Androphobia

Bab 56

Musuh yang paling berbahaya adalah musuh yang tidak kau sangka-sangka, musuh yang datang dari sisimu, kawan terdekatmu, orang yang paling kau percayai

Sebuah kutipan dari novel favoritku tiba-tiba terlintas dalam pikiranku, sebuah kisah yang menceritakan tentang persahabatan dua orang pria yang sudah berlangsung sejak kecil namun justru saling menyakiti ketika mereka sudah dewasa, itu mengingatkanku pada persahabatan Sam, Alex, dan Axcel, dulu mereka juga selalu bersama seperti cerita di novel itu, jika di sini ada Sam, maka di situ pasti akan ada Alex dan juga Axcel, mereka bertiga seperti tidak bisa dipisahkan satu sama lain, dan yang kutahu mereka juga sudah berteman sejak kecil, tapi kini hanya tinggal Sam, karena Alex dan Axcel meninggal dengan cara yang tak wajar, entah apakah mereka saling menyakiti seperti cerita di novel itu atau tidak, namun karena kejadian itu kini aku harus duduk di kursi pesakitan di ruang interogasi untuk memberikan kesaksianku perihal kematian Alex

23:30

Di ruangan yang gelap nan dingin ini aku duduk di sendirian dengan ditemani dua kursi kayu dan meja persegi panjang yang terdapat di tengah-tengah ruangan, entah apa yang mereka lakukan hingga membuatku harus menunggu semalaman, sesekali aku melirik ke ruang sebelah, sebuah ruang di sebelah ruang interogasi dengan cermin dua arah, sudah bukan rahasia lagi kalau cermin itu bukan cermin biasa, orang-orang yang berada di sebelah ruangan itu bisa melihat semua gerak-gerik orang yang berada di dalam ruang interogasi, ditambah lagi dengan kamera CCTV dan alat penyadap suara yang ditaruh di ruangan ini, aku yakin seseorang pasti tengah memperhatikanku sekarang

Klik

Aku mengangkat wajahku ketika kudengar suara pintu terbuka, seorang pria yang mengenakan kemeja navy dengan celana jeans berwarna senada melangkah masuk dengan membawa map cokelat dan meletakkannya di atas meja yang menjadi pembatas antara kami, tanpa mengucapkan sepatah kata pun ia menarik kursi dan duduk di hadapanku, seakan akulah tersangka utamanya

"Samuel hage" Ucapnya bersamaan dengan suara gesekan kertas ketika ia mengeluarkan beberapa lembar foto Sam yang terekam kamera CCTV di apartemen Alex

"Dia adalah orang terakhir yang terlihat bersama Alex sebelum ditemukan jatuh dari apartemennya" Ia kembali mengeluarkan sebuah kertas yang berisikan daftar riwayat panggilan telepon Alex

"Dan kau adalah orang terakhir yang dia hubungi, disini juga tercatat kau mencoba menghubungi Sam berkali-kali" Ucapnya dengan mengetuk-ngetuk daftar panggilan yang ditandai lingkaran merah
"Kau bahkan juga ada di lokasi kejadian, bisa kau jelaskan apa yang sebenarnya terjadi?" Lanjutnya dengan menyandarkan punggungnya ke sandaran kursi di belakangnya

Untuk sesaat aku terdiam mencoba mencerna pertanyaan demi pertanyaan yang diajukannya padaku, semua pertanyaan itu membuat beberapa spekulasi rumit berkembang pesat di kepalaku, seingatku Alex bilang tidak bisa menghubungi Sam, lalu bagaimana dia bisa ada di sana, apa dia benar-benar terlibat dalam kematian Alex seperti yang para detektif ini yakini, dan apa sebenarnya yang ingin Alex katakan padaku hingga tidak bisa mengatakannya ditelepon

"Kenapa hanya diam saja, katakan sesuatu, apa kau butuh pengacara?" Tegurnya

Apa yang harus aku katakan, haruskah aku memberitahunya, semua ini saling berhubungan dengan kematian Marsya dan Axcel, dan orang yang berada di baliknya adalah seseorang yang sudah diam-diam mengirimiku surat kaleng itu

"Nona, aku bicara padamu, apa kau tidak mendengarku?"

Tapi bagaimana mengatakannya, semua teori yang tak berdasar itu, akankah dia mempercayainya?

"Dengar" Perlahan ia mendekat sedikit mencondongkan tubuhnya padaku dengan meja persegi panjang yang menjadi pembatas antara kami
"Jika kau tidak mau bekerja sama, kau hanya akan mempersulit keadaan"