Aku hanya wanita lemah. Cemburu atau bahkan sakit hati,pasti akan aku rasakan. Namun semuanya semata-mata karena Allah.
~
Fariq dan zahra telah duduk di ruang tamu bersama indra dan ana. Mereka masih diam.
"Nak.." ucap indra membuat fariq dan zahra menoleh dan menatapnya. "Papa ingin kamu menikahi santi." Seketika membuat zahra menatap indra penuh tanda tanya.
"Maksud papa apa,kenapa papa nyuruh aku untuk menikah dengan santi?"
"Fariq,kamu tahukan santi itu hidupnya tidak akan lama lagi. Hanya ini keinginan terakhirnya."
"Pa,aku tidak bisa. Maafkan aku." Fariq menunduk. Zahra menggenggam tangan suaminya. Dia juga sebenarnya tidak kuat. Hatinya merasa sakit atas permintaan indra pada suaminya. "Pa,bukannya papa tahu aku telah berjanji pada diriku bahwa aku tidak ingin air mata zahra menetes lagi. Apakah aku harus mengingkari yang telah aku ucapkan dihadapan Tuhanku?" Ucapan fariq seketika membuat zahra menatapnya. Sungguh ucapan fariq menyentuh hatinya. Dia terus berdo'a dalam hatinya menyebut nama Tuhan-Nya.
Zahra mempererat genggaman tangannya pada tangan suaminya.
"Aku tidak bisa pa. Maaf" ujarnya lagi. fariq kemudian melangkah pergi."Zahra sayang." Panggil ana yang sekarang telah duduk disampingnya. Dia memegang tangan zahra lembut. "Ini demi seseorang nak yang memiliki keinginan terakhir. Apa tidak terbesitpun dihatimu untuk membantu orang tersebut?" Zahra hanya diam dalam tunduknya. "Sayang,jika ini berat bagimu maka mama tidak bisa memaksa kamu. Semuanya ada ditangan kamu nak. Bila kamu merestui,insyaAllah fariq pasti akan bersedia."
"Aku tidak tahu ma. Begitu sulit bagiku untuk berpikir sekarang. Aku butuh menenangkan pikiranku untuk saat ini begitu juga dengan fariq."
"Baiklah... tapi mama harap jawaban kamu nanti adalah yang terbaik sayang."
"InsyaAllah ma."
~☆
Setelah selesai shalat,zahra dan fariq duduk diatas tempat tidur.
Zahra sudah memikirkan hal ini seharian dan tidak ada pilihan lain lagi. Meski hatinya juga belum bisa ikhlas namun demi mengabulkan keinginan terakhir wanita itu,apa salahnya dia berkorban.
"Kak..." panggilan zahra seketika membuat fariq menoleh kepadanya. Zahra mengambil tangan suaminya dan digenggannya. Kedua tagannya menggenggam tangan suaminya.
"Kak..." fariq menatapnya lekat-lekat. "Aku mohon kakak terima permintaan papa dan keinginan terakhir santi." Fariq tercengang atas ucapan istrinya. Segera dia menarik tangannya dari genggaman istrinya.
"Bila kamu hanya meminta aku untuk masalah ini,aku minta maaf. Aku tidak bisa. Ini begitu berat bagi aku. Aku juga tidak ingin membuatmu sakit hati apalagi meneteskan air mata. Aku tidak sanggup untuk melihatnya. Aku tidak sanggup membuatmu menderita."
"Kak.." panggil zahra lagi. Fariq berhenti melanjutkan kata-katanya. "Ini juga berat bagi aku. Bahkan aku belum sepenuhnya untuk ikhlas. Namun,aku percaya pada Allah,Allah pasti sudah menuliskan hal ini dalam takdir hidup kita. Apa kakak percaya pada Allah,percaya bahwa semuanya akan indah pada waktunya?" Fariq diam. Dia mencernah baik-baik ucapan istrinya.
Sejujurnya,menyakiti hati istrinya adalah sesuatu hal yang tak sanggup untuk dia lakukan.
"Kak,aku mohon. Jika kakak tidak bisa melakukannya,aku tidak bisa berbuat apa-apa lagi."
"Aku tidak bisa. Maafkan aku." Lirihnya.
"Kak,bila kakak tidak bisa maka lakukan untuk aku. Bukan atas permintaan apalagi keinginannya. Lakukan hal ini untukku. Hanya untukku kak. Aku akan merasa berdosa sekali jika aku tidak bisa menolong seseorang yang berkeinginan besar saat dirinya masih hidup detik ini."

KAMU SEDANG MEMBACA
harapan dalam do'a.
SpiritualitéJangan pernah melihat kasih sayang Allah hanya pada satu sisi saja. Tapi lihatlah juga pada sisi lain kekuasaan Allah. Karena begitu banyak nikmat yang Allah berikan kepada kita,tanpa kita menyadari itu. Setelah musibah menimpah diri zahra,apakah di...