halaman 5

54 2 0
                                    

.Author POV

Malam yang terang dengan pancaran sinar bulan dan bintang,Zahra duduk menopang dagu pada meja dekat jendela menghadap langit malam itu. Ada guratan kesedihan pada raut wajahnya.

Dia beranjak dari kursih duduknya menuju meja riasnya. Mengambil album yang disimpan dalam laci meja itu.

Setelah album itu sudah ditangannya,dia mulai membuka setiap lembarannya. Dia menghapus air matanya yang telah jatuh.

Dia tidak bisa membohongi dirinya bahwa dia sangat merindukan orang yang telah tiada. Orang yang menyayangi dan mencintainya dengan tulus.

Ponselnya berdering diatas meja. Zahra menatap sejenak ponselnya. Tante ana. Desisnya.

"Assalamu'alaikum ra." Ucap seseorang yang ada diseberang sanah.

"Wa'alaikumsalam tant."

"Zahra sayang,kamu baik-baik sajakan?" Tanya yang diseberang seakan khawatir.

"Zahra Baik-baik saja tant." Ucapnya berbohong.

"Zahra,kalau kamu ada masalah kamu cerita sama tante. Tante akan selalu mendengarkannya sayang."

"Tidak tante,aku Baik-baik saja kok."

"Yah sudah kalau tidak ada apa-apa. Kamu istrahat yah... tante tutup teleponnya. Assalamu'alaikum."

"Wa'alaikumsalam tant." Sambungan telepon dimatikan. Zahra menuju tempat tidurnya membaringkan tubuhnya,menghentikan sejenak aktifitas otaknya. Matanya mulai terpejam,dan akhirnya dia terlelap tidur.

.Fariq POV

Ya Allah,aku memohon kelimpahan atas segalanya kepadaku. Berikan aku jodoh yang baik untukku. Aamiin...

Setelah melaksanahkan shalat subhu,aku menemui orangtuaku yang telah menungguku diruang makan.

"Pagi pa ma." Ucapku seraya duduk.

"Pagi sayang." Ucap mama. Mama masih menyiapkan sarapan pagi dibantu oleh bibi ija.

"Fariq,hari ini kamu tidak kemana-manakan?" Tanya papa yang sudah duduk di kursi ruangan itu.

"Tidak. Memangnya ada apa pa?"

"Tidak ada apa-apa kok sayang." Ucap mama. "Sebentar bisakan kita ke rumah zahra?" Ucap mama seraya duduk.

"Iya,apa kamu bisa fariq?" Tanya papa lagi.

"Sepertinya bisa. Jam berapa kita akan kesanah?"

"Setelah makan sayang." Ucap mama.

.Author POV.

Acara makan telah selesai. Keluarga indra kemudian menuju rumah zahra. Fariq sendiri tidak tahu menahu tentang perjodohannya dengan zahra. Orangtuanya seakan menyembunyikan hal itu pada fariq.

*
Zahra sedang sibuk membersihkan rumahnya dibantu oleh sarti. Mulai dari merapikan ruang kamar,ruang tamu sampai taman belakang.

Suara mobil menghentikan kegiatannya bersih-bersih.
"Bi,coba lihat siapa yang datang."

"Baik nona." Kemudian sarti menuju ruang depan.

*
"Nona,tuan indra dan nyonya ana menunggu nona di depan." Zahra menghentikan kegiatan menanami mawar kesayangannya.

"Baik bi. Bilang sama tante ana,aku akan kesanah. Aku mau mandi dulu."

"Baik nona."

*
Zahra kemudian membersihkan tubuhnya yang berkeringat.
Setelah selesai membersihkan tubuhnya,dia turun ke bawah dengan gamis simplenya untuk menemui indra dan ana.

Diruang tamu,indra,ana dan fariq sudah duduk dan menunggu zahra.

Zahra datang dengan diikuti sarti dibelakangnya. Sarti membawa minuman. Zahra kemudia duduk. Dia tersenyum pada keluarga itu.

"Bagaiman kabar kamu zahra?" Tanya indra pada zahra.

"Alhamdulillah baik om."

"Syukurlah kalau seperti itu. Zahra,kedatangan om dan tante kesinih karena ada yang ingin om katakan sesuai permintaan papa kamu sebelum dia meninggal." Zahra terdiam,dia mengerutkan keningnya bingung.

"Permintaan apa om? Kok zahra tidak tahu."

"Karena dulu waktunya belum tepat dan sekarang,waktu yang tepat nak untuk memberitahukan hal ini kepada kamu." Zahra semakin dibuat bingung dan bertanya-tanya dalam hati. Zahra terdiam. "Papa kamu dan om sudah membicarakan hal ini sebelumnya dan papa kamu setuju." Ucap indra lagi. Zahra menatap indra bingung.

"Maksud om?" Tanya zahra semakin bingung.

"Begini zahra,Papa kamu dan om sudah menjodohkan kamu dan fariq saat kalian masih kecil." Ucap indra seketika membuat zahra dan fariq saling menatap satu sama lain.

"Apa,dijodohkan?" Ucap keduanya bersamaan.

harapan dalam do'a.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang