halaman 4

53 2 0
                                    

"Kakak gimana kabarnya,sudah berubah yah sekarang?"

"Kamu juga sudah berubah." Ucap Fariq. Zahra tersenyum.

"Masah sih kak. Sepertinya tidak deh."

"Menurutmu,tapi menurutku kamu sudah berubah. Lebih dewasa sekarang."

"Ihh kakak bisa saja deh." Ucapnya malu-malu. Pipinya sudah merona.

*
Ana melihat keduanya dengan tersenyum.

"Iq,mama mau ke luar dulu sebentar. Zahra...?"

"Iya tant."

"Tante mau keluar dulu sebentar. Mungkin sebentar tante tidak bisa balik,soalnya om lagi butuh bantuan tante. Tidak apa-apakan sayang."

"Iya tant."

"Iq,kamu bisa disinih dulukan untuk temenin zahra?"

"Apa mama tidak mau fariq antar?"

"Tidak perlu sayang. Iq,mama pergi dulu yah... zahra.."
"Iya tant."

"Assalamu'alaikum.."

"Wa'alaikumSalam ma." Jawab fariq dan zahra bersamaan.

Ana telah pergi,hanya tinggal fariq dan zahra dalam ruangan itu.

"Apa kamu tidak lapar?" Tanya fariq menghilangkan rasa canggungnya.

"Lapar kak." Fariq berpikir sejenak.

"Bagaimana kalau sekarang kita pergi keluar sekalian cari makanan?"

"Wah ide bagus tuh kak. Boleh boleh..." ucapnya antusias.

*
Fariq dan zahra kemudian keluar untuk sekedar jalan-jalan dan mencari makan.

Hingga fariq menghentikan mobilnya di warung pinggir jalanan.

"Kakak ngajak aku kesinih?" Fariq mengangguk. Zahra tersenyum.

Mereka kemudian memesan dua mangkok bakso dan dua gelas es teh. Mereka menikmati makanan itu.

"Mas,istrinya cantik deh..." ucap sang penjual bakso pada fariq,membuat fariq batuk. Zahra tertawa melihat ekspresi fariq yang terkaget dan batuk.

"Mas ada-ada saja deh..." zahra masih tetap tertawa. "Kalau mas mau,mas boleh membawanya kok." Candanya membuat zahra berhenti tertawa dan menatapnya kesal. Fariq tertawa melihat tatapan zahra kepadanya.

"Wah...rejeki nomplok tuh mas. Boleh boleh... jarang-jarang loh mas,ada wanita cantik yang mau sama saya." Canda mas penjual bakso. Yang semakin membuat zahra kesal. Fariq makin tertawa.

"Kak fariq....." Panggilnya kesal. Fariq berhenti tertawa.

"Ada apa sih zahra. Sudah ahg,kita makan. Nanti keburu dingin lagi.

"Kakak tega banget deh sama aku. Aku tidak mau makan kalau gitu." Pura-pura cemberut. Fariq mencoba merayu.

"Kalau cemberut cantiknya ilang loh.." Godanya yang membuat zahra melebarkan senyumnya.

Mereka menikmati bakso itu dan sesekali dibarengi canda dan tawa diantara mereka.

harapan dalam do'a.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang