halaman 11

46 3 0
                                    

Tepat waktu. Zahra telah menghabiskan makanan itu dan fariq telah datang setelah itu. Fariq tersenyum menatap zahra dan segera duduk disampingnya.

"Jam berapa pulangnya,biar aku bisa jemput. Soalnya setelah ini aku harus pergi."
Tanyanya pada zahra.

"Emang kakak mau kemana lagi sih...?"

"Aku ada urusan."

"Yah sudah kalau ada urusan. Tidak usah pake nawarin segala. Aku juga tidak berharap kok sama kakak. Lagian aku bisa pulang sendiri naik taxi."

"Oky baiklah. Terserah kamu saja. Aku hanya mengikuti keinginan mama kok. Kalau kamunya tidak mau diantar juga tidak apa-apa." Ucap fariq membuat hati zahra sedikit ngilu mendengar ucapan fariq. Setegah itukah fariq kepadanya? "Bagaimana,apa mau dijemput? Kalau mau,aku akan kembali lagi kesinih." Zahra hanya diam.
"Diam berarti setuju. Aku pergi dulu yah... Assalamu'alaikum.." ucapnya kemudian pergi.

"Wa'alaikumsalam" ucap zahra setelah fariq tidak nampak lagi. Dia menarik napasnya lagi. Ada sedikit rasa sakit yang dia rasakan didalam hatinya.

*
Fariq melajukan mobilnya menuju bandara. Dia ingin menyambut sahabatnya hasan yang akan tiba ke indonesia. Dia melirik jam tangannya. Lumayan lama menunggu tepat pukul 3 lewat 10 menit,sahabatnya hasan terlihat dan baru keluar. Dia menyunggingkan senyumnya pada sahabatnya dan seraya berdiri memeluk sahabatnya yang telah ada dihadapannya.

"Gimana kabar kamu kawan?" Tanya fariq kepada hasan setelah melepas pelukannya.

"Seperti yang kamu lihat ini kawan.. Banyak yang pengen aku ceritain ke kamu." Ucap hasan pada fariq seraya melangkah bersama keluar dan menuju parkiran.

"Alhamdulillah..." ucap fariq. Mereka kemudian masuk kedalam mobil. "Mau cerita apa? Aku penasaran." Tanya fariq pada hasan.

"Nyantai dongk. Baru juga nyampe dan duduk."

"Oky baiklah. Tapi kamu harus cerita yah..."

"Oky sipp." Fariq kemudian melajukan mobilnya keluar dari parkiran.

*
Setelah mengantar hasan sahabatnya,dia kembali ke butik. Ingin memastikan apakah zahra sudah pulang atau belum. Entah mengapa,sekarang dia mulai perhatian pada gadis itu.

Dia tiba dihalaman butik dan memarkirkan mobilnya.

"apa zahra sudah pulang?" Tanya fariq pada karyawan butik yang masih terlihat sibuk.

"Belum mas. Nona zahra masih ada di ruangannya." Ucap wati. Fariq menarik napas lega. Kemudian dia menuju ke ruangan zahra.

Dia melangkah masuk namun belum sempat masuk,dia melirik dari luar pintu yang tidak tertutup rapat,zahra sedang berdo'a dalam shalatnya.

Fariq mendengar dengan baik do'a itu.
"Ya Allah,jika memang dia ditakdirkan untukku,maka mudahkanlah setiap urusan kami. Karena bersamanya aku ingin menyempurnahkan separuh ibadahku kepadaMU. Aamiin..."

Fariq tersenyum mendengarnya. Dia mengurungkan niatnya untuk masuk. Dia mengambil ponselnya pada saku celananya.

*
Zahra telah kembali duduk di meja kerjanya. Ponselnya bergetar tanda Notifikasi wattsap. Dia mengambil ponselnya dan membaca pesan itu.

Fariq: mau dijemput atau pulang naik taxi?

Zahra berpikir sejenak. Ada rasa ragu pada hatinya.

Fariq: jangan kelamaan mikirnya.

Zahra membaca pesan singkat itu Baik-baik. "Kok dia bisa tahu kalau aku sedang berpikir?" Lirihnya.

"Iya jemput."

Fariq: baiklah,tunggu aku beberapa menit lagi.

Zahra meletakan kembali ponselnya. Ada senyum yang terlihat dari sudut bibirnya. Hati kecilnya ikut menikmati kebahagiaan yang tercipta.

harapan dalam do'a.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang