halaman 25

101 4 0
                                    

Dear fariq.

Mungkin setelah kamu membaca lembaran surat ini,aku telah pergi untuk selamanya.

Beberapa bulan kita hidup bersama sebelum kepergianku,kamu rela membagi perhatianmu pada kami istrimu.

Sungguh aku merasa cemburu saat perhatianmu lebih kamu berikan pada dia. Aku cemburu fariq namun aku hanya diam.

Aku sadar aku hanya istri kedua dalam rumah tangga ini. Aku hanya sebagai penghalang hubungan cinta diantara kalian berdua.

Setiap saat aku melihat kemesraan kamu dan dia. Sungguh aku tidak sanggup. Namun aku mencoba untuk kuat. Aku sadar,aku memang yang salah. Aku yang memulai segalanya hingga kisah ini serumit ini.

Aku memang membenci wanita itu namun aku juga berhutang nyawa terhadapnya.

Dia yang telah membujukmu hingga kamu mau menikah denganku dan berbagi perhatianmu.

Namun semakin hari seiring waktu,aku mulai menyadari bahwa cintamu bukan sepenuhnya untukku.

Cintamu sepenuhnya hanya untuknya. Aku hanya wanita penghancur hubungan kalian.
Aku menyadarinya.

Maafkan aku yang pernah berbuat salah. Untukmu zahra,maafkan kehilafanku. Aku telah menyadari semuanya.

Aku ingin pergi dengan tenang. Tak ingin aku menanggung beban dosa-dosaku pada kalian dan tetutama kamu zahra. Maafkan aku.

Terimakasih untukmu suamiku fariq,yang sudah mau menerimaku menjadi istrimu walau hanya untuk beberapa hari saja sebelum aku menghembuskan nafasku.

Aku masih mencintaimu.
Love you somach.
Santi.

*
Zahra membaca surat itu dengan linangan air mata. Fariq menghampus airmata istrinya lembut.

Mereka duduk disamping pusaran kubur dengan nisan bertuliskan Santi Adiananta.

Lembaran kertas berwarnah pink itu telah basah dengan air mata zahra. Fariq merangkul istrinya. Mengusap kepala istrinya lembut.

Zahra kemudian menaburkan bunga diatas pusaran itu dan setelah itu fariq meletakan buket bunga lili kesukaan santi dipusaran kubur itu beserta kertas itu.

Mereka kemudian melangkah menjauh dari makam itu. Zahra berjalan beriringan bersama fariq.

"Kak,aku mau ziarah ke makam papa dan mama dulu yah sebelum kita pulang. Sudah lama aku tidak ziarah." Fariq mengangguk. Zahra menggenggam pergelangan tangan suaminya melangkah menuju ke makan yusuf dan fatma.

Mereka kemudian duduk di samping makan yusuf dan fatma.
"Ma,anakmu hadir lagi." Fariq mengusap lembut kepala istrinya.

"Sayang,kita pulang yah.." ujar fariq setelah mereka telah selesai membacakan do'a. Zahra mengangguk.

Mereka kemudian meninggalkan makan yang luas itu.

Langit yang tadinya cerah menjadi mendung dan berubah menjadi hujan gerimis mengiringi langkah kaki keduanya.


3 tahun kemudian.

"Sayang,serius kamu mau pergi ke kampus dalam keadaan yang seperti ini?" Zahra mengangguk. "Baiklah..,tapi kamu jaga yah kesehatan kamu. Jika sudah lelah,segera hubungi aku. Ingat,kamu sedang hamil dan sebentar lagi kamu akan melahirkan. Jaga anak kita." Ujar fariq memohon.

"Iya sayang. Dek,abi kamu perhatian loh sama umi" sambil mengusap pelan perutnya. Fariq menggenggam tangan istrinya dan ikut mengusap lembut perut istrinya.

"Sayang,jangan banyak gerak yah... nanti umi bisa lelah. Yah sayang." Lirih Fariq sambil mendekatkan wajahnya diperut istrinya kemudian mencium perut istrinya.

"Uda ngomongnya?" Fariq mengangguk dan tersenyum menatap istrinya. Fariq lantas mencium kening istrinya. Kemudian mengandeng tangan istrinya melangkah keluar bersama.

Ya Allah,terimakasih untuk semuanya. Kebahagiaanku saat ini sangat nikmat aku rasakan. Aku tidak ingin kebahagiaan ini pergi dari kehidupanku ya Allah. Harapan dalam setiap do'aku tak pernah henti aku panjatkan untuk mengaduh dan memuja keagungan dan kemuliaan-Mu,dalam tiap sujudku disepertiga malam dalam kesunyian yang mencekam. Aku ingin terus hidup bersamanya,menjadi bidadarinya hingga ajal yang akan memisahkan kami. Aamiin...

Fabiayy aalaa'i rabbikumaa tukazzibaan.
Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan.

~end...


Alhamdulillah,selesai lagi ceritanya. Maaf yah,jika kisah ceritanya mungkin kurang menarik. Maafkan Author yah sahabat.

Semoga kisah ini mengajarkan kita arti kehidupan yang sebenarnya.

Belajar ikhlas menerima,itu yang terpenting dalam kehidupan. Semoga Allah senantiasa meridhoi setiap langkah kita. Aamiin...

Wassalam.
Email: ani.nurani197@gmail.com
Facebook: aninurani.

harapan dalam do'a.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang