19. Gengsi Bilang Suka

424K 37.6K 2.5K
                                    


"Why is it so hard to say that I love you?"

________________________________

“Hi, my fiance.”

Galen berusaha mengabaikan Cherry, namun cewek di depannya itu justru sengaja menghalangi langkahnya ketika ia hendak melanjutkan langkah.

“Kita bakal sering ketemu,” kata Cherry yang mengabaikan tatapan tidak suka Galen padanya. “Jadi, lo udah bisa mulai kenal gue lebih jauh, begitu pun sebaliknya. Kita mau mulai dari mana? Makan siang bareng di kantin atau nonton bareng pas pulang sekolah nanti?”

Galen sungguh tidak fokus. Walau Cherry sejak tadi bicara panjang lebar padanya, namun pandangan dan pikiran Galen sibuk mengamati Salsa yang masih berbicara dengan Arnan tidak jauh dari tempatnya berdiri.

“Gimana kalo siang ini gue traktir makan di kantin?”

Sentuhan tangan Cherry yang tiba-tiba, membuat Galen terpaksa menoleh pada cewek itu. Cherry baru saja menggandeng lengannya.

“Anggap aja sebagai perkenalan. Yuk, kita ke kantin,” ajak Cherry sambil setengah menyeret tubuh Galen.

Galen menahan kakinya sendiri. “Kita nggak perlu saling kenal!” ucapnya dingin kemudian memaksa Cherry melepaskan tangannya.

“Gue ini calon tunangan lo, kalo lo lupa.” Cherry kembali menarik sebelah tangan Galen agar tetap di tempat. “Lo tahu sendiri, kan, kalo perjodohan ini penting banget?”

Galen berdecak sekali. Ia benci diingatkan akan satu fakta itu, bahwa perjodohannya dengan Cherry memang penting bagi papanya.

“Jadi, jangan bertingkah seolah lo nggak mau dijodohin sama gue. Kita bakal tetap tunangan nantinya.”

“Cherry!”

Seruan seseorang dari balik punggungnya, membuat Cherry dan Galen kompak menoleh. Seorang siswi berkacamata tebal yang adalah teman sebangku Cherry kini sudah ada di dekat mereka.

“Pak Yanto minta kamu ke ruang guru sekarang. Diminta isi data-data murid pindahan yang masih belum lengkap,” kata siswi itu lagi.

“Sekarang?” tanya Cherry.

Siswi itu mengangguk, sementara Cherry mencebikkan bibirnya kesal. Ia kesal karena merasa menghambat momennya dengan Galen.

Galen memanfaatkan keadaan ini. Ia melepaskan tangan Cherry dari tangannya, kemudian buru-buru menyusul Salsa dan Arnan yang mulai memisahkan diri satu sama lain.

Seruan Cherry yang meminta untuk ditemani ke ruang guru sama sekali tidak dihiraukan Galen. Galen justru mempercepat langkahnya menjauh.

“Kalo gitu, sampai ketemu, Sal,” Arnan melambai singkat pada Salsa. Kemudian berbalik pergi ketika memastikan cewek itu sudah masuk ke kelasnya.

Galen terdiam di depan kelas Salsa dengan tanda tanya besar di kepalanya. Tadi Salsa jawab apa? Apa Salsa terima tawaran Arnan buat jadi Putri Salju?

Galen penasaran setengah mati. Ingin sekali ia menerobos masuk ke kelas Salsa dan bertanya langsung pada cewek itu. Namun tentu saja itu tidak mungkin. Bisa-bisa Salsa benar-benar mengira Galen menyukainya.

Galen memaksa langkahnya menuju ke kelasnya sendiri. Namun sialnya, rasa penasaran terus saja memenuhi kepalanya bahkan ketika ia sudah duduk di kursinya.

Matanya meneliti sikap riang Arnan yang duduk di bangku deretan depan. Apa Salsa menerima tawaran itu? Galen tidak sudi bila harus bertanya langsung pada Arnan.

My Ice Boy [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang