Bab 12

1.2K 95 2
                                    

                  Pembunuhan
                           
                      *   *   *
                           
Seorang laki-laki yang masih mengenakan seragam sekolah tergeletak tak berdaya dengan darah yang mengalir dari perutnya

"Jihyuk, kau akan Baik-baik saja, aku akan membawamu ke rumah sakit"  Ucapku seraya memegangi tangannya yang berlumuran darah 

"Marlyn, dengarkan aku, cepat pergi dari sini, carilah seseorang yang bisa melindungimu, jangan pikirkan aku, aku janji, aku akan baik-baik saja"  Ucapnya dengan terbata-bata menahan sakit di perutnya

"Tidak, aku tidak akan meninggalkanmu, kau akan baik-baik saja, kita akan pergi ke rumah sakit, kau akan segera sembuh"  Aku mulai terisak

"Aku mohon untuk kali saja, dengarkan aku, kenapa kau tidak pernah mau mendengarkan kata-kataku"

"Aaaahhkk.!"

Tiba-tiba seorang pria menarik rambutku dari belakang dan melemparku hingga menabrak dinding, aku terkapar di lantai dengan menahan sakit di punggungku, pria itu melangkah mendekatiku seraya memegangi sebilah pisau yang berlumuran darah

Dia berjongkok di hadapanku dan meraih pergelangan tanganku, dengan dinginnya, dia membuat goresan-goresan di telapak tanganku dengan ujung pisaunya, yang membuatku meringis kesakitan

"Lihat, namaku sudah terukir di telapak tanganmu, kau tidak akan bisa mengingkarinya lagi"  Ucapnya dengan dingin

"Menjauh darinya dasar berengsek!"  Jihyuk berdiri dengan tertatih-tatih dan menyerang pria itu dari belakang. Namun dengan mudahnya pria itu membalikkan tubuhnya, dan?

JLEB. .

Pria itu menusuknya dengan pisau itu, ia menusuknya berkali kali hingga membuat Jihyuk terkapar di lantai

"Tidaaaaakkkkk.......!!!!!"

Aku terperanjat membuka mata dengan tubuh gemetaran dan keringat dingin yang membasahi tubuhku

"Marlyn, ada apa? Kenapa kau berteriak-teriak"  Ucap kakak saat memasuki kamarku

"Kakak, kita harus menyelamatkannya, kita harus menolongnya, dia terluka, dia mengeluarkan banyak darah, kita harus membantunya"  Ucapku dengan tergesa-gesa

"Siapa?"

"Jihyuk, dia terluka, dia mengeluarkan banyak darah, seorang pria menusuknya, dia sekarat kakak, aku mohon kita harus menyelamatkan dia. !"  Ucapku yang mulai historis

"Marlyn, tenanglah, kau hanya bermimpi, tidak ada yang bernama Jihyuk disini!"

"Tidak, aku tidak bermimpi, pria itu bahkan menggores telapak tangan--?"  Ucapanku terhenti saat melihat telapak tanganku yang mulus tanpa bekas goresan sedikit pun

Mimpi? Jadi semua itu hanya mimpi, tapi kenapa rasanya sesakit ini,  kenapa aku merasa sangat tersiksa

"Tidak papa, semua akan baik-baik saja, itu hanya mimpi"  Ucap kakak yang menyeka airmataku dengan ibu jarinya
"Tunggu sebentar, akan kuambilkan air untukmu, Astaga kenapa kau tegang sekali"  Lanjutnya yang beranjak berdiri meninggalkan kamarku

Saat kakak pergi, kulihat sebilah pisau di keranjang buah di atas meja di samping tempat tidurku, perlahan kuulurkan tanganku untuk maraihnya,

Lihat, namaku sudah terukir di telapak tanganmu,

Suara itu masih terngiang-ngiang di kepalaku, bahkan aku masih bisa merasakan bagaimana ketika pria itu mengukir namanya di telapak tanganku, perlahan kupejamkan mataku dan mulai mengikuti setiap gerakannya saat ujung pisau itu menyentuh telapak tanganku

Androphobia Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang