6. Running

522K 46.6K 2K
                                    


"Jadi, berdasarkan pengamatan gue dua hari ini, gue udah tahu siapa pelakunya."

Salsa dan Nadin lantas mengikuti langkah Fira ke luar kelas, mengimbangi langkah-langkah pelan cewek itu.

"Siapa?" desak Salsa tak sabar.

"Kerah seragamnya kelihatan masih kaku. Jadi gue yakin dia masih kelas sepuluh." Fira mengusap dagunya-bergaya bak detektif profesional.

"Jadi, siapa?" kali ini Nadin yang mendesak.

"Tapi gue yakin dia cuma orang suruhan. Pelaku sebenarnya justru anak kelas dua belas."

"Kebanyakan intro lo." Nadin makin tak sabar. "Buruan nggak, kasih tahu! Atau gue buka aib lo ke kak Aldi sekarang juga."

Fira menghentikan langkahnya, kemudian langsung menghadap Nadin sambil memohon. "Jangan dong, Nad. Tega bener lo. Mau taruh di mana muka gue kalo ketemu dia nanti?"

"Ya tetep di situ muka lo. Kayak kak Aldi kenal sama lo aja," dengus Nadin masih kesal.

Salsa sudah terbahak di sebelah Fira. Temannya itu memang paling lemah bila dikaitkan dengan kakak kelas yang disukainya.

"Jadi, siapa otak di balik ulat melayang waktu itu? Mau gue labrak orangnya!" kesal Salsa.

Fira menoleh pada Salsa. "Yakin lo berani ngelabrak dia?"

"Berani! Siapa?" tantang Salsa.

"Kak Regina. Satu-satunya cewek yang ngaku kalo kak Galen itu pacarnya."

"Yang mana kelasnya? Tunjukkin ke gue!"

"Sal, jangan cari perkara, deh!" kata Nadin memperingati. "Kak Regina itu bukan cewek sembarangan! Dia itu terbiasa hidup serba kecukupan. Dia merasa semuanya bisa dia dapetin dengan mudahnya. Dan dia nggak akan pernah puas sebelum bisa dapetin apa yang dia mau."

Salsa merasa tersinggung secara tidak langsung karena kata-kata Nadin. "Jadi maksud lo, mentang-mentang hidup gue nggak berkecukupan kayak dia, trus gue yang harus diem aja, gitu?"

"Bukan gitu, Sal. Please, lo peka sedikit, dong." Nadin jadi gemas sendiri dengan reaksi Salsa. "Maksud gue, kak Regina itu terobsesi banget sama kak Galen. Dia akan lakuin segala cara buat dapetin cowok yang dia suka. Termasuk singkirin cewek-cewek yang lagi dekat sama kak Galen."

Salsa memutar bola matanya. "Jadi, maksudnya dia anggap gue saingannya?"

"Ya nggak gitu juga sih, Sal." Fira ikut menyahut. "Dari sudut mana pun, lo sama sekali nggak bisa dianggap saingan yang sepadan kalo dibandingin sama kak Regina." Ia melirik Salsa dari atas hingga bawah dengan tatapan malas.

"Sialan." Salsa yang merasa tersinggung justru tertantang. "Kita lihat aja, kak Galen bakal lebih pilih gue atau cewek itu nantinya."

Fira dan Nadin kompak tertawa mendengar nada percaya diri Salsa, hingga membuat Salsa semakin kesal bukan main.

Sekumpulan siswa siswi yang berkerumun di depan mading seketika menarik perhatian mereka. Ketiganya kompak menghampiri pusat kerumunan untuk melihat sesuatu yang baru saja ditempel pengurus mading di sana.

Sorak sorai dan tepuk tangan siswa siswi itu membuat susana di depan mading semakin ricuh. Hal ini mengundang lebih banyak orang yang mengerubungi benda yang menempel di dinding sekolah mereka.

"Kak Galen juara satu olimpiade."

"Wah, hebat."

"Nggak heran. Pinter banget, sih."

"Boleh foto bareng nggak, ya?"

"Mau mati lo?"

Tanpa perlu membaca sesuatu di mading, Salsa sudah tahu kabar apa yang membuat orang-orang di sekitarnya tampak heboh dan antusias. Galen juara 1 olimpiade Matematika.

My Ice Boy [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang