24. Lima Detik

498K 38.9K 4K
                                    


"Silakan tarik perhatian gue sepuas yang lo mau. Gue nggak akan nolak lagi. Karena gue tahu, rule gue cuma satu biar nggak kehilangan lo."

____________________________________

Hari itu, lengkap sudah kesialan Galen. Memang salahnya sendiri. Seharusnya ia mengajak Ken berunding dahulu sebelum menyusul Salsa di sanggar. Hasilnya, rengekan Ken sukses membuat Salsa dan Arnan mencurigainya.

Namun, bukan Galen namanya bila tidak bisa cepat mengendalikan situasi. Galen mengatakan bahwa yang memintanya membawa Ken ke sana adalah mamanya Ken. Tante Mira menginginkan Ken bisa mendalami seni tari dan peran di sanggar itu. Dan, beruntung Galen lebih cepat membekap mulut kecil Ken sebelum bocah itu menyangkal lagi dan mengharuskannya mencari alasan lain.

Kesialan lainnya adalah Arnan menuntutnya mengganti kameranya yang rusak akibat ulah Ken. Tentu saja hal ini membuat Galen pusing tujuh keliling. Meminta uang dalam jumlah besar pada papanya tidak semudah yang orang lain pikir tentangnya. Dan kalaupun Roy memberinya uang, Galen khawatir papanya malah semakin menuntutnya yang macam-macam, terutama yang berhubungan dengan Cherry.

Kesialan Galen tidak hanya sampai di situ. Tante Mira memarahinya habis-habisan karena ia membawa Ken tanpa seizinnya.

“Harusnya Tante curiga waktu kamu dengan sukarela mau jemput Ken di rumah papanya. Kalau saja bukan karena Tante yang malas ketemu sama papa Ken dan istri barunya itu, Tante juga nggak akan setuju kamu jemput Ken. Kamu ajak Ken ke mana aja sampai sore begini? Kamu juga nggak kasih dia makan, kan?”

Ya, Tante Mira memutuskan berpisah dengan suaminya tahun lalu. Alasannya sederhana, mereka menganggap sudah tidak cocok. Walau alasan Mira sebenarnya adalah karena ia mencurigai suaminya berselingkuh dengan wanita lain. Dan terbukti, tidak lama dari perceraian mereka, Billy menikah lagi dengan wanita lain.

Sejak saat itu, keduanya sepakat untuk bergantian mengasuh Ken. Seminggu di rumah Mira, seminggu di rumah Billy, begitu seterusnya.

Galen sengaja memperlambat langkahnya ketika melewati kelas Salsa. Ia menoleh sekilas ke dalam kelas itu. Senyumnya samar-samar muncul ketika melihat Salsa ada di dalam, sedang menggenggam susu coklat. Galen yakin, sebentar lagi Salsa akan menghampirinya di kelas.

Baru saja selangkah menjauh dari pintu kelas Salsa, Galen menghentikan langkahnya dengan tiba-tiba. Hari memang masih pagi. Belum banyak siswa siswi yang berdatangan. Hal ini membuat Galen dapat mendengar dengan jelas percakapan Salsa dengan dua orang temannya.

“Ciye yang kecewa gara-gara nggak jadi dapet first kiss dari kak Arnan.”

“Apaan, sih, Nad? Biasa aja. Siapa juga yang ngarep?”

“Hm, masih pura-pura. Kebaca kali dari muka lo.”

“Eh, eh, tapi gimana kalo tiba-tiba kak Arnan kasih kejutan buat Salsa saat pentas?”

“Kejutan apa?”

“Mungkin aja dia tiba-tiba sengaja melenceng dari naskah dan nyium lo beneran di ending drama nanti. So sweet banget nggak, sih?”

“Ngaco lo!”

Jangan ditanya seberapa panas Galen mendengar percakapan itu. Napasnya bahkan sudah tidak beraturan ketika membayangkan hal yang tidak ia inginkan sampai terjadi.

Galen memutar tubuhnya, mengubah arah langkahnya hingga memasuki ruang kelas Salsa. Dengan langkah-langkah lebar, ia mendekati Salsa yang tampak salah tingkah sambil menggigit sedotan kecil yang menghubungkannya dengan susu kotak di genggamannya.

My Ice Boy [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang