Bab 37

859 77 15
                                    

____________________________________________________________________________

"Jadi apa maumu?" Ucap pria setengah baya itu seraya menyandarkan punggungnya dan menyilangkan kakinya di atas meja

Ya, sekarang kami bertiga duduk di sofa ruang kerjanya, yang  nampak lebih seperti ruang karaoke dengan sofa berbentuk melingkar yang menghadap TV berukuran besar dengan segala pelataran lainnya yang biasa di temui di tempat karaoke, aku dan Hwan duduk saling berdampingan menghadap pria itu yang sedang menatap kami lekat, namun berbeda dengan kami, dia duduk dengan santainya seraya meletakkan kakinya di atas meja seakan dialah penguasa dunia ini, dan harus kuakui sikapnya itu sangat menyebalkan

"Jangan terlalu lama berpikir, aku tidak punya banyak waktu" Tegurnya seraya menggoyangkan gelas tinggi berisikan wine berwarna merah di tangannya

"Kami sudah bertemu dengan pria yang menjadi asistenmu tiga tahun lalu" Ujar Hwan yang membuka suara lebih dulu
"Dia mengatakan banyak hal, namun kami hanya ingin memastikan satu hal"

"Jadi, kalian bersusah payah datang kemari dan membuat keributan di sini, hanya untuk mengkonfirmasi hal itu?" Ia tersenyum meremehkan

"Kalian ingin memastikan bahwa semua yang dia katakan itu benar atau tidak, benar begitu bukan?" Kami terdiam membenarkan semua ucapannya

"Harus kuakui, kalian sangat berani untuk ukuran remaja seusia kalian" Lagi-lagi ia tersenyum dan menggoyangkan kakinya seakan ingin menunjukkan kekuasaannya di sini,

"Baiklah, jika itu masalahnya" Ia menurunkan kakinya, meletakkan gelas tinggi itu di atas meja dan menegakkan duduknya menatap kami lekat-lekat
"Maka dengarkan apa yang akan kukatakan ini baik-baik" Lanjutnya dengan ekspresi yang sangat serius

"Benar, semua yang dia katakan itu benar, terlepas dari tentang apapun itu, aku membenarkan semua ucapannya"

Apa? dia bahkan tidak bertanya tentang apa itu

"Apa tidak ada lagi yang ingin kalian tanyakan, jika tidak, kalian boleh pergi sekarang" Usirnya seraya mengibaskan tangannya ke udara

"Hei! kami bahkan belum memulainya--"

"Tiga tahun lalu" Selaku yang seketika menghentikan ucapan Hwan

"Kenapa tiba-tiba kasus itu di tutup, kenapa tiba-tiba kau berhenti dari profesimu, dan apakah benar, kau menukar semua bukti yang kau dapatkan waktu itu, dengan uang yang kakakku berikan padamu?"

Hening...

Selama beberapa saat atmosfer di ruangan ini terasa begitu menegangkan saat ia tak kunjung berucap, aku membalas tatapannya menatap iris mata hitamnya yang menatapku intens berusaha menebak apa yang akan dia katakan nantinya, namun pria paruh baya itu hanya diam menatapku tajam, seakan tak suka dengan pertanyaanku

"Pertama" Aku meremas ujung bajuku merasa lega saat dia mulai membuka suaranya

"Aku hanyalah seorang detektif biasa, aku tidak punya kuasa sebesar itu hingga bisa menutup sebuah kasus yang sedang berjalan, jika kau ingin tahu kenapa tiba-tiba kasus itu di tutup, tanyakan saja pada Ayahmu kenapa dia begitu bersikeras ingin menutup kasus itu, bahkan menggunakan koneksinya untuk menekan komisaris" Ia tersenyum sinis saat menyebut komisaris

Apa? menekan komisaris

"Kedua, aku berhenti dari profesiku karena itu tidak cukup menguntungkan bagiku, dan kau tidak perlu bertanya soal itu karena itu adalah masalahku" Ia menekankan setiap patah katanya seakan tak suka dengan pertanyaanku

"Dan ketiga, kenapa tidak kau tanyakan saja pada kakakmu, apakah aku benar-benar menukar semua bukti itu, dengan uang yang dia berikan" Ia tersenyum sinis seraya menaikan sebelah alisnya

Androphobia Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang