejak perceraian Ayah dan Ibu tiga tahun lalu, kakak seakan sangat membenci mereka, mungkin dia hanya masih belum bisa memaafkan kegagalan kedua orang tuanya

"Marlyn, cepat bersiap, kau bisa terlambat nanti" Setelah mengatakan itu kakak berbalik pergi mengacuhkan Ibu yang masih berdiri di tempatnya, aku bisa mendengar suara desahan ibu yang terdengar begitu sedih di telingaku

"Ibu," Panggilku

"Hm?" Ia mengangkat wajahnya menatapku lembut

"Maaf, aku harus bersiap untuk pergi ke sekolah" Kataku dengan berat

Androphobia Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang