Bab 52

318 42 23
                                    


                            * * *
"Haahh!" Aku terperanjat membuka mata dengan napas tersengal-sengal menyesakkan dadaku, jantungku berdegup kencang, seluruh tubuhku bergetar hebat bersamaan dengan keringat dingin yang terus bercucuran membasahi tubuhku, ada apa denganku, kenapa aku seperti ini, itu hanya mimpi, tapi kenapa rasanya sesakit ini, tanpa sadar aku menangis dalam diam sembari menepuk-nepuk dadaku berusaha untuk bernapas, namun rasa sakit ini justru semakin bertambah

Ya Tuhan, sampai kapan aku harus seperti ini, rasa sakit akibat berusaha melupakan sesuatu yang bahkan tidak bisa kuingat itu sangat menyakitkan, sebenarnya apa yang begitu penting hingga aku tidak bisa mengingatnya, dan kenapa rasanya sesakit ini

Sam

Tiba-tiba aku teringat akan Sam yang selalu membuatku bisa melihat bayangan masa laluku hanya dengan menyentuhnya, haruskah aku meminta bantuannya, terlepas dari semua masalahku dengannya, tapi bagaimana, dia bahkan tidak mau menjabat tanganku saat kubilang ingin berteman dengannya

Kulihat jam yang menggantung di dinding kamarku menunjukkan pukul 00.00 kenapa aku selalu terbangun di tengah malam begini, apa ini karena tragedi yang menimpaku 3 tahun lalu terjadi tepat di jam dua belas malam, kupikir setelah berhasil mengingat semua itu, segala hal buruk tentang diriku akan pergi dengan sendirinya, namun hingga kini mimpi-mimpi ini masih terus menghantuiku seakan masih ada hal yang kulewatkan

Tapi apa?

Dengan perasaan gundah yang bercampur aduk perlahan aku beringsut duduk di pinggir ranjang untuk memakaikan gips di kaki kirikku lalu beranjak berdiri mengambil mantel berhoodie sepanjang lutut untuk menutupi piyamaku, aku harus hentikan ini, tidak peduli bagaimanapun caranya, aku tidak ingin hidupku terus-menerus dihantui oleh bayang-bayang masa laluku

Dengan bermodalkan tekad dan sedikit keberanian, diam-diam aku mengendap-ngendap keluar meninggalkan rumah dengan menggunakan Taxi online

Entah apa yang kulakukan, selama di perjalanan aku tak henti-hentinya memikirkan hal itu, apa yang kulakukan, di tengah malam begini, pergi sendirian dari rumah hanya untuk menemui seorang pria

Yang benar saja

Tapi aku harus tetap lakukan ini, apapun yang terjadi, aku harus selesaikan semua masalahku dengannya, karena aku yakin semua keberanian ini akan hilang begitu matahari terbit

Tepat pukul 00.30 aku tiba di depan gedung Apartemen Avenue, gedung apartemen pencakar langit dengan arsitekturnya yang rumit, aku ingat saat terakhir kali menginjakkan kaki di gedung ini, saat itu aku dan Farei berniat untuk mengambil buku catatan belasungkawa yang kami kumpulkan atas nama Marsya dari para siswa di sekolah, namun sialnya tiba-tiba saja Sam malah menciumku, sejak saat itulah aku mulai merasakan penglihatan-penglihatan itu, setiap kali tanpa sengaja kami saling bersentuhan

Aku tidak pernah berpikir akan kembali menginjakkan kaki di tempat ini, mengingat apa yang pernah ia lakukan padaku, menciumku secara tiba-tiba, namun nyatanya kini aku tengah berdiri di lobby menunggu pintu lift terbuka

Ting...

Suara dentingan lift terdengar begitu pintu lift terbuka, tanpa berlama-lama lagi aku langsung melangkah masuk dan memencet tombol dengan angka 15 yang akan membawaku ke lantai 15, mungkin karena ini sudah lewat tengah malam dan aku tidak melihat seorangpun di sini kecuali satpam yang berjaga di luar, jadi suasananya terasa begitu sunyi dan mencekam

Ting...

Suara dentingan lift kembali terdengar saat aku tiba di lantai 15, sesaat aku sempat ragu, apakah aku melakukan hal benar, tapi kenapa aku merasa sangat takut, dengan ragu perlahan aku berjalan menyusuri lorong apartemen yang nampak lenggang dan sunyi ini hingga akhirnya aku tiba di depan pintu apartemen 109

Androphobia Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang