halaman 19

44 1 12
                                    

Tepat hari ini,zahra melakukan kegiatan layaknya mahasiswi. Dia mengikuti serangkain aktivitas di perguruan tinggi. Fakultas Agama menjadi tujuan utamanya. Selain ingin memperluas ilmu,dia ingin menambah wawasannya tentang islam. Hanya saja untuk saat ini,dia belum terlalu aktif di kampus.

"2 menit lagi." Lirihnya sambil menengok pada jam tangannya yang melingkar pada pergelangan tangannya hadiah dari fariq beberapa bulan lalu sebelum pernikahan.

Zahra tersenyum mengingat masa lampau dimana fariq memberikan secara langsung padanya. "Jangan nilai dari bentuk barangnya tapi nilailah siapa yang memberikannya,apa dia ikhlas atau tidak."

Zahra masuk kedalam mobilnya menuju ke resto.

*
"Pagi bu.."

"Iya. Bapak fariqnya ada?"

"Bapak fariq sedang keluar bu."

"Apa dia tidak memberitahukan akan kemana dia?"

"Katanya pak fariq sendiri,akan menjenguk sanak saudaranya yang sedang sakit."

Apa sakit? Siapa yang sakit,kok aku tidak tahu bahkan tante ana juga tidak memberitahukan hal ini kepadaku?"

"Oh iya,apa kamu tahu RSnya?" Resepsionis itu kemudian memberitahukan pada zahra. "Terimakasih yah.."

"Iya bu."

Penasaran yang dia rasakan saat ini. Segera dia menuju RS yang telah diberitahukan kepadanya. Ada rasa khawatir dan pikirannya mulai buruk lagi pada suaminya.

*
Dia memasuki RS namun dia bingun harus berbuat apa. Sedang dia tidak tahu siapa yang sakit dan siapa yang dijenguk oleh suaminya.

Zahra mengambil ponselnya dan mengangktifkan GPSnya untuk mencari lokasi atau lebih tepatnya posisi suaminya ada dimana.

Dan setelah melacaknya,zahra mendapati keberadaan fariq. Dengan sebagai ponselnya penunjuk lokasi,dia mengikutinya.

Tepat pada lantai 5,zahra berhenti pada sebuah pintu. Pintu dengan bagian kecilnya adalah kaca,dengan jelas zahra dapat melihat orang yang berada dalam ruangan itu. Dan zahra tahu siapa yang berada didalam ruangan itu.

Dia begitu lama menatap orang yang berada didalam ruangan.

"Permisi ibu,lebih baik ibu masuk saja." Zahra menoleh pada seorang suster.

"Eh.. eh terimakasih suster. Tidak,biar saya disinih saja suster. Kalau boleh tahu, suster tahu siapa pasien yang berada didalam?" Berusaha untuk tersenyum pada suster itu meskipun pikirannya sudah kacau.

"Oh yang didalam itu saudari santi darmawangsa. Apa ibu tidak mengenalinya?"

"Eh tidak suster. Hanya ingin memastikannya saja karena saya tidak mau salah masuk ruangan lagi." Berusaha untuk tenang. Suster itu hanya ber"oh" saja.

"Baiklah bu,kalau begitu saya harus pergi. Apa ibu tidak ingin masuk?" Tanyanya lagi.

"Tidak suster. Nanti setelah ini saja. Lagiyan sepertinya masih ada yang mengunjunginya dan mungkin pasien juga masih butuh istrahat."

"Dia itu koma bu dan belum sadarkan diri." Zahra menatap dibalik kaca. Serasa dirinya belum percaya akan hal yang di dengarnya. "Mari ibu..."
Zahra hanya mengangguk. Suster itu kemudian bergegas pergi.

Zahra masih menatap keduanya. Fariq terlihat begitu setia menemani pasien yang terbaring koma itu. Melihat hal itu,zahra mencoba untuk sabar. Ini mungkin salah satu jalan takdir yang telah tertulis untuknya. Dia masih percaya bahwa suaminya tidak akan mungkin berbuat yang tidak-tidak.

Dan dia masih menaruh harapan besar pada suaminya. Jika wanita itu hanya menjadi masalalunya,zahra tetap akan menerimanya tetapi bila wanita itu harus masuk kedalam lingkup keluarganya,maka hanya dengan ikhlas menerima takdir dan kesabaran yang harus dia lakukan. Karena Sejujurnya,sungguh dia tidak sanggup untuk melepaskan. Namun dia juga tidak meragukan kekuasaan dan takdir yang telah dituliskan oleh Allah kepadanya dan dia percaya semua akan indah pada waktunya.

Hanya butuh kesabaran dan tentunya kebenaran akan semuanya. Bila memang benar apa yang ada dalam pikirannya yang "tidak-tidak" tentang suaminya,maka hanya dengan mengikhlaskan adalah jalan terbaik.

Assalamu'alaikum,gimana ni sahabat. Aduhh... si santi pake koma segala lagi..

Tapi yang pasti endingnya tidak akan buat pembaca jengkel kok. Tenang aja. Lagi beberapa halaman kok baru sampai pada tahap akhir cerita. Ditunggu aja updatenya yah...

Wassalam.. :-)

harapan dalam do'a.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang