Bab 17

1.1K 85 2
                                    

                 *     *     *     *


Tiga belas hari berlalu sejak tragedi ledakan itu, tragedi yang membuat Marsya pergi untuk selamanya

Dan Maxi.

Aku tidak tahu bagaimana keadaannya sekarang. Dr. Maya membawanya ke Singapura dan sampai saat ini. Aku tidak pernah mendengar kabar tentangnya lagi

Dan sejak saat itu juga. Aku. Sam. Dan Farei. Kami bertiga sering menghabiskan waktu bersama demi meminta sumbangan uang belasungkawa untuk Marsya. Yang sebenarnya hanya alasan saja, karena sebenarnya yang kami incar adalah tulisan tangan mereka

Dan seperti biasa, kami akan bertemu di atap sekolah untuk menghitung jumlah uangnya dan mencocokkan tulisan tangan si penyumbang

Tapi sampai saat ini kami masih belum menemukan petunjuk apapun

Brakk..

Tiba-tiba Sam datang dan membanting bukunya ke lantai

"Apa yang kau lakukan?"  Ucapku yang segera beranjak dari dudukku dan kembali memungut buku catatan itu

"Sudah dua hari kita melakukan ini, tapi kita tidak mendapatkan petunjuk apapun"  Ucap Sam dengan kesal

"Ini baru dua hari, kenapa kau begitu kesal, kita masih punya delapan hari lagi bukan?"

"Entahlah, aku tidak yakin dengan ide si kacamata itu. Marlyn, apa kau tidak merasa kalau dia itu sedikit mencurigakan?"

"Sam"  Ucapku yang sedikit melotot

"Ya, ya, aku tahu"  Ucapnya seraya mengangkat kedua tangannya

"Apa yang sedang kalian bicarakan?"  Ucap Farei yang melangkah menghampiri kami dengan membawa dua Juice jeruk di tangannya
"Ini"  Lanjutnya yang mengulurkan Juice itu padaku

"Terima kasih"  Ucapku saat menerimanya

"Sam"  Ucap Farei saat mengulurkannya pada Sam

"Aku tidak haus"  Ucap Sam datar Namun dengan tatapan tajam

Farei hanya menanggapinya dengan menaikkan kedua alisnya, dan dia pun meminumnya sendiri

"Bagaimana, apa kalian sudah menemukannya?"  Ucap Farei

Aku hanya menanggapinya dengan gelengan kepala

"Jangan khawatir, kita masih punya banyak waktu"  Ucap Farei dengan tenang

"Kenapa kau terlihat begitu sangat tenang?"  Ucap Sam yang menatap Farei dengan tajam

Hening...

Suasana menjadi hening saat Farei hanya diam dan menatap Sam seolah ada sesuatu yang di pikirannya

"Hey, aku bicara padamu, kenapa kau hanya diam dan menatapku seperti itu?"

"Tidak papa. Aku hanya.."

Ucapan Farei terhenti saat mendengar suara ponselku yang berdering, menandakan panggilan masuk, aku segera mengangkatnya dan menjauh dari mereka,

"Kau dimana?"

Ucap suara di seberang sana

"Ya, aku akan keluar sekarang"  Ucapku seraya berjalan menuruni tangga

Begitu tiba di depan gerbang. Kulihat mobil BMW berwarna gelap milik kak Mike. Terparkir tak jauh dari depan gerbang. Akupun segera menutup teleponnya dan masuk ke dalam

"Kenapa lama sekali?"  Ucap kakak seraya melajukan mobilnya

"Maaf, tadi ada sesuatu yang harus kuselesaikan dulu"  Ucapku seraya memasang Seatbeltku

Androphobia Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang